****
Hari kembali pagi semangat Ika lebih membara dari biasanya, meskipun sedikit mengantuk karena semalam Ika sulit memejamkan matanya, hatinya berbunga-bunga menerima perlakuan Altarik diluar benaknya, sesuatu yang amazing bagi Ika.
"kamu ya, dimakan nasi gorengnya jangan cuma dimainin sendoknya, makan yang banyak biar gak kurus kering Ika!" mama sedikit berteriak melihat putri satu-satunya melamun dan memainkan sendok.
"iya mama, sebentar pasti habis kok, lagipula nasi goreng mama itu ter debest Rasyanya Numero Uno!!" Ika terbahak hatinya ruang pagi ini
"ya sudah, cepat dihabiskan terus segera berangkat takutnya nanti kesiangan, kamu ga papa kan naik ojek online mama ga bisa anter kamu, mama harus berangkat lebih pagi soalnya banyak list orderan yang harus segera mama beli, mama berangkat ya jangan lupa kunci pintunya!" perintah mama dengan mengangkat tangan didekat telinga pertanda siap, Ika masih mengunyah nasi goreng dimulutnya.
Setelah Ika menyelesaikan sarapannya segera menata buku dan mengunci pintu rumah, dipesannya ojek online untuk segera berangkat ke sekolah.
"hai Ika belum berangkat?" tanya Tante Susi menyapa Ika
"iya Tante, habis belanja ya tan?" tanya Ika balik.
"iya Ika, makin kurus aja kamu susah makan atau gimana, yang banyak dong makannya, duluan ya Ika!" ucapnya kemudian
Ika hanya meringis mendengar ucapan tetangganya barusan, dilihatnya tubuhnya memang sangat kurus, sedikit terlintas dipikiran ingin sedikit menggemukan badannya.
"akan gue ajak Vera makan terus seharian, biar sedikit berisi Bandan gue, lagian palingan gampang kan gedein badan tinggal makan doang repot amat!" ucapnya seorang diri.
****
Sesampainya disekolah Ika berjalan sedikit menari hatinya riang tak bisa ditutupi.
"hey bocah kurus kerempeng, gila loe nari-nari gak jelas!" Janet menghadang langkahnya.
"gak kok!" ucap Ika menunduk
"oh keberanian loe udah luntur ya? kenapa kemarin sok Deket Ama gue pengen makan semeja Ama gue mimpi loe?" Janet semakin menyudutkan Ika.
"gue gak bakal ulangin lagi gue janji, udah ya!" Ika beranjak dan lagi-lagi Janet memegang tangan Ika dengan keras.
"gue pegang ucapan loe! ogah gue temenan Ama loe!!" Janet tertawa getir dan berlalu.
Ika berjalan biasa tanpa menunjukan kegembiraannya lagi, berjalan cepat menuju kelas segera ingin menceritakan apa yang dia alami kemarin, meskipun Janet mengoloknya Ika masih tersenyum ingin segera menemui Vera...
"Vera ..ver!!" dipeluknya Vera dengan tawa yang tersungging dibibir Ika.
"lepasin gue, kesambet apa loe?" tanya Vera bingung
"gue happy, bentar-bentar ada yang mau gue tunjukin ke elo dan pasti loe ga nyangka!" dengan berbinar Ika mencari ponsel dan menunjukan gambar Altarik kepada Vera
"ini siapa?" tanya Vera lebih kebingungan.
"ini Altarik masa loe ga lihat si ver!" Ika meyakinkan Vera yang menggeleng.
"ini photo blur Ika, ada photo yang lain mungkin?" tanya Vera lagi
"masa sih?" Ika menganalisa photo yang ia ambil kemarin sore, benar saja photo itu blue karena mungkin saat pengambilan photo Ika sedang berjalan apalagi photo ya tidak memiliki stabilizer, jadi memang blur. Ika sedikit kecewa dengan hasil jepretannya sendiri.
"emang itu photo siapa sih?" Vera masih penasaran dengan sahabat yang tak bisa ditebak ya.
"altarik, jalan berdua bisa ga disebut ngedate, jadi gue kemarin ngedate Vera" Ika lagi-lagi tersenyum kali ini dia menutup mulutnya.
