Rasya sudah berada tepat di depan pintu rumah Aurel.
Teettt..teeettt..
Ia menekan bel rumah berulang kali seraya melipat lengan kemejanya.
Hari ini Rasya berpenampilan cukup rapi, hanya untuk mengajak Aurel menghirup udara segar.
Belum lama kemudian, wanita paruh baya membukakan pintu untuknya.
"Tante. ." ucap Rasya tersenyum dan meraih punggung tangan Alea untuk menyalaminya.
"Masuk nak" ujar Alea mempersilahkan.
"Silahkan duduk dulu nak" ucap Alea.
"Aurelnya ada Tan?" tanya Rasya.
"Ada, tunggu sebentar ya. Tante panggilin" ujar Alea seraya menuju ke kamar Aurel.
Belum lama kemudian, Alviro pun muncul.
"Rasya" ucap Alviro.
"Om.." ujar Rasya yang langsung bangkit dari tempat duduknya menyalami Alviro.
Alviro pun mempersilahkan Rasya duduk kembali. Dan pada akhirnya mereka berdua pun berbincang-bincang.
.
.
.
"Aurel ayo bangun sayang" ujar Alea sedari tadi membangunkan putri semata wayangnya, yang sedari tadi enggan untuk bangun dari tidurnya.
"Iya.. iya ma.." tukas Aurel yang tampak malas kemudian bangun dari tidurnya.
"Rasya dari tadi udah nungguin kamu di bawah. buruan!" titah sang mama yang kemudian melangkah keluar dari kamar tersebut.
Aurel pun mau tak mau bangun dari tidurnya. Ia langsung menuju ke kamar mandi untuk membasuh mukanya. Sungguh ia lupa akan janjinya pada Rasya tadi siang.
.
.
.
Rasya tampak asyik berbincang-bincang bersama kedua orang tua Aurel. Belum lama kemudian Aurel pun menuruni anak tangga dan menghampiri mereka.
"Ayo berangkat" ujar Aurel.
"Kalian mau kemana?" tanya Alviro.
"Dinner pa.." celetuk Aurel yang sontak saja membut Rasya terkejut.
"Dinner?" gumam Alea dan Alviro bersamaan.
Aurel pun mengangguk sedangkan Rasya hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Alea dan Alviro memperhatikan penampilan putrinya yang hanya menggunakan jaket dan celana training. Mereka pun membandingkannya dengan penampilan Rasya yang sudah sangat rapi.
"Apa-apaan ini? kamu mau dinner atau mau jogging?" ujar Alviro.
"Tetep cantik kok pa" ujar Aurel menaik turunkan alisnya. Sedangkan Alea hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Gak apa-apa kok om" tukas Rasya seraya tersenyum.
"Ya udah, kami berangkat dulu ya pa.. ma.." ujar Aurel berpamitan dengan kedua orang tuanya.
"Pulangnya jangan terlalu larut" tukas sang papa.
"Baik om" timpal Rasya yang kemudian ditarik oleh Aurel.
"Pesan gue jangan lupa disampaikan" ujar Aurel tiba-tiba.
Rasya pun terdiam sejenak, dan kemudian menjawab ucapan gadis tersebut.
"Iya, nanti gue sampaikan" timpal Rasya. Jujur saja ia merasa teriris saat gadis ini bersama dengannya namun yang ia bicarakan selalu saja lelaki lain, dan itu adalah saudaranya sendiri.
Mereka berdua pun masuk ke mobil dan menuju jalanan.
.
.
.
Aurel duduk manis di bangku taman. Dilihatnya Rasya yang berlari-lari kecil sembari membawa sebuah plastik yang berisi cemilan serta minuman kaleng.
Rasya pun duduk disamping Aurel seraya meletakkan plastik yang dibawanya.
"Gue kenyang kalau diajak keluar sama Lo" ujar Aurel seraya terkekeh.
"Gue nggak mau aja Lo kelaperan pas gue ajak keluar" timpal Rasya seraya membuka minuman kaleng yang ada ditangannya dan diberikan pada Aurel.
"Thanks" ucap Aurel.
"Sering kesini bareng pacar Lo?" tanya Aurel tiba-tiba.
Rasya pun tertawa mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh gadis yang ada dihadapannya.
"Gue nggak ada waktu buat ngajak cewek lain kesini" ujar Rasya.
"Cuma Lo" lanjutnya.
Aurel pun terkekeh.
"Apakah gue salah berharap sesuatu yang gue impikan bakalan jadi nyata" gumam Aurel seraya tersenyum perih.
Rasya yang baru saja hendak menenggak kembali minumannya langsung menghentikan aktifitasnya.
Ia mengerti apa yang gadis tersebut bicarakan saat ini. Entah mengapa melihat Aurel seperti itu membuat hati Rasya tersayat.
"Seseorang tidak salah untuk memperjuangkan apa yang diimpikannya. Namun ada saatnya kita menyerah pada impian tersebut" ujar Rasya.
"Maksudnya?" tanya Aurel yang kurang paham.
"Ada kalanya kita berjuang untuk sebuah impian, dan ada kalanya kita menyerah pada impian tersebut. Ambisi boleh-boleh saja, tapi jika semuanya membuang waktumu, maka berhenti untuk melakukan hal yang bodoh" sambung Rasya menenggak kembali minumannya.
Aurel langsung terdiam mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Rasya. Jujur saja, Ia merasa sedikit tersinggung dengan apa yang di ucapkan Rasya. Namun perkataan Rasya memang benar. Selama ini ia melakukan hal bodoh menunggu sesuatu yang belum tentu ia raih, bahkan ia sentuh.
Bertahun-tahun ia mengejar Reyhan hanya untuk mendapatkan hati pria tersebut. Namun usahanya selama ini tidak pernah membuahkan hasil, bahkan sejauh ini apapun yang Aurel lakukan tidak dapat menyentuh hati pria itu.
Suasana tiba-tiba saja menjadi hening seketika.
Mereka pun tenggelam dikesunyian malam. Menikmati hembusan semilir angin dan kemerlip bintang yang menghiasi langit malam.
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa untuk like komen dan votenya ya sayang-sayangku 😘
salam manis
Ryn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Clara🍀
apa kurangnya Raysa coba.. Udah ganteng. Dokter. Baik pula.. Hadehhh
Aurel... Kapan kmu bisa suka sama raysa😢😢
2020-06-25
3
bundanya hayyi💖💖💖
caemnya babang Lee min hoo
2020-05-29
1
💞Eliza Yui♥️
lanjut aj dech Ryn....
2020-05-21
2