Bab.5 (Hari tersial)

"Jadi Nona menawarkan pria tadi kontrak penikahan?" tanya Viola yang nampak sangat kaget. Ternyata firasatnya tadi benar.

"Iya, aku ingin menikah dan mempunyai anak tapi tidak ingin jatuh cinta apalagi hidup dengan seorang laki-laki seumur hidup. Kamu tahu ini semua ini demi warisan yang harus aku dapatkan," ujar Elisa lalu kembali menyadarkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Tapi Nona apa Nona sudah tahu asal usul, bibit bebet bobot pria itu, anda ini anak bangsawan pewaris tunggal EA grup, lagi pula tanah itu bernilai milyaran, perusahaan akan rugi besar," ujar Viola.

"Hey, kau ini bagaimana berkas yang kau berikan tadi kan sudah tercatat data dirinya. Lagi pula dia terlihat sehat jasmani dan rohani ... ya dan juga dia cukup tampan, setidaknya tidak merusak keturunan. Ini adalah perusahaan ku, jadi aku akan membereskan semuanya kamu tenang saja" jelas Elisa.

"Apa Nona yakin bisa menikah tanpa melibatkan perasaan? Karena biasanya saat orang memutuskan untuk berhubungan anu mereka jadi akan saling bergantung satu sama lain," tutur Viola ragu-ragu. Entah mendapatkan keberanian dari mana ia jadi banyak bertanya seperti ini.

"Anu apa! ... ka-kau ini, ini hanya hubungan simbiosis mutualisme. Kami saling menguntungkan. Dia mungkin bisa memiliki tubuh ku saat pernikahan berlangsung, tapi tidak hati ku ... ya, aku menjamin akan hal itu karena aku sudah menyaksikan sendiri bagaimana sebuah pernikahan berdasarkan cinta berakhir tragis."

Viola tak bisa lagi berkata-kata, ia hanya menatap wajah cantik yang kini nampak sendu. Ia tahu dari sang Ibu, bahwa Elisa memiliki trauma masa kecil yang cukup berat, karena penghianatan yang di lakukan sang Papa membuat Ibu Elisa bunuh diri.

**

Reynald terus melangkah, menyusuri trotoar jalan yang nampak sepi siang ini. Pikirannya benar-benar kacau, kata-kata Elisa masih terngiang-giang, bagai bom waktu yang siap meledak kapan saja, bagaimana tidak ia hanya diberi waktu berpikir sampai besok siang. "Sial!" Reynald menendang kaleng soda yang ada di hadapannya seolah melampiaskan amarahnya.

Langkahnya terhenti saat sampai di sebuah halte bus. Ia duduk di tempat itu seraya memandangi kendaraan berlalu lalang di hadapannya. Entah kenapa ia tiba-tiba saja mengingat Sofia, wanita yang sejak dulu tak bisa ia raih walau sering kali mereka menghabiskan waktu bersama. Reynald meraih ponselnya yang ada di saku celana, keningnya mengeryit saat melihat begitu banyak pesan. Tanpa pikir panjang ia membuka pesan-pesan yang di kirim teman-temannya itu.

[Rey, Gila! si sofi mau nikah ya? Aku kira dia sama kamu.]

[Sofia hari ini tunangan, kamu beneran nggak datang Rey? Temen-temen Alumni pada nungguin nih.]

[Bro, lu yang sabar ya. Sekarang gua di rumah Sofi dia tunangan sama Diki, temen kita SMA dulu.]

[Rey kamu nggak di undang ke acara Sofi?]

Rasa tak percaya Reynald saat membaca pesan-pesan yang di kirim teman-teman SMAnya. Ia berdiri dari tempatnya duduk dan langsung berlari menuju sebuah pangkalan ojek yang tak jauh dari halte. "Pak anterin saya ke jalan xx, cepet ya pak." Reynald segera memakai helm dan duduk di belakang.

Bagai di timpa langit berkali-kali, hari ini semesta seolah tak membiarkan ia bernapas lega walau sejenak. Sofia bukanlah pacarnya, namun ia tetap bertahan dengan cinta bertepuk sebelah tangan. Sejak SMA mereka selalu bersama, walau ia tahu Sofia tidak akan pernah menanggapi perasaan seorang yang tak berada sepertinya. Ia bekerja keras untuk sukses, namun semua sudah terlambat karena kini cinta yang ia impikan telah di kuasai oleh orang lain.