"jalan sama Altarik, tunggu loe ga lagi bohongin gue kan?" Vera tak percaya
"ngapain gue bohongin loe, gini jadi kemarin gue jalan sama Altarik meskipun mungkin cuman 5 atau 8 menit aja!" dengan antusias Ika bercerita dan Vera menunjukan ketidak tertarikannya, Vera takut Ika kembali halu.
"jalan 5menit loe gila kali ya, Ika bisa gak sih kalau ngebokis itu uang sedikit masuk akal, jangan kaya gini, siapa yang bakal percaya sama loe!" Vera mulai kesal.
"tapi tunggu, Altarik beliin gue baju kok banyak lagi 4 banyak kan!" Ika meyakinkan Vera.
"jalan 5menit bisa beliin baju Altarik atau robot sih yang loe ceritakan, atau kemarin malem loe lagi mimpi terus mimpinya loe ceritain ke gue?" Vera mulai malas mendengar cerita Ika.
"kenapa sih loe ga pernah percaya sama gue, loe sahabat gue kan ver?" Ika mengucur mulutnya tanda mulai sebal dengan reaksi Vera yang diharapkan ikut bersemangat mendengar ceritanya justru ini malah sebaliknya.
"sory bukannya gitu, cerita loe itu ga masuk akal aja di otak gue, lagian kemarin udah jelas kan Altarik ga Nerima ajakan loe ngedate, terus sekarang tiba-tiba loe cerita sesuatu yang aneh!" Vera memegang lembut pundak Ika
"oke nanti siang loe ikut gue ucapin terimakasih sama Altarik ya, biar loe tau gue ga bohong!" Ika mengambil posisi duduk dimeja yang jaraknya sedikit jauh dari Vera, keceriaannya berubah menjadi wajah masam.
"hello Ika, cewek mabok sebelum minum, bego kering hidup lagi!!" sadga duduk tepat disamping Ika.
"loe ngomong apa? gue tau loe emang ganteng, tapi sayang ya kesopanan loe minus!" Ika semakin kesal mendengar hinaan sadga.
"sopan!! sama cewek kaya loe! ngapain tapi gue pengen duduk sini ga pengen pindah!" sadga tak peduli dengan perkataan Ika
"kenapa loe mau dideket gue? mau nyontek loe?"
"gue nyontek Yang ada loe nyontek gue, loe lupa loe bego nilai merah semua, gue kan juara kellas ika, dasar cewek mabok sebelum minum!" kali ini Ika berkacak pinggang tak terima dengan apa yang dikatakan sadga
"cukup ya sadga!! kalau loe deketin gue karena loe pengen tau tentang sahabat gue, gak bakalan sahabat gue, gue ijinin pacaran sama cowok ga sopan kaya loe!" Ika beranjak mencari tempat lain.
Vera hanya melihat sahabatnya dari jauh, dan Ika hanya melirik Vera, Ika masih sedikit kesal dengan reaksi Vera yang tak mempercayainya.
***
Bel berdering
Dengan cepat Ika menggandeng Vera menuju kantin.
"sabar dong Ika, jangan tarik-tarik gue?" Vera berusaha melepaskan tangan Ika.
"udah ver percaya Ama gue!" Ika masih saja menarik Vera,
Sesampainya dikantin tak dilihatnya Altarik disana, Ika memutuskan untuk mencari Altarik dikelasnya, terlihat dari kejauhan Altarik baru saja keluar kelas.
Seperti hari kemarin ketika ingin mendekati Altarik dada Ika tetap saja berdetak kencang. Ika berjalan mendekati Altarik yang tak melihatnya.
"tunggu!" ucap Ika dibelakang Altarik, sayangnya pemuda itu tetap saja berjalan tak menghiraukan sapaan Ika.
"altarik!" kali ini Altarik meoleh mendengar namanya disebut.
Altarik berbalik dan mematung melihat ika ya yang sekaranga ada didepannya, Vera nampak gelisah dengan apa yang dilakukan sahabatnya itu.
