Akhirnya hari ini tiba, aku sudah tidak sabar lagi keluar dari mansion ini, sungguh penat aku di sini.
"Ayo cepat-cepat masukan semua barangnya ke dalam, barang tuan Marvin dan Nona itu!", tiba-tiba ku mendengar suara pengawal memasukkan banyak kotak-kotak yang berisi baju, sepatu, tas, bahkan underwear semuanya branded tertata rapih di dalam kotak brand nya.
Dibelakang ada sosok yang mengejutkan ku "kau sedang mengamati apa?!" sosok ini pria monster yang membuatku berbalik.
"Aku hanya penasaran untuk apa semua ini?, barang sebanyak ini?" ucapku polos.
"Dasar wanita bodoh, tentu saja untuk kita pergi ke pertemuan dengan teman-teman ku, tidak mungkin aku biarkan kau mempermalukanku dengan pakaian bodohmu, aku ingin kau memilih pakaian yang pantas untukmu tapi ingat yang bagus, sudah ku panggilkan ahli designer datang sesaat lagi memberimu saran fashion, jadi tolong dengarkan jangan mempermalukan aku!" tegasnya. Padahal baju yang pelayannya siapkan setiap hari untukku pun sudah bagus-bagus, masih belum cukup kah, benakku menggerutu.
"Apa cukup waktunya? bukankah kau bilang hari ini kita akan pergi? " desakku yang ingin segera melarikan diri dari mansion ini.
"Norak!, aku bisa pergi kapan saja, aku tinggal menaiki jet pribadiku dan sekejap mata kita sudah sampai, ehm dasar bodoh!" gerutunya padaku.
Tiba-tiba aku tertegun melihat kotak yang tidak asing bagiku, yaitu kotak biola. Apakah ini biola? pikirku sambil membuka kotak itu, wah aku senang sekali seperti bertemu teman lama ku, tapi biola ini biola dari brand ternama yang tidak mungkin ku mampu membelinya dulu, di bandingkan biolaku yang lusuh dan usang bekas milik ibuku. Lalu ku menoleh padanya bertanya penasaran.
"Kenapa kau membawa biola? Untuk apa ini?" tanyaku penasaran
"Aku ingin kau memainkannya, aku ingin semua memujiku membawa mu bermain biola dan memamerkanmu, kamu bisa kan bermain biola, kau gadis biola ingat perjanjian kita!" ucapnya sambil mendekatiku "o ya jangan panggil aku monster ataupun tuan panggil aku Marvin dan turuti semua perintah ku, kau adalah mainanku!!" sambungnya lagi. Memamerkan ku memang aku barang dengus ku dalam hati.
"Iya baik Marvin gitu kan?, tapi ingat ini hanya 10 hari dan kau membebaskanku, aku ingin ini jadi resmi, aku tidak mau berhubungan dengan duniamu lagi, aku ingin kau membuat surat pernyataan kau tidak akan mengganggu ku lagi!!" ucapku tegas.
Tiba-tiba dia menyodorkan surat yang sudah dia tanda tangan ni ternyata dia sudah membuatnya, surat pernyataan bahwa dia tidak akan mendekati ku lagi setelah 10 hari ini. Aku mengambil surat itu dan ku baca dengan teliti aku tidak mau dia mencurangiku.
knok! knok!
"Hi tuan Marvin, mwuaaah, sudah lama tidak bertemu, kenapa kau tidak pakai jasaku lagi tuan? apa tuan sudah punya langganan lain?" ucap seorang lelaki gempal yang gemulai bak perempuan berambut panjang dan berpakaian unik menghampiri Marvin dan Tiba-tiba mencium nya. Melihat itu aku terkekeh sendiri.
"iuh Alfonso apaan sih!!?, go away!!!" ucap Marvin mendorong orang gempal itu.
"Wow inikah wanita yang akan di ajak ke ulang tahun Nona Quinn? Kau pintar memilih wanita tuan Marvin" pujinya kepada Marvin.
"Jelaslah!" puji Marvin kepada dirinya sendiri.
"Hi cantik, what's your name?" ucapnya kepadaku.
Aku berpikir keras, sebegitu dendamnya Marvin kepada Quinn sehingga memintaku menjadi pasangannya untuk memanaskan suasana, Marvin gila, dia menempatkan ku pada masalah yang besar, dan wanita seperti apa Quinn ini? yang membuat Marvin geram.
"Hai ladies ko malah bengong sih, aku di cuekkin, ehhm!" ucap lelaki bernama Alfonso itu mengagetkanku dan membuyarkan lamunanku.
"Hi, aku Maisie, senang bertemu denganmu" senyumku padanya. Sesaat aku sibuk dengan pria bernama Alfonso itu sambil merapihkan baju, tas, sepatu mana saja yang akan ku bawa. Ku lirik Marvin sedang duduk di sofa sambil memperhatikan ku.
Setelah selesai, Alfonso pun berpamitan kepadaku dan Marvin.
"Apa kau dah siap?" ucap Marvin mengagetkanku.
Aku ragu untuk menjawabnya apakah aku siap dengan sandiwara ini, bagaimana kalo aku masuk lebih dalam ke dalam sesuatu yang lebih besar?, bagaimana kalau aku merusak sandiwara ini?, Apakah aku bisa? tapi demi Cherry aku akan berusaha. Cherry tunggu aku, ucapku menyemangati diriku sendiri.
"Hei ingat adikmu taruhannya!!!" ucapnya mengancam sambil menggandeng dan meremas tanganku dengan kasar dan berjalan keluar kamar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments