Evina tertatih tatih membawa satu kantong besar berisikan sampah, dirinya hendak membawa sampah ke tempat penampungan khusus yang terletak tidak terlalu jauh dari cafe Monalisa tempatnya bekerja siang ini.
Saat sedang bersusah payah membawa sampah tersebut tiba tiba kaki kananya tersandung batu dan akhirnya dirinya pun terjatuh.
Bruuuk....
Terdengar suara tubuh gadis itu terjatuh tepat di atas kantong sampah, untung saja kantong yang di bawanya jatuh terlebih dahulu, sehingga tubuhnya tertopang kantong sampah tanpa sedikitpun menyentuh tanah.
Saat hendak berdiri, tiba tiba ada satu orang pria menghampiri dan membantu nya berdiri, di antara banyak nya orang yang sedang berlalu lalang di tempat itu, mereka semua hanya memperhatikan dirinya yang terjatuh dengan tatapan tidak peduli.
Dia pun hendak mengucapkan terima kasih kepada pria tersebut karena telah menolong dirinya, namun saat hendak mengucapkan kata tersebut hatinya sungguh terkejut melihat sosok pria tampan yang saat ini masih memegang pergelangan tangan nya.
Pria itu adalah orang yang semalam sempat menari nari di otak kecilnya.
Sontak Evina langsung melepaskan pergelangan tangan nya dari tangan pria tersebut.
''Terima kasih,'' ucap Evina dengan suara lembut.
''Sama sama...! Sampah ini mau di buang kemana? mari biar saya bantu,'' ucap pria tersebut.
''Tidak usah,'' jawab nya dengan nada datar.
Lalu dirinya meraih kembali kantong sampah yang berada di hadapannya dan kembali berjalan.
Arezz hanya menatap gadis itu dengan tatapan sendu, memandang punggung wanita tersebut yang perlahan mulai berjalan menjauh darinya.
Lalu Arezz kembali ke tempat duduk nya semula, di sana Sakti telah menunggu dirinya dengan wajah cerah dan senyum ceria nya.
Entah Sakti mendapatkan kabar baik apa, sehingga membuat nya tersenyum dengan begitu lebar menyambut kedatangan dirinya.
''Arezz... Saya punya kabar baik, cafe ini sedang membutuhkan karyawan,'' ujar Sakti dengan sangat gembiranya.
Reaksi Arezz pun tak kalah senangnya dengan Sakti, tanpa sadar mereka pun berpelukan sambil berjingkrak jingkrak di depan cafe, meluapkan kebahagiaan yang baru saja mereka dapatkan.
Tanpa menyadari jika mereka berdua menarik perhatian para pengunjung lain serta para pejalan kaki yang sedang melintas di area tersebut.
Tak terkecuali Evina, dirinya yang baru saja kembali, ikut memperhatikan mereka berdua.
Mulutnya sedikit tersenyum tipis melihat kebersamaan dua orang pria yang sama sekali tidak di kenalnya.
''Kapan kita bisa mulai bekerja?''
tanya Arezz sesaat setelah melepaskan pelukannya.
''Kata pemilik cafe nya sih sekarang bisa langsung bekerja, karena kebetulan sekarang keadaan cafe ini sedang banyak pengunjung,'' jawab Sakti.
''Tapi kita makan dulu ya, perut ku sudah tidak bisa lagi menahan lapar.''
Sakti mengangguk lalu masuk kembali ke dalam cafe.
Tak lama kemudian dirinya kembali dengan membawa dua piring makanan untuk di santap oleh mereka berdua.
***
Di dalam cafe Monalisa, tampak seorang Pria tinggi, berkumis tipis serta terdapat beberapa helai janggut di bawah dagunya, wajah nya tampak tegas, matanya tampak sibuk memperhatikan para pengunjung yang terlihat hampir memenuhi tempat tersebut.
Beliau adalah Alberto pemilik dari cafe Monalisa, sebuah cafe yang hampir tidak pernah sepi pengunjung, karena letaknya yang strategis, berada tepat di tengah kota dengan bangunannya yang terlihat Estetik dengan interior nya yang unik, sehingga menarik para pengunjung untuk sekedar menyantap makanan atau pun duduk bersantai melepas penat, sembari mendengarkan lagu melow yang sering di putar di dalam cafe.
Hari ini cafenya sedang di padati oleh pengunjung, sehingga dirinya membutuhkan pelayan tambahan untuk membantu para pelayan yang sudah terlihat sangat kewalahan, karena ramainya para pengunjung yang bahkan telah mengantri di depan pintu masuk.
Alberto mencari dua orang pria yang katanya akan melamar untuk bekerja di tempatnya, matanya sesekali menengok ke arah jendela mencari orang tersebut.
Dan tak lama kemudian Arezz dan Sakti memasuki cafe lalu menghampiri dirinya.
''Kamu...! yang tadi mau bekerja di sini kan?'' tanya Alberto kepada Sakti dan Arezz.
''Iya pak, apa kami berdua perlu di interview dulu?'' jawab Sakti.
''Tidak perlu, kalian langsung saja ke belakang, bantu orang belakang cuci piring.''
Arezz tampak terkejut.
