Wajah teduh nan damai ini yang membuatku tetap kuat menghadapi rintangan-rintangan dari Allah.
Semua sikapnya yang terkadang membuatku lelah lalu ingin menyerah namun saat kembali mengingat masalalunya rasa lelahku hilang seketika.
Mas Radit sedang tertidur pulas setelah tadi merengek melarangku untuk tidak pergi bekerja.
Mas Radit hari ini sangat rewel dan selalu melarangku melakukan apapun selain menemaninya tidur.
"Non...." panggil Bi Sri kepadaku namun suaranya sangat pelan mungkin takut menganggu tidurnya Mas Radit yang sangat nyenyak dan damai.
"Iyh Bi..."
"Diluar ada den Bayu," Aku terdiam saat Bi Sri mengucapkan nama Bayu—Mantanku yang sampai saat ini masih mengejarku dan selalu mengiginkan aku berpisah dengan Mas Radit.
"Suruh dia pergi Bi, Nay lagi males ketemu sama siapapun hari ini," Bi Sri hanya mengangguk lalu keluar kamarku dan Mas Radit menutup pintu dengan pelan.
'Ya Allah aku sangat bingung dengan keadaan hatiku saat ini. Disatu sisi aku menyayangi Mas Radit namun disisi lain nya juga rasa cintaku untuk Mas Bayu masih membekas hingga saat ini,'
Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan dan Takdir yang sedang mempermainkan hatiku. Gula gulandah hatiku saat ini sangat tidak bisa diucapkan padahal sudah satu tahun aku berumah tangga dengan Mas Radit rasa cintaku kepada Mas Bayu masih hinggap.
"Nay," Suara serak khas bangun tidur Mas Bayu membuatku langsung tertarik kedalam alam bawah sadar.
"Nay sakit...." Mas Radit memengangi perutnya sendiri tubuh yang semula terlentang kini menjadi meringkuk.
"Mas kenapa? Ya Allah Mas jangan diteken gitu," Aku panik saat Mas Radit terus menekan perutnya.
Aku dan Mas Radit sama-sama terisak Aku tak mampu mengatakan apapun lagi selain memeluk Mas Radit dengan erat. Sudah sekian kalinya Mas Radit merasakan sakit seperti ini. Aku dan Ayah sudah memeriksanya namun tidak ada penyakit yang serius dan Ayah percaya bahwa ini adalah kiriman dari orang-orang seperti dukun.
Aku tidak percaya dengan hal seperti itu apalagi diera seperti ini apa dukun masih ada? Guna-guna masih ada? Ataukah santet seperti itu masih ada?
Mas Radit memuntahkan darah banyak. Aku panik dan takut. Ingin menghubungi Ayah tapi aku tak mau melepaskan pelukan ini.
"BI SRI!!!" teriakku memanggil Bi Sri namun aku lupa jika kamar ini memakai kedap suara.
Mas Radit terus memuntahkan darah dan menekan perutnya. Tubuhnya seperti sudah lemas darah dari mulutnya tetap keluar tanpa henti.
"Nay sakit...." Mas Radit masih merintih lalu dia memuntahkan kembali darah.
Mulutku membaca ayat-ayat suci Al-qur'an tanpa henti air mataku tetap mengalir.
------------
"Ayah pernah mengatakan bahwa sakit yang selama ini dialami oleh Radit adalah kiriman dari dukun dan setelah Ayah selidiki benar saja orang itu adalah orang yang terdekat dengan kita,"
Setelah tadi Mas Radit tenang aku langsung membawa Mas Radit ke rumah Ayah. Aku takut jika kejadian ini terulang lagi dan lagi.
"Maksud Ayah?" Aku tidak mengira jika hal ini benar-benar ada-nya.
Orang itu benar-benar tegaa melakukan ini kepada Mas Radit.
"Orang itu dan dukun itu sudah Ayah masukkan ke kantor polisi dan satu lagi kita akan menjual rumah kamu," Sudah hal wajar jika Ayah dengan mudahnya mendapatkan orang-orang yang berniat jahat kepada keluarga Handoko.
"Orang itu adalah Rama, Cahya dan Dini," Aku tersentak saat mendengar itu. Rama? Cahya? Dini.
Rama adalah kakak Mas Radit yang pertama.
Cahya adalah kakak Mas Radit yang kedua sedangkan Dini adalah adik Mas Radit.
Tiga orang yang membuat Mas Radit kesakitan kini sudah tertangkap dan aku bisa bernafas lega. Kesakitan Mas Radit akan hilang saat ini.
"Kamu urus pekerjaan Ayah untuk beberapa bulan atau tahun ini. Profesi dokter pun jangan sampai putus gunakan waktu sebaik mungkin. Ayah akan membawa Radit ke Jerman untuk pengobatan kejiwaannya."
✨✨✨✨✨
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
🍉𖧹ᴢᴀʜʀᴀ°ᵖᵃʳᵏ𖧹࿐🅟🅖
lanjut
2020-10-10
0
Mellany90 Rangkas85
Gila ea ke adik kandung sendiri setega itu
2020-07-30
0
Ariyastini
kasian
2020-07-21
0