Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)

Di sebuah meja makan sederhana. Sepasang suami istri tengah duduk berhadapan untuk menikmati makan malam bersama. Mata Elisa nampak tak berkedip saat melihat apa yang sudah tersaji di meja makan.

Reynald yang sudah memulai lebih dulu, menghentikan aktivitasnya sejenak lalu beralih menatap Elisa yang sejak tadi hanya menatap semua makanan tanpa menyentuhnya. "Kenapa kamu tidak makan? Kalau kamu tidak suka akan aku pesankan makanan di luar."

Kepala Elisa tergeleng perlahan, Ia menatap wajah Reynald dengan lemas. "Bukan itu masalahnya, ini hampir jam sembilan malam. Makanan yang kamu masak ini penuh dengan kalori dan lemak, aku tidak mau menggendut."

Reynald menghela napas panjang lalu meraih gelas berisi air untuk ia minum. Setelah meneguk air itu hingga habis ia kembali menatap Elisa. "Kamu tidak akan menjadi gendut hanya karena makan makanan ini satu kali ... lagi pula mau gendut atau apapun itu kamu akan tetap cantik."

Reynald mengucapkan kata itu begitu saja lalu kembali melanjutkan makannya. Tanpa sadar ia sudah membuat seorang wanita yang tak pernah mendengar pujian tulus seumur hidupnya, merasakan hal itu sekarang.

Elisa terlihat tidak ragu lagi untuk menyendok nasi dan lauk pauk ke atas piring. Wajahnya nampak begitu takjub karena sudah begitu lama tidak merasakan makanan berminyak dan juga pedas.

Sejak dulu ia selalu menjaga pola makan dan pola hidup demi tampilan yang sempurna, namun hari ini ia seolah melupakan itu semua dan mulai menikmati arti kebebasan yang sesungguhnya.

Reynald pun tersenyum melihat cara makan Elisa yang terlihat sangat lahap. "Makanlah secara perlahan jangan cepat-cepat, kamu mau tambah lagi?"

Elisa menyodorkan piringnya kehadapan Reynald. "Baiklah, aku mau lagi ... anggap saja malam ini aku berdosa pada tubuhku dan besok aku akan langsung membakarnya dengan olahraga."

Reynald terseyum kepada Elisa dan menyendokan nasi lagi keatas piringnya. Bukan hanya itu, ia memenuhi piring itu dengan lauk pauk yang lebih banyak. Entah kenapa ia senang istrinya itu bisa makan lahap seperti sekarang.

Andai hubungan mereka tidak sedangkal ini, andai mereka di pertemukan dengan rasa cinta yang sudah lebih dulu hadir sebelum pernikahan ... ya, semua hanya ada dalam kata 'ANDAI' tapi pertemuan mereka sudah di gariskan seperti itu dan entah bagaimana akhirnya.

Dreett...dreett.

Ponsel Reynald tiba-tiba saja berdering. Ia segera meraih dan menatap layar ponselnya. "Akhirnya Melvin nelpon juga." Ia segera menerima panggilan telepon itu.

"Kamu kenapa belum pulang, ini sudah jam sembilan!"

[Pestanya sampai tengah malam kak, aku akan menginap di tempat teman ku.]

"Baiklah, kamu hati-hati. Besok pagi pulanglah kakak menginap di ruko malam ini."

[Hah! Kakak di ruko, terus kak Elisa bagaimana?]

"Di-dia juga ikut menginap di sini."

[Wahaha, kalau begitu selamat bermanja-manja pengantin baru.]

Melvin mematikan panggilan telepon itu begitu saja. Elisa yang sejak tadi hanya memperhatikan, mulai penasaran dan tidak sabar untuk bertanya.

"Adik kamu kemana, kenapa tidak pulang?" tanya Elisa yang sudah selesai dengan makanannya.

"Dia ke brithday party adik sepupu kamu, Tasya," jawab Reynald seraya membereskan meja makan.

