" I will wait for you to forget your past and I will wait for you to love me. Becau,ase I know that the heart will not put love anywhere."
Aku tercenung mendengar itu. Mas Radit menatapku dengan tatapan lembut dan hangat tidak seperti biasanya, kosong.
"Mas," Aku mendekat kearah Mas Radit namun mas Radit malah mundur semakin aku mendekat semakin mas Radit memundurkan tubuhnya dia hanya tersenyum hangat.
"Mas... maaf," lirihku.
Brukk...
Netra ku membulat saat melihat Mas Radit sudah ambruk di bawah ranjang. Dengan cepat aku langsung menghampiri Mas Radit.
Bulir bening milik sudah meluncur sadari tadi bibirku bergetar menahan isakkan tangis.
"Mas..." Aku mengusap rahang mas Radit. kepala Mas Radit sudah berada dipangkuan ku.
Mau teriak pun aku percuma karena setiap kamar rumah Ayah memasang kedap suara. Apa ada salah dengan ucapanku tadi?
Hingga membuat Mas Radit menghindariku.
"Nay...." aku segera menghapus air mataku dengan cepat saat Mas Radit mulai membuka matanya.
Tatapan lembut dan hangat tadi sudah berubah kembali kosong. Aku tiba-tiba terisak menyadari kesalahanku tadi. Kenapa aku harus mengatakan itu di saat Mas Radit akan pulih.
"Nay kenapa nangis?" Suara berat tapi polos milik Mas Radit membuatku semakin terisak.
Mas Radit langsung bangkit dari tidurannya lalu dia memelukku seperti biasa ketika aku menangis karena lelah memikirkan urusan rumah tangga ku yang tak ada kemajuan seperti ini.
Dan aku sering menangis kala aku menyadari bahwa aku belum mencintai mas Radit sepenuhnya rasa cintaku kepada Mas Bayu masih hinggap di hatiku.
"Cup..cup jangan nangis nanti jelek kaya badut," Mas Radit mengusap belakang kepalaku. Aku hanya menyandarkan kepala ku di bahu mas Radit yang nyaman.
'No matter how expensive the pillow is, it could never be as comfortable as my husband’s shoulder.' (Semahal apapun harga sebuah bantal, tak akan mampu menggantikan nyaman dan tenangnya bahu seorang suami utk bersandar.)
Kata-kata ustadzah itu tiba-tiba tergiang dikepalaku. Kutipan bahasa inggris itu bermakna tidak ada kenyaman dan ketenangan yang lebih berharga selain bahu suami dan sekarang aku merasakan sendiri.
Mas Radit melepaskan pelukanku lalu menangkupkan wajahku menghapus air mataku yang masih terjejak.
"Kalau Nay senyum nanti muka badutnya ilang," Aku terkekeh mendengar itu Mas Radit bisa membuatku menangis namun detik kemudian dia bisa membuatku tersenyum.
Aku tersenyum begitu pun dengan Mas Radit dia tersenyum. Sejenak aku melupakan kejadian tadi.
"Mas, Kalau nanti Ayah ajak Mas pergi Mas jangan nolak ya." Aku mengingat kembali perkataan Ayah tadi bahwa dia akan membawa Mas Radit malam ini terbang ke Jerman lalu jika ada kemajuan Mas Radit akan dibawa ke Spanyol untuk melanjutkan itu pengobatan selanjutnya.
"Kenapa? Emang Nay enggak akan ikut?" Mas Radit memiringkan kepalanya.
"Bukan gitu Mas. Sekarang Nay tanya Mas mau enggak main di luar?" Aku mencoba memberikan pengertian kepada Mas Radit karena jika tidak maka Mas Radit akan merengek tidak mau ikut bersama Ayah.
"Mau," Mas Radit mengangguk semangat.
"Nah, nanti Ayah akan membawa Mas jalan-jalan keliling pake pesawat," senyum bahagia tercetak di wajah Mas Radit membuka ku ikut bahagia.
A man dreams of a perfect wife. A woman dreams of a perfect husband. But they don’t realize that Allah created them to complete one another.
💫💫💫💫💫
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
sbnrnya Radit lelaki yg lembut ya
2020-07-24
1