4. Bab 4: Kemajuan

Aku tidak menyangka jika kedua kakak dan adik Mas Radit masih mengirim hal musyrik itu kedalam tubuh Mas Radit.

Tadi saat sedang melaksana sholat maghrib Mas Radit tiba-tiba muntab darah kembali sontak iti semua membuat Ayah dan aku langsung panik.

Ayah langsung menelpon ke kantor polisi agar memeriksa keempat orang itu. Ayah juga menuntut kembali keluarga Mas Radit.

Kini Mas Radit sedang berbaring diatas ranjang dengan lemas karena darah itu terus keluar dari mulut Mas Radit.

"Nay enggak mau Mas Radit pergi Yah..." Aku menghapus air mataku yang terus menerus mengalir tanpa komando.

"Percaya kan sama Allah Nay, kita berdoa sama-sama kepada Allah agar Radit tidak apa-apa," Ayah mengusap penggungku dengan lembut menyalurkan ketenangan.

Rencana aku dan Mas Radit untuk ke puncaj terpaksa didelete karena melihat kondisi mas Radit yang semakin lemas dan menurun.

"Kamu tau dulu saat Ayah pertama kali dengan Radit, dia itu sangat dingin dan pendiam berbeda dengan sekarang yang sangat manja kepadamu, Nay," Ayah menjeda ucapannya. "Kalau kamu masih bertanya-tanya mengapa Ayah sangat memaksa kamu untuk menikah dengan Radit. Alasannya hanya satu yaitu, Radit adalah laki-laki yang mampu mengubah pola pikir kamu yang trauma dengan sebuah pernikahaan. Saat kamu menolak lagi dan lagi lamaran Bayu saat itu Ayah takut jika kamu..... Lesbi..." Ayah menurunkan suaranya saat mengatakan aku Lesbi.

Ya, dulu aku memang sanga tidak suka dengan ikatan pernikahaan. 7 tahun aku berpacaran dengan Mas Bayu namun pada ahkirnya aku tetap menikah dengan orang lain, Mas Radit..

Rasa trauma ku muncul saat aku tak sengaja mendengar bahwa Ibu meninggalkan aku dan Ayah hanya karena laki-laki yang lebih kaya. Aku takut jika suatu saat aku menikah dengan Mas Bayu, Mas Bayu akan berselingkuh dan meninggalkanku.

"Nay enggak pernah menyesal jika Ayah memaksa Nay untuk menikah dengan Mas Radit tapi Nay merasa belum becus menjadi istri," Aku menghapusnya air mataku. Betapa berdosanya aku dalam keadaan suamiku yang seperti ini aku malah masih mencintai mantan kekasih ku.

"Karena kamu masih mencintai Bayu?

Nay dengar Ayah. Cinta kamu kepada Bayu akan hilang kapan saja namum. cinta kamu kepada Allah tidak akan hilang maka dari itu cintai Radit karena Allah bukan karena fisik Radit," Aku terdiam mendengar ucapan Ayah.

Aku mendekat ke arah Mas Radit memeluk tubuh yang masih lemas dan seperti tidak bernyawa ini.

"Ayah akan keluar. Polisi sudah menemukan barang musyrik itu dan membakarnya." Aku hanya diam saat Ayah keluar pun aku tetap diam tak merespon.

"Maafin Nay mas... Nay udah bodoh jadi istri karena masih mencintai mas Bayu, Tapi Nay janji mas akan melupakan itu dan akan mencintai mas karena Allah seperti kata Ayah."

Aku mempererat pelukanku kepada Mas Radit. Rasa bersalah selalu menghantuiku saat selalu menyadari bahwa aku masih mencintai mas Bayu dan diam-diam selalu menceritakan masalah rumah tanggaku kepada Mas Bayu. Padahal aku tau jika itu adalah aib keluargaku sendiri.