"Oh Tasya, ternyata mereka saling kenal," ujar Elisa.

"Hm, kata Melvin mereka satu kampus," ucap Reynald lalu mengangkat semua piring kotor ke dalam wastafel.

Elisa segera menghampiri Reynald yang akan mencuci piring. "Sini biar aku bantu?"

Reynald menoleh ke sisi kirinya, dimana Elisa sedang berdiri. "Kamu pernah cuci piring?"

Elisa menggeleng perlahan. Percayalah ia bahkan tidak tahu tahap demi tahap mencuci piring. "Aku tidak tahu, makanya aku ingin tahu."

"Tidak usah ini hanya sedikit saja, kamu kembalilah ke kamar aku akan segera menyusul."

"Katanya cuma sedikit, kalau gitu aku tunggu kamu saja." Elisa memperhatikan setiap hal yang Reynald lakukan. Ia tidak pernah penasaran dengan hal kecil seperti mencuci piring, namun kali ini ia menjadi penasaran karena Reynald yang melakukannya.

Reynald melirik Elisa yang memperhatikannya dengan sangat serius. "Kamu pasti tidak pernah melihat pria cuci piring seperti ini ya, aku sudah melakukan ini sejak kedua orang tua ku meninggal."

"Hm, aku baru kali ini dekat dengan seorang pria sampai tahu aktivitasnya." Elisa kembali menatap Reynald yang saat ini sedang menatapnya, ia heran karena tiba-tiba saja suaminya itu menghentikan aktivitasnya. "Kenapa berhenti, itu tinggal sedikit lagi."

Reynald hanya diam dan terus menatap Elisa. Berdua seperti ini, membuat ia kembali merasa ingin melakukan hal yang membuatnya candu. Ia medekati Elisa dan langsung mengalungkan tangannya di pinggang ramping itu. "Hufft kamu selalu berhasil mengalihkan fokus seseorang."

Tubuh Elisa seketika menegang. Ia mencengkram erat pundak Reynald saat kembali merasakan satu sentuhan penuh tuntutan di bibirnya. Matanya mulai terpejam dan mereka kembali menikmati sensasi yang membuat sekujur tubuh terasa panas untuk kesekian kalinya.

Setelah beberapa saat Reynald melepaskan tautan mereka. Ia meraih tangan Elisa dan di genggam erat. "Di sini juga Ada Rooftop seperti di Mansion kamu, mau ke sana?"

Kening Elisa menggerut tajam, ia bingung dengan ucapan Reynald. "Rooftop, kamu sedang bercanda."

Tanpa menimpali ucapan Elisa, Reynald menarik tangan yang sejak tadi ia genggam agar mengikuti langkahnya. Ia merasa waktu-waktu yang ia lewati bersama Elisa begitu menyenangkan.

Jika memang ini hanya bagian dari memenuhi kewajiban dalam perjanjian, seharusnya tidak perlu semanis ini. Mungkin mereka tidak sadar jika mulai melewati batas aman yang mereka buat sendiri. Ya, mungkin memang benar kata orang, peraturan dibuat untuk di langgar.

...**...

Malam semakin larut, di atas atap ruko yang hanya di temani cahaya remang-remang sebuah lampu kecil yang selalu bergoyang saat di terpa angin. Sepasang anak manusia sedang duduk berdampingan seraya menatap langit malam yang nampak begitu ramai malam ini.

Reynald menoleh kesamping, ia menatap wanita yang duduk di sampingnya saat ini, wanita yang sudah melewati hal yang begitu intim bersamanya, namun masih begitu misterius baginya. "Apa aku boleh bertanya?"

Elisa menoleh dan menatap Reynald dengan tatapan bingung. "Bertanya apa? Kamu mulai penasaran dengan kehidupan ku ya."

"Hm, sedikit. Aku hanya penasaran dengan sosok Mama yang selalu kamu igaukan ketika tidur ... jujur malam itu di kamar beliau, kamu tidak henti-hentinya menyebut Mama dengan wajah sedih."

Wajah Elisa tiba-tiba saja menjadi sendu, ia kembali memandangi langit malam dengan tatapan nanar. "Mama adalah wanita yang sangat sabar. Saat Papa berselingkuh, ia tetap bertahan demi aku, dia selalu tersenyum kepada ku walau aku tahu dia sangat tersiksa."

"Pasti kamu sangat terpukul karena kehilangan Mama, aku juga begitu saat kehilangan kedua orang tua ku."

"Ya, aku terpuruk namun yang lebih menyakitkan adalah saat aku di kelilingi oleh orang-orang yang membenci keberadaan ku, Papa ku sendiri menganggap aku pengganggu dan mengasingkan ku ke negeri asing selama bertahun-tahun. Kamu tahu, aku tidak percaya jika cinta sejati benar-benar ada. Karena aku sudah melihat gambaran nyata dari orang yang aku sayangi yaitu, Papa."

Semilir angin menerpa wajah Elisa, rambutnya terurai ke belakang hingga akhirnya Reynald bisa melihat jelas ekspresi yang berusaha Elisa sembunyikan darinya. Ekspresi yang begitu bertolak belakang dengan yang selalu di tunjukkan di kehidupan sehari-hari.

Entah rasa simpati atau cinta yang saat ini menggetarkan hati Reynald, namun ia tiba-tiba saja ingin melenyapkan rasa trauma itu dari dalam diri Elisa. "Ya, kamu benar jangan percaya dengan siapapun ... kecuali aku, kamu bisa bergantung pada ku mulai sekarang."

Elisa menoleh perlahan. Ia hanya diam dan terus menatap Reynald. Ya, ia kembali goyah dan di terpa persaan yang berlawanan dengan logika. Ia merasa menemukan musuh baru dalam dirinya sendiri yaitu, hati yang memberikan sensasi-sensasi asing yang tak bisa ia hindari.

