Kanaya dan Dio sampai di Aston hotel untuk mencari Ades. Kanaya masuk ke dalam dan menghampiri meja resepsionis dan mencoba bertanya tentang Adrian.
"Permisi, saya mau tanya. Apakah ada pengunjung yang bernama Adrian di hotel ini? " tanya Kanaya sopan ke pada resepsionis yang bernama Santi terlihat dari name tag yang terpasang di bajunya.
Raut wajah si resepsionis langsung berubah masam setelah ditanyakan perihal Adrian. Sebelumnya dia tersenyum saat Kanaya menghampirinya. Dengan sedikit kesal dia mencek daftar pengunjung yang sedang menginap di hotel tersebut.
"Maaf mba. Disini tidak ada pengunjung yang bernama Adrian" jawab dengan senyum yang dipaksakan.
"Oh, baiklah" sahut Kanaya yang kemudian melangkah masuk menuju lift.
"Maaf mba, mba mau kemana?" tanya si resepsionis.
"Kebetulan teman saya menginap disini jadi saya mau menyapa dia dulu" jawabnya dengan senyum sinis di iringi dengan kedipan mata. Si resepsionis terlihat sedikit panik, dan mengambil gagang telpon untuk menghubungi seseorang.
"Ada seorang wanita yang mencari pak Adrian" katanya kepada lawan bicara nya ditelpon.
"Iya. Baik"jawabnya lagi.
Dio yang masih berdiri didekat resepsionis tersebut merasa bingung kenapa dia mengatakan kalau tidak ada yang bernama Adrian menginap di Aston Hotel ini? Namun semua pertanyaan itu ditepisnya dan menyusul Kanaya yang sudah berada di dalam lift.
"Kak Kanaya mau menemui siapa dihotel ini?" tanyanya bingung karena tujuan mereka ke sini untuk menyelamatkan Ades.
"Aku mau menemui Adrian" jawabnya santai.
"Kakak kenal dengan pria yang bernama Adrian?" tanya Dio penuh selidik.
" Tidak" jawab Kanaya spontan.
"Terus darimana kakak tau Adrian ada disini?" tanyanya Dio lagi penuh kebingungan. Dan memperhatikan Kanaya yang menekan tombol lantai 12.
"Kenapa kakak menekan tombol 12? Apa kakak tau dimana Ades?" tanya nya lagi dengan penuh tanda tanya yang entah begitu membingungkan dirinya sendiri sekarang ini.
"Cuma feeling saja" jawab Kanaya dengan senyumnya yang terlihat begitu menakutkan dimata Dio. Meskipun wajah Kanaya cantik luar biasa dan dia tersenyum manis, tapi bagi Dio itu adalah senyum yang aneh dan menakutkan. Dio merasa Kanaya adalah wanita yang misterius, karena Kanaya yang dia lihat sekarang tidak seperti gambaran Ades ketika menceritakan sosok Kanaya kepadanya. Dia benar-benar merasa syok dengan perbuatan Kanaya yang bisa melumpuhkan pria berbadan besar di rumah kosan Ades tadi.
Setibanya dilantai 12 Kanaya langsung mencari-cari no kamar entah nomer berapa yang dicarinya. Namun ada sebuah kamar yang tampak begitu aneh karena begitu banyak pria berbaju hitam dan berbadan besar yang berdiri di depan kamar tersebut. Kanaya melangkah pelan dan menguraikan rambutnya yang masih tersanggul rapi.
"Maaf saya mau tanya. Apakah Adriannya ada di kamar ini?" tanya Kanaya kepada lima pria berbadan besar yang berjaga di depan kamar 320.
"Neng siapa ya?" tanya salah satu pria tersebut sambil ngedipin mata sebelah.
"Wuih gila si bos. Dapat dua cewe bening hari ini. Memang mantap ini bos Adrian"celetuk salah satu pria berbadan besar yang berlima tadi. Namun langsung mendapat jitakan dari salah satu temannya.
"Saya mau masuk" kata Kanaya dengan sinis.
"Maaf tidak ada yang di izinkan masuk ke dalam kamar ini selain pak Adrian sendiri" jawab tegas salah satu pria besar tadi.
"Saya bilang saya mau masuk" teriak Kanaya yang sudah mulai emosi.
Dio yang melihat perdebatan yang terjadi membuat dia jadi gemetaran tidak karuan. Dia bingung harus bagaimana. Sedangkan badan dia hanya separo dari badan pria berbadan besar tersebut.
"Mba jangan mencoba memaksa kalau tidak kami akan bertindak kasar ke mba" kata salah satu pria besar tersebut ngegas.
Tanpa aba-aba tangan Kanaya langsung menonjok wajah si pria yang ngegas kepadanya tadi. Melihat temannya di kasari pria berbadan besar yang lainnya mencoba menangkap Kanaya dan berniat ingin membawanya keluar. Namun Kanaya tak tinggal diam, pukulan dan tendangan dia berikan kepada mereka ber lima hingga membuat mereka semua tersungkur di lantai. Pemandangan anarkis yang dilihat oleh mata Dio benar-benar mengejutkannya. Bagaimana tidak seorang wanita seperti Kanaya yang terlihat anggun dan mempesona namun bisa berlaku kasar dan berkelahi mengalahkan mereka yang badannya jauh lebih besar dari dia.
Kanaya mencari-cari kunci kamar didalam kantong para penjaga tadi hingga akhirnya dia menemukannya. Setelah pintu terbuka Kanaya terkejut melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Ades tengah tergeletak di atas kasur dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang ditutup dengan lakban. Wajah Ades terlihat bengkak karena sebuah tamparan dan matanya juga bengkak karena mungkin dia menangis terus dari tadi.
Seketika Dio langsung menghampiri dan memeluk Ades karena kaget melihat kondisi pujaan hatinya yang biasanya terlihat periang dan senyum manis diwajah bulatnya kini tampak menyedihkan dengan wajah yang sembab. Perlahan ikatan ditangan dan kaki Ades dibuka dan lakban dimulutnya pun dilepas. Ades pun menghambur dalam pelukan Dio masih dalam kondisi menangis dan sesenggukkan.
"Tenang sayang ada aku sama kak Kanaya" kata Dio yang mencoba menenangkan Ades.
Namun tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dan juga tepuk tangan dari seseorang yang masuk ke dalam kamar tempat Ades di sekap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
viva vorever
kanaya sosok wanita yg idealis dan gak mudah dijatuhkan..akan jadi tantangan buat adrian utk meluluhkan hati kanaya
2022-09-16
0