Suasana tampak tegang ketika seseorang pria tinggi, maskulin serta wajah yang tampan memasuki kamar. Dengan memakai setelan jas berwarna abu-abu tampak begitu berwibawa sekali penampilannya. Ades yang sedang berada dalam pelukan Dio mengeratkan pelukannya ke tubuh Dio. Kanaya yang melihat sosok tersebut bisa menebak kalau itu adalah Adrian. Dia sudah bersiap-siap untuk memperkirakan apa saja yang akan terjadi. Pria tersebut melirik ke arah Kanaya kemudian melirik ke arah Ades.
"Siapa yang menyiksa anak buahku diluar sana?" tanyanya dengan suara yang serak.
"Aku" jawab Kanaya tegas dengan menatap wajah si pria itu.
"Owh..." jawabnya singkat.
Kemudian dia mengeluarkan handphonenya dan memanggil seseorang.
"Ada kekacauan dikamar istimewamu" katanya dengan sedikit senyum dibibirnya.
Mendengar kata-katanya Kanaya menjadi bingung, siapa sebenarnya dia? Sedang menghubungi siapa dia?
"Kamu nanti bakalan kaget deh. Gila, semua body guard terbaikku terkapar oleh seorang wanita" katanya melirik ke arah Kanaya sambil mengedipkan matanya.
"Ok, aku tunggu" kemudian panggilannya terputus dan dia pun kembali menyimpan handphonenya ke dalam saku celananya.
"Kamu sebenarnya siapa?" tanya Kanaya.
"Oh iya lupa, kenalin namaku Tony asisten pribadi Adrian. Cowok paling ganteng, baik hati dan juga tidak sombong" ucapnya penuh percaya diri sambil mengulurkan tangannya.
"Kanaya" jawab Kanaya menerima uluran tangan tersebut dan berjabat tangan dengannya.
"Keren kamu. Aku suka tipikal wanita seperti kamu" katanya dengan tawa kecil.
"Oh ya, sebentar lagi Adrian bakalan datang. Dia itu orangnya rada-rada gila dan jauh lebih jelek dari aku lo" katanya lagi dengan semangat dan penuh percaya diri.
"Kamu ya, wanita yang dijaminkan untuk membayar hutang ayahmu itu? " tanyanya sambil menunjuk ke arah Ades.
Kanaya bingung dengan pria ini, dia nampak santai dan berbicara dengan tidak formal. Seolah-olah dia tidak membuat kesalahan. Memang benar sih bukan kesalahan dia tapi tidak begini juga.
"Memang Adrian itu gimana orangnya?" tanya Kanaya yang mencoba menyelidiki seperti apa Adrian.
"Oh, Adrian itu orangnya temperamen. Udah gitu ni ya dia itu jelek, badannya gendut pendek pula" jawabnya mendeskripsikan tentang sosok Adrian.
Kanaya yang mendengarkan perkataannya pun mulai mendeskripsikan seperti apa sosok Adrian itu. Dia berpikiran kalau sosoknya Adrian itu seperti om-om yang gatel yang suka ngerayu-ngerayu wanita yang jauh lebih muda. "Dasar pria brengsek" ucapnya dalam hati.
"Kalau kamu ketemu Adrian kamu harus ikut dengannya dan jadi pelayannya yang baik ya" kata Tony ke Ades.
"Kok dari tadi pelukan terus sih kamu sama dia? Nggak mau meluk aku kah? Aku kan jauh lebih ganteng dari cowok kamu itu"ucapnya penuh percaya diri untuk kesekian kalinya. Kanaya yang mendengarkan kata-katanya yang begitu percaya diri merasa kalau pria ini sedikit rada stress.
Terdengar suara langkah kaki memasuki kamar dimana Kanaya dan yang lainnya berada.
"Pasti itu Adrian" kata Tony.
Tampak seorang pria dengan postur badan yang tinggi serta tegap, gaya rambutnya yang tersisir rapi. Wajah yang begitu tampan dengan rahang nya terbentuk begitu sempurna. Dagu yang dihiasi sedikit brewok menambah kesan maskulin kepada sosok tersebut. Dengan setelah hitam yang dipakainya menambah kegagahan pada pria yang kini sudah berdiri dihadapan Kanaya.
Jika yang didepannya ini adalah Adrian, terus yang dikatakan oleh Tony tadi adalah bualan saja. Kanaya saja terpesona menatap kesempurnaan sosok pria yang ada dihadapannya ini. Sungguh benar-benar membuat wanita tergila-gila. Ades yang sebelumnya masih memeluk Dio seolah terhipnotis melepaskan pelukannya. Benar-benar sungguh membius pandangan para wanita.
"Siapa yang membuat keributan ini?" katanya tegas dan menatap tajam ke arah Kanaya.
Kanaya terdiam tidak menjawab seolah-olah mulutnya terkunci dan tidak dapat mengeluarkan kata-kata. Entah kenapa bisa menjadi seperti ini. Tidak seperti sebelumnya dia dengan mudah berbicara kepada Tony. Tapi dengannya seakan dia tak mampu mengucapkan sepatah kata.
"Apa kamu tidak bisa berbicara? Apa kamu bisu?" tanya Adrian lagi dengan suara yang lebih tegas.
Sontak membuat Ades yang sebelumnya terpesona dengan sosoknya kembali merasa ketakutan dan menghambur ke dalam pelukan Dio lagi. Kanaya hanya mampu menatap matanya dalam. Tatapan matanya begitu tajam seperti telah menghujam ke dalam jantung Kanaya sehingga membuatnya seperti tak sadar diri.
"Sudah... Sudah Adrian. Kamu itu galak banget sih sama perempuan. Lembut sedikit kenapa?" kata Tony menghampiri Adrian yang masih berdiri dihadapan Kanaya.
"Aku hanya ingin menjemput Ades pulang" ucap Kanaya pada akhirnya.
"Dia adalah milikku dan tidak ada yang bisa mengambilnya" kata Adrian lagi.
"Ayahnya berhutang kepadaku dan dia adalah bayarannya" kata Adrian menatap ke arah Ades.
"Tora, Iwan seret gadis itu pergi" teriaknya memanggil dua orang bodyguard nya yang ukuran badannya jauh lebih besar dari pada pria yang telah dilumpuhkan oleh Kanaya.
"Aku akan membayar hutang-hutang ayahnya" ucap Kanaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments