Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)

Reynald berdiri di depan bengkelnya seraya memandangi Elisa dan Sofia yang saat ini tengah mengobrol bersama di sebuah cafe yang ada di seberang jalan. Sebenarnya ia penasaran bagaimana bisa Elisa mengenal Sofia, namun ia tidak sempat bertanya karena Elisa langsung mengajak Sofia untuk bicara empat mata.

"Kira-kira mereka sedang membicarakan apa?" tanya Jack yang tiba-tiba saja berdiri di samping Reynald.

"Aku juga nggak tau, tapi sepertinya mereka udah kenal lama," jawab Reynald yang tetap fokus memandangi cafe tempat Elisa dan Sofia berada.

~

Di cafe yang ada di seberang jalan sana. Dua wanita muda nan cantik sedang duduk berhadapan. Baik Elisa ataupun Sofia mereka sama-sama tidak menyangka akan bertemu lagi setelah belasan tahun.

Mungkin ketika melihat cara pandang mereka saat melihat satu sama lain, tidak akan ada yang percaya bahwa dulunya mereka adalah sahabat masa kecil. Kini yang tersisa dalam persahabatan itu hanya rasa benci yang entah sampai kapan akan berakhir.

Elisa meletakkan gelasnya di atas meja dan kembali menatap Sofia. "Sudah lama sekali kita tidak bertemu, aku pikir kamu tidak mengenali aku lagi. Waktu memang sudah merubah kamu ya, oh iya bagaimana kabar Mama kamu?"

Sofia Mencengkram erat gelas yang ada di tangannya. Meski ucapan Elisa terdengar begitu ramah tapi ia tahu itu bermakna ledekan padanya. "Apa bisa kamu pura-pura tidak mengenal ku saja, sudah dua belas tahun apa kamu masih ingin mengungkitnya?"

Elisa tekekeh sendiri saat mendengar ucapan Sofia. Ya, mungkin rasa benci itu hanya berat kepadanya, karena pada masanya ia adalah korban dari keegoisan orang tua, sementara Sofia menikmati apa yang seharusnya ia miliki.

"Kamu lucu sekali, bagaimana aku bisa melupakan kamu? Walau bagaimanapun, kita ini hampir menjadi saudara, seandainya ibu kamu tidak pergi setelah apa yang sudah ia dapatkan dari Papa ku."

Sofia tediam sesaat. Ia tidak bisa menyangkal bahwa Mamanya adalah orang yang gila harta. Kadang ia berpikir, andai dulu Papa Elisa tidak bermain api dengan Mamanya, pasti mereka masih menjadi sahabat sampai sekarang.

"Itu hanya masalalu. Aku rasa waktu ku terlalu berharga untuk duduk di hadapan kamu dan membicarakan hal ini. Sebaiknya jangan muncul di hadapan ku lagi, menghilang lah seperti dua belas tahun yang lalu."

Elisa menatap tajam kearah Sofia, di asingkan seperti putri terbuang, perselingkuhan sang Papa dan kematian sang Mama adalah kenangan paling buruk di hidupnya.

Dari semua wanita yang bermain api dengan sang Papa, yang paling menyakitkan bagi Elisa adalah saat ia tahu salah satu dari pelakor itu adalah ibu dari sahabatnya sendiri.

"Pelakor tetap akan menjadi pelakor, aku tidak akan pernah bisa melupakan semua wajah wanita yang bermain api dengan Papa ku, termaksud Mama kamu." Elisa menyadarkan tubuhnya seraya berpangku tangan dan menatap Sofia. "Katakan, ada hubungan apa kamu dengan Rey?"

"Seharusnya aku yang berkata seperti itu, aku sudah menjadi sahabatnya sejak SMA, dia tidak pernah dekat dengan wanita manapun kecuali aku."

"Aaa sekarang aku tahu, kamu adalah wanita yang bertunangan dengan pria kaya dan mencampakkan Reynald, ternyata buah memang tidak jatuh jauh dari pohonnya ya haha."

"Cukup! Kamu tahu, aku menyesal karena Mamaku pernah berselingkuh dengan Papa kamu, tapi aku lebih menyesal karena pernah menganggap wanita angkuh dan sombong seperti kamu sebagai seorang sahabat." Sofia berdiri dari posisinya kemudian melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.

Elisa masih diam terpaku di sana. Senyum sinis masih terukir jelas di wajahnya. Hidup bagai roda yang terus berputar, saat fisik kian dewasa tapi hati dan pikirannya masih sama, masa-masa kelam di saat umur masih belasan, memupuk Elisa menjadi seseorang dengan karakter yang tak ingin tetindas apalagi terkalahkan.

Flashback on.

Elisa kecil terlihat begitu senang saat bisa keluar membeli es krim bersama Mamanya. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan menuju sebuah minimarket yang tak jauh dari Mansion.

Tiba-tiba Elisa menghentikan langkahnya, lalu mendongakan kepala untuk melihat sang Mama. "Ma, kapan kita bisa jalan-jalan sama papa?"

Dengan wajah pucat pasihnya Mama hanya tersenyum kepada Elisa lalu mengusap pucuk kepalanya. "Nanti ya nak, Papa masih sibuk.

Elisa membalas senyum Mama, kemudian kembali melangkah masuk ke sebuah minimarket. Setelah selesai membeli es krim dan beberapa jajanan lainnya, Ia keluar dari minimarket itu bersama Mama.

Senyum yang tadi merekah indah dari wajah anak berusia dua belas tahun, pelahan memudar saat melihat Papa yang begitu ia banggakan sedang menggadeng seorang wanita dan anak gadis yang tidak asing baginya. "Papa ... Sofia."

Dunianya seketika terasa tebalik. Saat ia menunggu dengan ketidak pastian demi bisa menikmati waktu bersama sang papa. Apa yang ia lihat saat ini membuat hatinya patah, lalu bagaimana dengan sang Mama? Elisa mendongakan kepalanya menatap Mama, ia terkejut saat melihat Mama, menangis.

Malam harinya setelah kejadian itu. Elisa melangkah dengan ragu-ragu menuju kamar kedua orangtuanya. Ia membuka pintu itu sedikit agar bisa mengintip ke dalam. Matanya seketika membulat saat pertama kalinya ia melihat kedua orangtuanya bertengkar hebat.

"Kamu tidak seharusnya membawa wanita itu dan anaknya berjalan di muka umum! Kamu tahu bagaimana hancurnya hati Elisa Mas. Anak wanita itu bukan anak kamu mas, tapi kamu lebih mementingkan mereka!"

"Cukup! Kamu sudah gila, kamu sudah tahu aku suka bermain-main dengan wanita, kenapa sekarang kamu marah?"

"Aku yang gila? ... Kamu yang gila Mas, kamu tahu wanita itu adalah guru Elisa dan anak kecil itu adalah sahabat Elisa, kenapa harus wanita itu yang menjadi selingkuhan kamu Mas. Kamu boleh menyakiti hati ku Mas, tapi tidak dengan anak kita!"

Prak!

Satu tamparan mendarat di wajah Mama dan saat itu juga Elisa yang mengintip dari luar mulai menangis. Ternyata selama ini Papa yang ia banggakan, Papa yang ia anggap sebagai cinta pertamanya saat terlahir ke dunia hanyalah seorang pria hidung belang yang suka bermain wanita.

Sejak saat itu Elisa tak pernah bicara kepada sang Papa. Dia yang dulu begitu ceria mendadak menjadi anak pendiam dan suka mengurung diri di kamar. Sedikit demi sedikit ia mulai mengerti, jika sang Mama hanya bertahan, demi dirinya.

Jangan tanya bagaimana hubungan Elisa dan Sofia. Sofia heran karena Elisa yang tiba-tiba saja menjauhinya, sewaktu jam istirahat sekolah ia menghampiri Elisa yang hendak pergi menuju toilet.

"El, ayo kita main. Aku punya barbie baru loh," ucap Sofia seraya mengengam lengan Elisa.

Elisa terdiam sejenak menatap wajah Sofia dengan tajam, ia menarik tangannya dari genggaman Sofia, "Lepaskan tanganku, dasar anak pelakor." Elisa berbalik dan melangkah pergi meninggalkan Sofia yang masih diam terpaku di tempatnya.

Flashback off.

...**...

Hari mulai gelap, Elisa menyebrang jalan untuk menghampiri Reynald yang sedang menunggunya di depan bengkel. Begitu pandainya seorang wanita menyembunyikan kesedihannya, ia bisa kembali tersenyum kepada Reynald setelah apa yang terjadi kepadanya.

"Kamu menunggu ku sejak tadi?" tanya Elisa saat berada di hadapan Reynald.

"Apa yang kamu bicarakan dengan Sofia, dan sejak kapan kalian saling kenal?" tanyanya balik.

Senyum yang tadi terpancar dari wajah Elisa mendadak sirna. "Hanya kenalan masalalu tidak penting." Elisa melangkah menuju bengkel namun kembali di cegah oleh Reynald.

"Kamu mau kemana?" tanya Reynald.

"Tentu saja masuk kedalam Ruko mu, ini sudah malam setidaknya kamu harus memberiku makan dan mengajak ku menginap, dasar suami tidak peka," jawab Elisa.

"Menginap? Kamu tidak akan bisa tidur di sini, ayo kita pulang," ucap Reynald lalu menarik tangan Elisa agar berjalan mengikutinya.

Elisa melepaskan tangannya dari genggaman Reynald. "Aku bilang aku tidak mau pulang! Aku bisa menginap di sini dan tidak akan ada yang bisa mencegahku." Elisa berbalik dan melangkah cepat menuju ruko.

"Ayo masuk di luar dingin!" seru Elisa menoleh kepada Reynald.

Reynald hanya bisa menghela napas berat. Ya, ia tidak bisa berbuat apapun saat Elisa sudah menginginkan sesuatu.

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote ya readers 🙏😊

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

😘😍☺😚😙

2022-12-31

1

almas salsabila

almas salsabila

jd keinget film India yg lihat papanya sama anak seumurannya dgn wanita lain di pasar malam🤭🤣🤣

2022-11-27

0

SitiNur20969975

SitiNur20969975

kisah masa lalu yg menyedihkan😥😥😥😥😥

2022-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 (Hari kepulangan)
2 Bab.2 (Surat wasiat)
3 Bab.3 (Trauma masa kecil)
4 Bab.4 (Tawaran gila)
5 Bab.5 (Hari tersial)
6 Bab.6 (Menerima tawaran)
7 Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8 Bab.8 (Pernikahan)
9 Bab.9 (First night with you)
10 Bab.10 (Mulai akrab)
11 Bab.11 (Saling membutuhkan)
12 Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13 Bab.13 (Mulai penasaran)
14 Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15 Bab.15 (Long time no see)
16 Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17 Bab.17 (Menginap)
18 Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19 Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20 Bab.20 (Aku suami mu)
21 Bab.21 (Aku cemburu?)
22 Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23 Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24 Bab.24 (Dengan cara ku)
25 Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26 Bab.26 (Liburan)
27 Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28 Bab.28 (Inilah cara ku)
29 Bab.29 (Sadar diri)
30 Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31 Bab.31 (Positif and posesif)
32 Bab.32 (Bertanggung jawab)
33 Bab.33 (Ngidam perdana)
34 Bab.33 (Publikasi)
35 Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36 Bab.35 (Pengakuan)
37 Bab.36 (Gara-gara drama series)
38 Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39 Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40 Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41 Bab.40 (Mengapa terjadi)
42 Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43 Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44 Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45 Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46 Bab.45 (Kapan?)
47 Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48 Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49 Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50 Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51 Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52 Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53 Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54 Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55 Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56 Bab.55 (Tidak percaya diri)
57 Bab.57 (Kita pacaran?)
58 Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59 Bab.59 (I love you more)
60 Bab.60 (Terror)
61 Bab.61 (Kekhwatiran)
62 Bab.62 (Menginap)
63 Bab.63 (Ketahuan)
64 Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65 Bab.65 (Do you love me?)
66 Bab.66 (one year)
67 Bab.67 (Happy anniversary)
68 Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69 Bab.69 (Rencana Sofia)
70 Bab.70 (Persiapan)
71 Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72 Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73 Bab.73 (Penculikan part.1)
74 Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75 Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76 Bab.76 (Keputusan)
77 Bab.77 (Rencana liburan)
78 Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79 Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80 Bab.80 (Perjalanan)
81 Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82 Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83 Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84 Bab.84 (Penyelamat hidup)
85 Bab.85 (Ketemu)
86 Bab.86 (Bertahan selamanya)
87 Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88 Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89 Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90 Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91 Bab.91 (Lamaran dadakan)
92 Bab.92 (Kembali pulang)
93 Bab.93 (Meminta izin)
94 Bab.94 (Pertemuan)
95 Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96 Bab.96 (Persiapan)
97 Bab.97 (Memaafkan)
98 Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99 After One Night Mistake
100 Pelayan Dokter Amnesia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab.1 (Hari kepulangan)
2
Bab.2 (Surat wasiat)
3
Bab.3 (Trauma masa kecil)
4
Bab.4 (Tawaran gila)
5
Bab.5 (Hari tersial)
6
Bab.6 (Menerima tawaran)
7
Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8
Bab.8 (Pernikahan)
9
Bab.9 (First night with you)
10
Bab.10 (Mulai akrab)
11
Bab.11 (Saling membutuhkan)
12
Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13
Bab.13 (Mulai penasaran)
14
Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15
Bab.15 (Long time no see)
16
Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17
Bab.17 (Menginap)
18
Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19
Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20
Bab.20 (Aku suami mu)
21
Bab.21 (Aku cemburu?)
22
Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23
Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24
Bab.24 (Dengan cara ku)
25
Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26
Bab.26 (Liburan)
27
Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28
Bab.28 (Inilah cara ku)
29
Bab.29 (Sadar diri)
30
Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31
Bab.31 (Positif and posesif)
32
Bab.32 (Bertanggung jawab)
33
Bab.33 (Ngidam perdana)
34
Bab.33 (Publikasi)
35
Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36
Bab.35 (Pengakuan)
37
Bab.36 (Gara-gara drama series)
38
Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39
Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40
Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41
Bab.40 (Mengapa terjadi)
42
Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43
Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44
Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45
Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46
Bab.45 (Kapan?)
47
Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48
Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49
Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50
Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51
Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52
Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53
Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54
Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55
Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56
Bab.55 (Tidak percaya diri)
57
Bab.57 (Kita pacaran?)
58
Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59
Bab.59 (I love you more)
60
Bab.60 (Terror)
61
Bab.61 (Kekhwatiran)
62
Bab.62 (Menginap)
63
Bab.63 (Ketahuan)
64
Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65
Bab.65 (Do you love me?)
66
Bab.66 (one year)
67
Bab.67 (Happy anniversary)
68
Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69
Bab.69 (Rencana Sofia)
70
Bab.70 (Persiapan)
71
Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72
Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73
Bab.73 (Penculikan part.1)
74
Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75
Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76
Bab.76 (Keputusan)
77
Bab.77 (Rencana liburan)
78
Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79
Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80
Bab.80 (Perjalanan)
81
Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82
Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83
Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84
Bab.84 (Penyelamat hidup)
85
Bab.85 (Ketemu)
86
Bab.86 (Bertahan selamanya)
87
Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88
Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89
Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90
Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91
Bab.91 (Lamaran dadakan)
92
Bab.92 (Kembali pulang)
93
Bab.93 (Meminta izin)
94
Bab.94 (Pertemuan)
95
Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96
Bab.96 (Persiapan)
97
Bab.97 (Memaafkan)
98
Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99
After One Night Mistake
100
Pelayan Dokter Amnesia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!