“Kalau kamu nggak mau menuruti apa permintaanku, aku akan—“
“Oke, oke!” seru Calvin. Dia begitu takut saat Zhi mengucapkan sebuah ancaman kecil, belum juga Zhi menyelesaikan perkataanya, Calvin langsung memotongnya.
“Baiklah, terserah! Pilih baju mana pun sesukamu.” Calvin menggelengkan kepalanya yang serasa akan pecah, karena melayani satu wanita yang benar-benar membuatnya pusing.
Zhivanna tersenyum dan berjalan mengambil kemeja itu, lalu memakainya hanya dengan sekali anggukan juga kedipan mata. Zhi berputar di depan cermin besar sambil memandangi tubuhnya. Rambutnya yang panjang itu digerai menutup bagian punggung.
“Bagaimana? Apa aku cocok memakai ini?” Zhivanna memamerkan penampilannya yang tampak sederhana, tetapi terlihat seksi. Padahal, dia hanya mengenakan kemeja putih yang kebesaran. Bagian tangannya yang panjang, dia gulung hingga ke lengan. Panjang baju itu hanya mampu menutup setengah paha Zhi.
Calvin menatapnya tak berkedip, pandangannya fokus dari atas sampai bawah mengabsen tubuh jenjang Zhi yang nyaris sempurna. Wanita itu sungguh mampu menghipnotis lelaki mana pun. Namun, saat mata Calvin tersadar akan sesuatu, dia segera mengalihkan pandangannya.
“Astaga! Bisakah kau menggantinya dengan kaus hitam saja? Itu terlalu ... lihatlah dirimu di cermin!” Calvin membuang muka, dia tak sengaja melihat sesuatu dibalik kemeja putih polos yang Zhi kenakan.
“Apa yang salah dengan baju ini? Aku nyaman memakainya.” Jawaban Zhivanna sungguh di luar dugaan. Wanita itu sepertinya memang sengaja membuat ulah.
Zhi memang polos dan sedikit bodoh, karena hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa peduli pandangan orang lain terhadapnya. Bahkan, dia tidak punya rasa malu.
“Kau bodoh atau apa sih! Lihat dadamu itu! Apa kamu tidak punya malu memperlihatkannya ke semua orang? Kita akan pergi ke mal. Pakai baju yang benar!” Calvin meninggikan suaranya, tak sedikit pun dia berani melihat ke arah Zhi. Calvin berpura-pura sibuk dengan ponselnya.
“Sudahlah, jangan pikirkan itu. Aku juga tidak peduli jika orang lain melihatnya.” Zhi masih bersikeras dengan jawabannya yang mengabaikan penampilannya.
“Baiklah, kalau begitu ... kamu di sini aja. Tidak usah ikut. Aku akan membelikanmu baju,” ucap Calvin.
“Aku akan tetap ikut denganmu!”
“Baru kali ini aku menemukan wanita aneh sepertimu. Sangat aneh!”
Calvin sejenak berpikir. “Tunggu, kamu tidak memakai dalaman bagian atas, lalu, bagian bawah? Apa kamu juga tidak memakainya?”
“Hey! Dasar pria mesum! Tentu saja aku pakai. Kamu pikir aku wanita apa?” Zhi mengelak dan sedikit emosi mendengar pertanyaan Calvin.
Lelaki itu pun tersenyum kecut, lama-lama dia akan gila jika terus bersama dengan wanita setengah hantu itu. Bagaimana tidak, sejak tadi Calvin sangat memperhatikan penampilan Zhi, menjaganya agar tak memakai sembarang baju yang transparan. Akan tetapi, dialah yang justru mengabaikannya, dan saat Calvin menegurnya, dia malah mengatainya pria mesum. Calvin hanya bisa menahan kesabarannya.
“Baguslah kalau begitu! Tapi dari mana kamu mendapatkannya? Bukankah kamu bilang, sejak awal tadi, kamu tidak memakai apa pun?” Calvin sedikit penasaran.
“Aku mencurinya dari lemarimu. Lihat!” Zhi menyibak sedikit kemeja bagian bawahnya.
“Astaga! Kau! Kenapa CD-ku dipakai juga? Itu, kan, punya lelaki!” Calvin menepuk jidatnya lalu bergumam, “Lama-lama aku akan benar-benar gila setelah ini.”
“Tidak masalah, yang penting bisa dipakai, kan.” Zhi tersenyum penuh kemenangan seperti tanpa dosa.
Zhivanna mendekat ke arah Calvin. Aroma wangi tubuh wanita itu semerbak bagai bunga lily yang begitu menyengat indra penciumannya. Calvin merasa keheranan, padahal wanita itu sama sekali tak memakai parfum. Bahkan, untuk mandi pun dia enggan. Akan tetapi, wangi tubuhnya menjadi candu baru untuk Calvin. Sejenak, dia hanyut dalam aroma yang menenangkan itu.
“Ayo, kita berangkat!” Zhivanna menyambar lengan Calvin dengan semangat. Tak sengaja, Calvin merasakan ada sesuatu yang menekan lengannya. Dia begitu terkejut, dan menarik napas panjang. Lelaki itu pun kemudian melepaskan tangan Zhi dengan cepat.
“Tunggu! Aku harus mengambil sesuatu.” Calvin melupakan hal yang sempat terpikirkan beberapa saat yang lalu, dia kemudian berjalan ke arah lemari dan mengambil sesuatu di sana.
“Pakai ini!” Calvin mengalungkan syal ke leher Zhi dari belakang. Kain panjang berwarna abu-abu itu sengaja dipilih Calvin untuk menutupi dada Zhi agar tak begitu mencolok saat berpapasan dengan orang-orang.
“Kamu manis sekali, Calvin.” Zhi mencolek dagu Calvin dengan telunjuknya.
Zhi yang terus menggoda Calvin pun tak berarti apa-apa. Calvin tidak mungkin menyukai makhluk aneh seperti Zhi, pikirnya.
“Ah, sudahlah. Ayo kita berangkat!” ucap Calvin seraya mengayunkan langkahnya.
Meskipun Calvin lelaki normal, tetapi dia tidak mudah tergoda dengan seorang wanita. Apa lagi, rasa cintanya pada sang mantan masih membekas. Tentu saja, perasaan itu akan sulit dihilangkan karena sebelumnya, dia begitu mencintai tunangannya.
"Calvin, aku terlupa sesuatu."
"Apa?"
.
.
Bersambung ...
Jangan lupa like dan komennya ya, kasih semangat author pemula ini😊♥️ terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Gembelnya NT
🙈🙈🙈🙈
2022-06-23
1
Sambal Terasi
suka kak, semangat ya
2022-06-09
1
Remasari
aku hadir....
ceritanya seru...
salam dr "presdir pemakasa"
2022-03-08
1