"aku cuma mau ngucapin terima kasih, baju yang kamu kasih ke aku kemarin, itu aja kok!" Ika memberanikan diri mengucapkan kata-kata yang sudah disiapkannya dari pagi.
"baju apa?" tanya Altarik dingin membuat Ika kembali menggigit bibirnya.
"kemarin Altarik!" Ika kembali berucap, melihat ekspresi Vera yang memelototinya membuat Ika sedikit bingung.
"kapan gue kasih baju ke loe, siapa kemarin yang ngasih ke loe?" tanya Altarik dingin
"supir kamu mungkin!" Ika menjawab pertanyaan Altarik.
"siapa nama loe? Brati bukan gue kan? loe terimakasih aja sama supir atau siapa itu?" altarik berbalik meninggalkan Ika, dan Vera melepaskan tangannya dari Ika dan berlari ke kelas, Vera terlihat malu atas apa yang dilakukan Ika. Ika mengikuti langkah Vera dan berusaha mencerna setiap kata yang Altarik ucapkan.
Ada kaki yang menjegal Ika, hingga Ika terjatuh sementara Vera sudah tak terlihat lagi.
"loe bego atau apasih? ngapain loe deketin Altarik? loe cari masalah sama gue?" Janet beramarah melihat Ika menghampiri Altarik.
"maaf Janet, tapi untuk ini gue ga janji sama loe?" Ika yang masih terjatuh menjawab ucapan Janet.
"dengerin gue ,gue bakalan keluarin loe kalau gue masih lihat loe deketin Altarik, awas Lo!" Janet dan gengnya berlalu sambil menendang kaki Ika yang masih jatuh dilantai.
Ika berdiri ada uluran tangan tapi ditepisnya.
"ngapain loe belain gue?" Ika sinis dan berdiri sendiri.
"ya udah dasar cewek lemah!" ucap sadga ngeloyor pergi.
Ika yang tak menyangka apa yang dilaluinya hari ini memutuskan ke kantin untuk membeli air minum, setidaknya melepaskan dahaga atas apa yang diterimanya.
Ika duduk disalah satu meja kantin, terlihat Altarik dengan kelompok basketnya saling bercanda, ada sadga disana, tiba-tiba Ika berfikir untuk mencoba berbaikan dengan sadga siapa tau cowok brengsek itu bisa membantunya.
"Ika..sendirian aja?" tanya Jasmin duduk disebelah Ika
"iya Jasmin, Vera lagi dikelas sepertinya gak pengen ngaso!" Ika tersenyum, dipandangnya Jasmin yang cantik tak seperti dirinya.
"Jasmin, kenapa loe mau duduk samping gue?" tanya Ika penasaran
"gue gak tega Sama loe, tadi gue lihat bagaimana Janet memperlakukan loe!" Jasmin menyeruput es lemon dimejanya.
"mungkin gue pantes dihina" kali ini Ika mulai lemah.
"kapanpun loe butuh bantuan gue, loe Dateng kerumah gue catet no hp gue!" Jasmin menuliskan nomornya dikertas yang disodorkan.
"bantuan apa misalnya?" Ika heran menatap Jasmin
"merubah penampilan loe mungkin, gue bisa loe pikir-pikir aja dulu, lagian loe kenal gue kan, gue gak pernah jahat sama loe! dari kelas satu kita sekelas kan, dan gue selalu perhatiin kalau loe dalam masalah, oke Ika gue balik duluan ya!" Jasmin meninggalkan Ika yang menatap punggungnya pergi.
Jasmin memang pernah membatu Ika, saat itu Ika difitnah oleh kakak kelas dan Jasmin yang menolongnya, dan sekarang Jasmin lagi-lagi menawarkan bantuan.
"atau gue cerita aja ya ke Jasmin tentang Altarik, tapi apa mungkin Jasmin percaya sama gue, kalau ga gimana?" tanyanya dalam hati.
Vera masih tak mengajak Ika mengobrol selepas kejadian istirahat, Ika sendiri tak berusaha mendekati Vera yang membiarkannya seorang diri menghadapi Janet dan gengnya.
"tumben loe diem sama Vera, ada masalah loe?" sadga duduk disamping Ika.
Ika teringat idenya berbaikan dengan cowok brengsek disampingnya ini untuk bisa mendekati Altarik.
"sadga loe tau dimana rumah Altarik?" tanya Ika
"kalaupun gue tau gue ogah kasih tau loe?! gak ada faedahnya buat gue?" jawaban sadga masih saja tengil
"ya gue tau sih, gue sadar diri kok siapa gue dan gue juga udah berhenti ngarepin Altarik, tadi gue cuma nanya biasa?" jawaban Ika membuat sadga menatapnya.
"beneran loe berhenti deketin sepupu gue?" tanya sadga heran, justru membuat Ika menatapnya.
Sepupu,,, kata-kata sadga membuat Ika semakin yakin untuk berbaikan dengan cowok disampingnya, kalau sadga adalah sepupu Altarik jalannya semakin lebar untuk Ika tahu tentang seluk beluk Altarik, siapa menyangka Altarik jauh berbeda dengan sosok disampinya ini.
"ya itukan mau loe, gue berhenti jadi orang bego lagian gue kan cewek kerempeng mabok sebelum minum kaya apa yang loe omongin kan!" Ika sok meyakinkan sadga.
"cakep nie kalo kaya gini, namanya sadar diri!!! tapi udah ga asik dong!!" Sadga terbahak
"mau gak loe anterin gue balik?" Ika melirik sadga yang menghentikan tawanya seketika
"hah!!!! sejak kapan loe nyuruh gue anterin loe?? loe pikir gue ojek online apa??" sadga memalingkan wajahnya
"ya gue pikir bolehlah loe deketin Vera? gimana loe terima gak tawaran gue?" Ika memberikan pilihan
"jangan loe atur!!! gue paling ga suka diatur apalagi sama loe cewek lemah mau sok Sokan ngatur gue!!" sadga menolak tawaran Ika.
"gue gak ngatur loe sadga sok ganteng!!! gue cuman males aja tiap hari ribut sama loe, lagipula siapa kemarin yang Dateng kerumah Vera buat ngasih tumpangan gue, loe kan?! " Ika masih memaksa.
"gue bilang gak ya gak terserah gue lah!" sadga masih dengan pendiriannya
"oh jadi loe gamau tau tentang Vera?? atau loe mau taunya tentang gue! loe suka sama gue iya?" Ika menatap sadga sok sinis.
"amit-amit, udah males ngomong sama loe, ga bisa nyambung!" kali ini sadga memalingkan muka.
belll berbunyi...
Semua siswa bergegas pulang, dan hampir semua meninggalkan kelas.
"Ika, gue duluan ya!" Vera berpamitan dan dijawab dengan lambaian tangan Ika.
sadga masih asik mengunyah permen karet belum juga beranjak dari tempat duduknya. Ika pun sama tak bergegas pulang.
"ngapain loe masih disini? semua udah balik tinggal loe sama gue? balik sana loe?" sadga sedikit mendorong Ika
"ya suka-suka gue! apa masalah loe gue mau nginep disekolah juga urusan gue kale!!!" Ika tak mau kalah.
"gila loe ya dasar cewek kurus kering!!! gak mau gue digosipin sama loe, ogah banget gue?" sadga berdiri meninggalkan Ika.
Jalan terakhir menghubungi Jasmin lagipula sadga tak mungkin bisa diharapkan, cowok tengil sesuka hatinya sendiri. ga mungkin bisa diajak baikan yang ada ngelunjak.
Akirnya Ika meninggalkan kelas yang sudah kosong tanpa penghuni, dilewatinya kelas-kelas lain yang juga sudah pada kosong, matanya menatap kelas seberang tapi palingan Altarik juga udah balik pikirnya.
Sesampainya di gerbang sudah sangat sepi
" mbak Ika lama banget keluarnya, gerbang udang mau ditutup!" terlihat satpam menunggu Ika keluar gerbang.
"maaf ya pak!" ucap Ika minta maaf
dirogohnya bagian depan tas untuk mencari rupiah sisa uang saku untuk membayar ojek online, sayangnya tak ditemukan uang disana, Ika mengoyak tasnya hingga semua keluar dan tetap tak ada uang disana.
"ya Tuhan, tadi mama lupa gak kasih uang saku ke gue, cuman ada sisa uang saku kemarin tadi udah gue beliin minum gimana dong!" ucapnya panik
"aduh mana ga ada siapa-siapa mana ponsel gue ketinggalan, lagian hari ini mama pasti balik sore, kalau gue pulang siapa yang bayarin ojek online atau gue kerumah Vera aja ya!"
Suara rem motor sport mengagetkan Ika, dan berdiri tepat disamping Ika, dibukanya helm dan ditatapnya cowok tampan dihadapannya membuatnya menutup Mata seakan tak percaya.
"naik, gue anter loe pulang! " Ika membuka matanya kembali dan menurut apa kata cowok yang membuatnya seakan ingin menghentikan detak jantungnya.
"Apa ini bukan mimpi!!!" Ika menepuk mukanya sendiri.
Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai dirumah Ika.
"makasih ya!! kamu ga mampir dulu?" tanya Ika memandang Altarik dengan senyuman.
"oke!" tanpa disangka Altarik turun dari motor.
Entah apa ini hadiah dari Tuhan atas kesabarannya, tapi setidaknya ada kesempatan untuknya, bukannya sangat mustahil seorang Altarik mengantarkannya.
"gue tunggu diluar aja? ada roti atau apa gitu oh ya sama sirup?" ucapnya masih membuat Ika mengangga.
"ada ..aaaada tunggu sebentar!" ucapnya terbata, Ika segera masuk kedalam rumah dicarinya ponsel yang tertinggal dirumah untuk mengambil gambar Altarik sayangnya keberuntungan sedang tak berpihak ponselnya mati karena lowbad.
Akirnya Ika menyiapkan roti dan selai dan membawakan sirup pesanan Altarik.
"lama ya, ada les gue habis ini sorry gue balik ya?" altarik beranjak membuat Ika menggelengkan kepalanya tada penolakan seraya membawa roti dipiring.
"plisss Altarik sebentar aja, ini rotinya!" Ika mencegah Altarik.
"siapa nama loe?" altarik menatapnya sembari kembali memakai sarung tangannya.
"Ika!" jawab Ika berbinar.
"bukan, nama panjang loe?" tanya Altarik sambil menggenakan helm.
"Hikaru putri Ahmad" jawab Ika
"lain kali ya Hikaru,, I'm promise!" ucapnya naik ke motor dan berlalu.
Ika seakan sedikit Limbung dan segera mencari kursi agar tubuhnya tak terjatuh. Ika menarik nafas sedalam mungkin dan meminum segelas sirup yang disiapkannya untuk Altarik.
Semangat nya kembali memuncak untuk bisa mendapatkan Altarik, meskipun saat
mengaca dicermin membuatnya tak percaya diri, tapi apa yang dialaminya siang ini membuat Ika membulatkan tekatnya, cinta itu adalah anugrah dan mendapatkan orang yang dicintai untuk melengkapi anugrah itu akan benar-benar diusahakan Ika.
****
Ika masih saja tersenyum diatas ranjang tempat tidurnya ingin menghubungi Vera tapi pasti Vera tak mempercayainya, kali ini Ika berfikiran lain dia ingin merasakan kebahagiaannya sendiri tanpa berbagi lagi atau bertukar cerita dengan Vera.
Altarik : (Hikaru.... loe simpen aja nomor ponsel gue! Altarik)
Ada notif pesan masuk dan lagi-lagi Ika terbelalak kaget membacanya.
"gue gak boleh terburu-buru menjawab, meskipun gue gak cantik setidaknya gak mudah didapetin kan!!!" Ika serasa diatas awan.
"eh tapi kalau gak segera gue bales gimana kalo Altarik ngapus nomer gue karena gue dianggep sombong!"
Ika : (sudah aku save nomor kamu, buat tumpangannya makasih ya^_^ )
Ika berdiri dan meloncat dikasurnya tertawa bahagia menari bersama bantal dan guling, tak henti hentinya menggoyangkan seluruh anggota tubuhnya merasakan kebahagiaan yang tidak dia duga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments