MONSTER

Malam menjelang kulihat jam dinding pukul 01.00 dini hari, biasanya si Monster datang dan menggrayangiku di pukul 22.00. Kenapa aku memikirkan nya, cih! orang seperti dia kenapa hidup di dunia ini sungguh menjijikan. Ku mulai memejamkan mata lalu tiba-tiba.

"brak !!!"

Pintu itu terbuka lebar masuk pria monster itu sambil mabuk berat, tiba-tiba menarik lenganku dari ranjang.

"bangun layani aku!!!" dengan malas aku terduduk di bibir ranjang. Dia dengan kasar melepas bajuku dan menghempaskanku di ranjang. Ku berteriak "stop !, aku tidak mau !!" dengan mata merah dia mengambil ikat pinggang nya menyabet punggungku berkali-kali. Sungguh kejam monster ini, aku menangis terisak di depannya. Tanpa peduli dia melakukannya dengan kasar. Setelah puas terjatuh dia di karpet dan tertidur.

Ku berlari ke kamar mandi sambil menangis di bathtub mengingat kejadian tadi, ku duduk di dalam bathtub sambil membilas punggung ku yang amat sangat pedih ada tiga goresan gasper di punggung ku.

30 menit aku di kamar mandi saat aku keluar aku melihatnya masih tertidur di karpet tanpa pakaian. Ku beranikan diri mendekatinya ingin mencekiknya tiba-tiba terdengar lirih suaranya "Quinn mengapa kau melakukan ini padaku?, aku mencintaimu Quinn " sambil terisak dia menangis. "cih !!!" monster seperti dia bisa menangis juga pikirku, melihat itu membuatku mengurungkan niat ku mengingat cherry karena aku pernah memukulnya dan dia memanggil pengawalnya yang sudah berdiri di depan pintu kamar yang aku tempati sepertinya pengawal itu menjaga kamarku sepanjang waktu, ya aku pernah memukul monster itu dan dua pengawalnya masuk memegang tanganku dan merebahkanku di dinding dengan tegas monster itu berkata " sekali lagi kau melukaiku adikmu lenyap!!, ingat itu kalian apabila wanita ini melukai ku bunuh adiknya!!" katanya " iya tuan!!" ucap dua pengawal itu bersamaan. Kata-kata nya sungguh terngiang di kepalaku. ku urungkan niatku mencekiknya dan merebahkan badanku yang pedih di tempat tidur.

Keesokan paginya ku lihat monster itu sudah bersiap dengan setelan jasnya dan menatapku. "Nanti akan ada dokter memeriksa luka di punggung mu, o ya satu hal lagi tadi malam aku lupa memakai pengamanku (******) nanti dokter akan memberikan obat untuk mengeluarkan itu darimu" ucapnya sambil berjalan pergi keluar kamar.

Aku terbangun perlahan karena badanku sakit sekali, tiba-tiba pintu di ketuk "knok! knok!" lalu tiba-tiba pintu terbuka ada pelayan perempuan masuk yang biasa mengantar makanan serta pakaian untukku. Membulat mata pelayan perempuan itu melihat punggung ku. "apa kau tidak apa-apa nyonya? lukamu " ucapnya sambil memperhatikan punggung ku, aku hanya menyunggingkan senyuman tipis padanya. "Tuan Marvin bilang nanti akan ada dokter mengobati anda mungkin sebentar lagi datang" lanjut pelayan itu. Ehm Marvin nama monster itu ucapku dalam hati.

Selang 1 jam setelah pelayan itu pergi dan aku sudah membersihkan badanku dan mengganti baju tiba-tiba pintu di ketuk lagi "knok! knok!" kulihat wanita dewasa mungkin 50 tahunan masuk memakai jas putih jas dokter.

"hallo namaku Lucy aku dokter keluarga Davis, boleh kulihat lukamu?" ucap dokter itu "silahkan" ku persilahkan sambil membuka ke samping bajuku. " maaf agak sedikit perih " ucapnya.