Mengapa cuci piring? Bukanya menjadi seorang pelayan? seperti pemuda yang baru saja melintas di hadapannya, berpakaian rapih dengan celemek berwarna ungu melingkar di perutnya.
Batin Arezz berucap.
''Baik bos,'' jawan Sakti tanpa menanyakan kepadanya terlebih dahulu.
Lalu sakti menarik tangan Arezz, memasuki dapur yang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan merek masing masing.
Seorang pelayan terlihat menghampiri mereka berdua dan bertanya.
''Ada keperluan apa kalian kesini?''
''Maaf, saya pelayan cuci piring baru,'' jawab Sakti.
''Oh... cepat... di sana sudah banyak piring kotor yang harus di cuci,'' jawab pelayan tersebut.
Sakti dan Arezz bergegas berjalan menuju tempat mereka bekerja yang terletak di bagian paling ujung dari cafe tersebut.
Arezz tampak sangat terkejut melihat piring kotor yang sudah sangat menumpuk, dan dirinya melihat hanya ada satu orang wanita yang sedang mengerjakan pekerjaan tersebut.
Dia pun berdiri di sebelah wanita tersebut, mulai meraih satu persatu piring yang harus dia bersihkan tanpa menoleh wanita yang berada di sampingnya, begitupun dengan Sakti.
Hampir satu jam mereka bertiga berkutat dengan piring kotor yang serasa tidak pernah habis, setelah satu tumpuk piring sudah selesai di bersihkan,datang lagi satu tumpuk piring kotor lainya yang harus segera mereka bersihkan.
Arezz tampak berjongkok sebentar karena kakinya sudah terlalu lama berdiri, hal tersebut dia lakukan selama 5 menit, lalu dirinya kembali berdiri.
Saat hendak meraih piring kotor yang berada di sampingnya, dia sedikit menoleh ke arah wanita yang sedari tadi berada di sampingnya bersama sama membersihkan piring.
Wajah nya tampak sedikit tersenyum, karena ternyata orang tersebut adalah wanita cantik yang telah membuat jantung nya berdetak kencang.
Ya... wanita itu adalah Evina, tanpa dia sadari bahwa dirinya telah berdiri berdampingan dengannya.
Rasa lelah yang sedari tadi dia rasakan seolah hilang seketika, setelah melihat wajah Evina dari arah samping.
Rambut gadis cantik tersebut tampak di ikat tinggi di belakang kepalanya, pandangan nya menunduk seolah hanya fokus pada piring piring kotor yang harus sesegera mungkin dia bersihkan, tanpa menoleh atau pun mengetahui jika Arezz sedang berdiri mematung memperhatikan dirinya.
Sakti mengusap pinggang Arezz yang hanya diam mematung tanpa bekerja, yang sontak membuat nya menyudahi pandangan mata nya terhadap Evina.
Jam 19.00 keadaan cafe sudah semakin sepi, piring kotor yang harus di bersihkan pun sudah berkurang.
Evina tampak merapikan ikatan rambut di kepalanya, dirinya merasa lega akhirnya pekerjaan nya pun selesai.
Begitupun dengan Sakti dan Arezz, mereka berdua tampak menarik nafas panjang lalu merentangkan kedua tangan dan memutarkan pinggang nya ke arah kiri dan kanan.
Dia pun hendak melangkah, namun dirinya di buat kaget karena Arezz berdiri di sampingnya dengan memandang lekat ke arah wajahnya.
''Sedang apa kamu di sini?'' tanya Evina.
''Apa kamu tidak lihat, dari tadi saya berdiri dengan mu di sini, sudah lebih dari 6 jam kita berdiri bersama, namun sedikit pun kamu tidak menyadari kehadiran saya,'' ujar Arezz.
Dia pun terperangah, apa dirinya terlalu fokus dalam bekerja? sehingga tidak menyadari kehadiran orang lain di sampingnya.
''Maaf saya tidak menyadari nya, mungkin karena saya terlalu fokus bekerja,'' jawab Evina hendak pergi dari hadapan Arezz.
Saat Evina hendak melangkah, Arezz menahan Evina.
''Hey...! tunggu, bolehkan saya mengetahui siapa namamu? karena mulai sekarang kita akan bekerja bersama di sini.''
''Evina...!'' jawab Evina dengan wajah tersenyum lalu berbalik hendak melangkah.
Namun lagi lagi Arezz menghentikan langkah Evina.
''Apa kamu tidak ingin mengetahui nama ku?'' ujar Arezz.
''Lalu siapa nama mu?''
''Namaku Arezz...! bolehkah mulai saat ini kita berteman?''
Evina mengangguk lalu tersenyum dan langsung melangkahkan kakinya, kali ini benar benar pergi meninggalkan Arezz yang sedang terpesona dengan senyum manis dari gadis yang bernama Evina itu.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Your name
Taunya yang lagi di perhatiin mala ngga nyadar, bener banget tuh, saking fokusnya bekerja.
Arezz lupa ya bilang terimakasih sama penyemangat kerjanya hihi
2022-03-18
3
Lee
My Ice girls saranghae mampir lg kak..
2022-03-11
2
Bunga Kering
aku hadir Thor
2022-03-07
2