Aurel yang sudah tampak rapi keluar dari kamarnya. Ia menyusuri anak tangga dan bergabung bersama orang tuanya untuk sarapan.
"Pagi Ma.. Pa.." sapa Aurel seraya menarik salah satu kursi yang ada dihadapannya dan ikut bergabung sarapan bersama dengan kedua orang tuanya.
"Pagi juga sayang" ucap Alea dan Alviro.
"Bagaimana dengan omset penjualan di Shopie Apparel?" tanya sang papa.
"Mengalami peningkatan dari sebelumnya Pa" timpal Aurel.
"Syukurlah kalau begitu" ujar Alviro.
"Mana Bik Inem Ma?"tanya Aurel seraya mengendarkan pandangannya.
"Bik Inem ambil cuti pulang kampung hari ini" sahut Alea seraya menyendokkan nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Berarti gak ada kotak sarapan untuk Reyhan pagi ini" ujar Aurel dengan wajah yang lesu.
"Aurel, kamu sudah dewasa nak. Tidak sewajarnya kamu terus-terusan mengejar Reyhan" tukas Alea.
"Tapi Aurel cuma ingin Reyhan ma.." timpal Aurel.
"Stop Aurel! kamu sudah dewasa, bukan anak-anak lagi. Seharusnya kamu mengerti bahwa Reyhan tidak menyukaimu" ujar Alea yang setengah tersulut emosi.
Aurel pun hanya tertunduk diam seraya mengunyah sarapannya.
"Sudah-sudah, Aurel habiskan sarapanmu sayang" ujar Alviro menengahi.
Aurel pun mengangguk paham dan menghabiskan makanannya tanpa mengeluarkan suara.
.
.
.
"Ma.. Pa.. Aurel berangkat dulu" ucap Aurel seraya meraih tangan kedua orang tuanya secara bergantian.
"Hati-hati dijalan nak" ujar Alviro.
Aurel pun mengangguk dan berjalan keluar rumah. Baru saja Aurel membuka pintu, ia tiba-tiba saja dikagetkan dengan setangkai mawar merah yang tergeletak didepan pintu.
Aurel pun meraih mawar tersebut, ia menemukan sebuah kartu ucapan yang terselip didekat kelopak mawar tersebut.
*Selamat pagi nona manis, sambut hari ini dengan senyuman manis walaupun beberapa diantaranya memandangmu sinis.
By : Secret*
Aurel pun tersenyum setelah membaca kartu ucapan yang bergambar kartun kesukaannya tersebut, yaitu Doraemon.
Entah siapa pagi ini yang mengiriminya setangkai mawar tersebut. Namun Aurel terlihat sedikit bahagia, setidaknya ada seseorang yang bersikap romantis terhadap dirinya meskipun ia tak tahu siapakah gerangan.
Jujur saja, umur Aurel yang sudah menginjak dewasa, akan tetapi baru hari ini ia mendapatkan bunga dari seseorang. Entah itu kiriman bunga dari tukang somay, atau tukang bakso yang tiap pagi lewat didepan rumahnya.
☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️☣️
Reyhan berjalan beriringan bersama Vanesha. Dilihatnya dari kejauhan Aurel yang sudah melambaikan tangannya menunggunya tidak jauh dari depan kampus.
"Rey, itu ada kak Aurel" ujar Vanesha.
"Bodo amat" ketus Reyhan.
"Astaga, Lo jelek sok jual mahal amat jadi cowok heran deh Gue" tukas Vanesha.
"Terserah Lo mau ngomong apa" ujar Reyhan yang berjalan mendahului Vanesha.
Aurel pun mengembangkan senyumnya melihat Reyhan yang semakin mendekat.
"Hai Reyhan" sapa Aurel seraya mengembangkan senyuman terbaiknya.
Reyhan hanya memandang Aurel sinis dan berjalan melewati Aurel tanpa membalas sapaan gadis tersebut.