"ouch !, perih sekali dokter " ucapku meringis " iya sudah ku berikan alkohol agar tidak ada bakteri dan akan ku berikan salep agar luka cepat kering, o ya ku berikan juga cream agar bisa di usapkan ke punggung mu biar tidak ada bekas luka lagi, sayangkan punggung semulus ini ada bekas luka" sambil tersenyum dokter itu memberikan obatnya, "sungguh kasian kamu, siapa namamu?" lanjut dokter itu mengajaku berbicara.

" namaku Maisie, dokter apa dokter sudah lama di keluarga ini?, sebenarnya siapa keluarga ini?" tanyaku penasaran

"wah nama yang bagus, kamu tidak tahu siapa keluarga ini?" tanyanya heran " aku tidak tahu siapa mereka, monster itu membawaku paksa pada malam hari karena ayah tiriku kalah bermain judi dan aku jaminan nya " jawabku

" monster?!, maksudmu tuan muda Marvin, keluarga ini keluarga Davis, pernah dengar Marvin Davis tuan muda anak tunggal keluarga Davis" jelasnya, aku hanya menggelengkan kepala terheran.

"Di negara ini ada 3 pengusaha terkaya pemegang saham terbesar semua entertainment di negara ini bahkan Club, Cafe, minimarket, supermarket, Mall, Toll, per Televisian, Kesehatan dan Property smua di pegang 3 keluarga Milliarder ini, yang pertama keluarga Hanley, Kedua keluarga Parker dan yang ketiga keluarga ini keluarga Davis, mereka berpengaruh besar untuk negara ini, pemerintah sudah memasukan mereka ke dalam komisaris negara, jadi kita tidak bisa macam-macam dengan mereka" ucap dokter yang sedari tadi menatap mukaku dan aku hanya tertegun dan menelan saliva ku, ku tak mungkin melawan mereka pikirku.

"Dok, apa kau akan menemuiku lagi?" tanyaku, "kenapa?" jawabnya, lalu ku beranikan diri berbicara padanya "anda bisa menolong ku?, aku memiliki adik berumur 5 tahun perempuan dia di jaga tetanggaku aku ingin sekali mendengar kabarnya, apakah kau bisa mengeceknya untukku, hanya memastikan adikku baik-baik saja, itu saja" sambil terisak aku menatap nya memohon. "baiklah aku bisa mengecek nya mungkin hanya mengecek saja, aku bisa membantumu, kamu tenang saja ku rasa tuan Marvin tidak akan melukai anak kecil" ucapnya kepadaku meyakinkan. "entahlah dok, dia sangat kejam, o ya apa anda membawa pulpen dan kertas? aku ingin menulis pesan untuk cherry dan akan ku tuliskan alamatnya padamu dok" ucapku, dokter Lucy memberikan kertas dan pulpen kepadaku.

"Pesan untuk Cherry - Adikku aku baik-baik saja di sini, apakah kau baik? Aku sungguh merindukanmu Cherry, Aku berjanji akan menemuimu secepatnya jangan nakal dan dengarkan kata grandma Ella, jangan lupa makan yang banyak supaya kamu cepat besar dan setelah ini kita bisa pergi jauh aku berjanji, Aku menyayangimu Cherry- by Maisie "

Kuserahkan surat itu beserta alamatnya kepada dokter Lucy aku mempercayai nya, entah siapa lagi yang bisa ku percaya. "tolong dok" sambil menangis ku serahkan surat itu. Dokter Lucy berjanji akan memberikannya, " o ya ini obat, pesan Tuan Marvin untuk rahimmu supaya kamu tidak.. kamu tahukan, biar itu keluar dan kamu aman" senyum dokter Lucy sambil menyerahkan obat yang lumayan banyak. "Terimakasih dokter Lucy"

Senyum dokter itu sambil pergi melenggang meninggalkan ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!