BERSAMBUNG 💓

Jangan lupa like+komen+votenya readers 🙏😊

lanjut siang ini ya 1-2 bab again. See you 👋

Terpopuler

Comments

Indah Lidia

Indah Lidia

🥰🥰🥰😍😍

2023-02-04

0

Mayus Rita

Mayus Rita

ini yg namanya pacaran setelah menikah... 🥰

2022-09-09

0

Bzaa

Bzaa

semakin di baca, semakin terasa ada manis manisnya 😁😆

2022-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 (Hari kepulangan)
2 Bab.2 (Surat wasiat)
3 Bab.3 (Trauma masa kecil)
4 Bab.4 (Tawaran gila)
5 Bab.5 (Hari tersial)
6 Bab.6 (Menerima tawaran)
7 Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8 Bab.8 (Pernikahan)
9 Bab.9 (First night with you)
10 Bab.10 (Mulai akrab)
11 Bab.11 (Saling membutuhkan)
12 Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13 Bab.13 (Mulai penasaran)
14 Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15 Bab.15 (Long time no see)
16 Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17 Bab.17 (Menginap)
18 Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19 Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20 Bab.20 (Aku suami mu)
21 Bab.21 (Aku cemburu?)
22 Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23 Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24 Bab.24 (Dengan cara ku)
25 Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26 Bab.26 (Liburan)
27 Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28 Bab.28 (Inilah cara ku)
29 Bab.29 (Sadar diri)
30 Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31 Bab.31 (Positif and posesif)
32 Bab.32 (Bertanggung jawab)
33 Bab.33 (Ngidam perdana)
34 Bab.33 (Publikasi)
35 Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36 Bab.35 (Pengakuan)
37 Bab.36 (Gara-gara drama series)
38 Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39 Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40 Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41 Bab.40 (Mengapa terjadi)
42 Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43 Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44 Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45 Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46 Bab.45 (Kapan?)
47 Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48 Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49 Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50 Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51 Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52 Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53 Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54 Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55 Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56 Bab.55 (Tidak percaya diri)
57 Bab.57 (Kita pacaran?)
58 Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59 Bab.59 (I love you more)
60 Bab.60 (Terror)
61 Bab.61 (Kekhwatiran)
62 Bab.62 (Menginap)
63 Bab.63 (Ketahuan)
64 Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65 Bab.65 (Do you love me?)
66 Bab.66 (one year)
67 Bab.67 (Happy anniversary)
68 Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69 Bab.69 (Rencana Sofia)
70 Bab.70 (Persiapan)
71 Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72 Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73 Bab.73 (Penculikan part.1)
74 Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75 Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76 Bab.76 (Keputusan)
77 Bab.77 (Rencana liburan)
78 Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79 Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80 Bab.80 (Perjalanan)
81 Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82 Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83 Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84 Bab.84 (Penyelamat hidup)
85 Bab.85 (Ketemu)
86 Bab.86 (Bertahan selamanya)
87 Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88 Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89 Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90 Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91 Bab.91 (Lamaran dadakan)
92 Bab.92 (Kembali pulang)
93 Bab.93 (Meminta izin)
94 Bab.94 (Pertemuan)
95 Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96 Bab.96 (Persiapan)
97 Bab.97 (Memaafkan)
98 Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99 After One Night Mistake
100 Pelayan Dokter Amnesia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab.1 (Hari kepulangan)
2
Bab.2 (Surat wasiat)
3
Bab.3 (Trauma masa kecil)
4
Bab.4 (Tawaran gila)
5
Bab.5 (Hari tersial)
6
Bab.6 (Menerima tawaran)
7
Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8
Bab.8 (Pernikahan)
9
Bab.9 (First night with you)
10
Bab.10 (Mulai akrab)
11
Bab.11 (Saling membutuhkan)
12
Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13
Bab.13 (Mulai penasaran)
14
Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15
Bab.15 (Long time no see)
16
Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17
Bab.17 (Menginap)
18
Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19
Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20
Bab.20 (Aku suami mu)
21
Bab.21 (Aku cemburu?)
22
Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23
Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24
Bab.24 (Dengan cara ku)
25
Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26
Bab.26 (Liburan)
27
Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28
Bab.28 (Inilah cara ku)
29
Bab.29 (Sadar diri)
30
Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31
Bab.31 (Positif and posesif)
32
Bab.32 (Bertanggung jawab)
33
Bab.33 (Ngidam perdana)
34
Bab.33 (Publikasi)
35
Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36
Bab.35 (Pengakuan)
37
Bab.36 (Gara-gara drama series)
38
Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39
Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40
Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41
Bab.40 (Mengapa terjadi)
42
Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43
Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44
Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45
Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46
Bab.45 (Kapan?)
47
Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48
Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49
Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50
Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51
Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52
Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53
Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54
Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55
Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56
Bab.55 (Tidak percaya diri)
57
Bab.57 (Kita pacaran?)
58
Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59
Bab.59 (I love you more)
60
Bab.60 (Terror)
61
Bab.61 (Kekhwatiran)
62
Bab.62 (Menginap)
63
Bab.63 (Ketahuan)
64
Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65
Bab.65 (Do you love me?)
66
Bab.66 (one year)
67
Bab.67 (Happy anniversary)
68
Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69
Bab.69 (Rencana Sofia)
70
Bab.70 (Persiapan)
71
Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72
Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73
Bab.73 (Penculikan part.1)
74
Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75
Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76
Bab.76 (Keputusan)
77
Bab.77 (Rencana liburan)
78
Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79
Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80
Bab.80 (Perjalanan)
81
Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82
Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83
Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84
Bab.84 (Penyelamat hidup)
85
Bab.85 (Ketemu)
86
Bab.86 (Bertahan selamanya)
87
Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88
Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89
Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90
Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91
Bab.91 (Lamaran dadakan)
92
Bab.92 (Kembali pulang)
93
Bab.93 (Meminta izin)
94
Bab.94 (Pertemuan)
95
Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96
Bab.96 (Persiapan)
97
Bab.97 (Memaafkan)
98
Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99
After One Night Mistake
100
Pelayan Dokter Amnesia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!