Aurel sangat paham, sampai kapan pun Reyhan tidak akan pernah bersikap manis padanya walaupun itu hanya sekali saja.
"Kak Aurel.." seru Vanesha berjalan menghampiri Aurel.
"Vanesha.."
"Apa ada yang bisa aku bantu kak? semacam titipan untuk Reyhan" ujar Vanesha.
"Emmm hari ini kakak gak bawa apa-apa untuk Reyhan" sahut Aurel.
Vanesha pun mengangguk paham.
"Pancake yang kakak bawa kemarin dilahap habis oleh Reyhan" ujar Vanesha.
"Benarkah?"
"Iya kak, Reyhan emang orangnya begitu kak. Jadi jangan kakak masukin ke hati" tukas Vanesha.
Aurel pun mengangguk seraya tersenyum.
"Kalau begitu aku masuk dulu ya kak, bye kak Aurel" ujar Vanesha seraya melambaikan tangannya.
"Bye Vanesha" timpal Aurel membalas lamabaian tangan Vanesha.
Aurel pun masuk ke dalam mobilnya. Dilihatnya mawar yang didapatnya tadi pagi dari seseorang yang tak diketahuinya.
"Andaikan saja yang mengirim mawar tersebut adalah kamu" gumam Aurel seraya menghembuskan nafasnya dengan kasar.
Namun itu mustahil terjadi. Jangankan untuk mengirim mawar, membalas sapaan dari Aurel seja Reyhan pun enggan.
Aurel pun melajukan mobilnya.
Seorang lelaki yang berada didalam mobil, sedari tadi memperhatikan putrinya itu dari kejauhan. Ia pun menghela nafas saat melihat sikap yang ditunjukan oleh lelaki yang dicintai putrinya tersebut.
"Sampai kapan nak, kamu terus mengejarnya" gumam Alviro.
.
.
.
Aurel yang sedari tadi berkutat dengan komputernya.
Drrtttt...
Ponsel Aurel bergetar, ia pun mengusap layar ponselnya tersebut menjawab panggilan dari seseorang yang menjadi teman mainnya sejak kecil.
"Halo.."
"Halo.. bisa bicara dengan nona Aureliya Cassandra Dirgantara?" ujar suara dari seberang sana.
"Tolong jangan berbelit-belit tuan Rasya Rahardian Harfin, saya sedang sibuk untuk melayani candaan konyol dari anda" timpal Aurel.
"Sorry" ujar Rasya seraya terkekeh.
"Ada apa?" tanya Aurel.
"Nanti malam temenin gue nyari udara segar, suntuk kerja seharian" ucap Rasya.
"Imbalannya?"
"Gue kabulin apapun yang lo mau" ujar Rasya.
"Oke, permintaan gue gak banyak. titip salam buat adek lo" tutur Aurel.
"Nanti gue sampein. Jam 8 malam gue jemput" ujar Rasya.
"Oke" timpal Aurel seraya memutuskan sambungan teleponnya.
Rasya hanya tersenyum miris seraya meletakkan ponselnya diatas meja. Bukan hanya alasan mencari udara segar mengajak Aurel keluar, akan tetapi ia juga merindukan wanita tersebut.
Rasya tidak pernah melupakan apapun tentang Aurel sedikitpun, namun tampaknya wanita yang dicintainya tidak pernah melupakan adiknya sedetikpun.
.
.
.
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa untuk selalu memberikan dukungannya lewat vote, like, dan komen.
Salam manis Ryn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Lailatul Fijriyah
semangat rasya 💪💪💪
2020-07-01
2
Clara🍀
Rasya kasian bngt.. 😔😔
Kapan aurel bisa suka sama rasya bukn sebagai temaan
Tpi sebagai kekasih🤗🤗
2020-06-25
2
💞Eliza Yui♥️
nyesek deh Rasya .....coba Aurel sm Rasya aj gmn🤔🤔🤔 lebih baik di cintai cowok kan dr pd ngejar"" cowok...nasib ada di tangan author 😄😄😄
2020-05-21
4