**

Sekitar dua puluh menit, ia sampai di depan pagar rumah mewah milik keluarga Sofia, suasana sudah nampak sepi. Ia membayar ongkos ojek itu kemudian melangkahkan kakinya mendekati pagar. Matanya membulat saat melihat Sofia sedang berpelukan mesra di teras rumah dengan seorang laki-laki yang tak asing baginya. Ya, pria itu adalah teman mereka juga.

Pupus sudah harapan untuk mimpi yang dulu menjadi prioritas utama seorang Reynald yaitu melamar Sofia saat ia sudah sukses dan pantas. Kini semua terasa di ambil begitu saja dari hidupnya. Perlahan ia melangkah mundur, lalu berjalan menjauh dari pagar itu seraya mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Tanpa ia sadari matanya mulai memanas.

Bahkan untuk seorang pria setegar Reynald bisa runtuh juga jika di terjang ujian berkali-kali. Langit yang sejak tadi gelap mulai menurunkan hujan, tetes demi tetes air hujan membasahi tubuh seorang pemuda yang baru saja melewati hari paling sial baginya. Di bawah guyuran hujan ia terus melangkah walau tertatih-tatih.

Reynald mengehentikan langkahnya saat sampai di sebuah taman di dekat rumah Sofia. Tempat di mana mereka sering bertemu. Reynald menatap nanar ke depan, meski suara rintik hujan mendominasi, tapi pikirannya kini lebih ramai, kadang ia menggerutuki diri karena tak bisa kembali ke masalalu setidaknya untuk memutar alur kisah cintanya.

Ternyata baik dulu ataupun sekarang, aku hanya seorang figuran dalam kisah cinta kamu dan semua pria-pria berdompet tebal itu. Roda memang terus berputar, tapi aku masih berada di titik yang sama saat kamu semakin melangkah jauh dan membiarkan aku terpuruk sendiri, mulai hari ini aku akan keluar dan melepaskan diri dari bayang-bayang mu, batin Reynald.

**

Malam semakin gelap, akhirnya Reynald sampai ke Ruko dengan berjalan kaki. Pakaiannya lembab dan matanya sembab. Ia menghampiri Jack yang sedang membereskan barang-barang karena sebentar lagi bengkel akan tutup. "Di mana Melvin?"

Mendengar suara itu, Jack langsung berbalik, ia kaget melihat kondisi temanya yang sudah seperti tikus yang tercebur di got. "Rey kamu dari mana aja, kenapa kamu basah begini ... Melvin sudah tidur. Aku sudah bersiin lukanya, dia akan baik-baik saja."

Reynald berusaha tersenyum dan menepuk pundak Jack. "Terimakasih Jack, besok bengkel akan tutup sementara jadi kamu bisa beristirahat dulu."

"Rey ... apa ruko ini akan benar-benar di sita?"

Reynald kembali tertegun, kini bukan hanya Melvin yang bergantung padanya tapi Jack juga. Setidaknya walau Sofia sudah benar-benar pergi dari sisinya, ia tidak akan membiarkan teman dan adiknya menderita "Tenang saja, Ruko ini akan tetap menjadi milik kita, pulang dan istirahat lah."

Saat Reynald hendak melangkah masuk, Jack tiba-tiba saja mencegah dengan menarik tangan Reynald. "Rey, sebenarnya kemarin Sofia kemari saat kamu nggak ada ... dia bawa undangan pertunangannya tapi kamu nggak ada. Aku nggak tega ngasih undangan itu ke kamu Rey, aku tau kamu sedang banyak pikiran."

"Nggak apa-apa, aku sudah tau dan tadi aku baru dari sana ... sekarang dia benar-benar milik orang lain." Reynald kembali tersenyum seolah mengatakan dia baik-baik saja. "Kamu pulanglah, aku juga ingin istirahat." Ia kembali melanjutkan langkahnya masuk kedalam.

Jack hanya bisa menatap kepergian Reynald dengan sendu, ia tahu temannya itu sedang tidak baik-baik saja. "Kenapa kamu selalu berusaha tegar di hadapan aku dan Melvin. Sejak kecil kamu sudah melalui banyak cobaan hidup bahkan sampai sekarang."

**

Perlahan Reynald membuka pintu kamar sang adik. Kamar itu hanya di terangi lampu tidur yang ada di sisi kiri ranjang. Ia duduk di lantai seraya memandangi wajah Melvin dari cahaya remang-remang lampu tidur. Tanpa ia sadari air matanya kembali mengalir di sudut mata, saat ia melihat wajah bengkak sang adik.

Maafkan kakak karena belum bisa melindungi kamu dengan baik Vin. Mulai saat ini kakak akan berusaha lebih keras dan tidak akan membiarkan kamu bertindak seperti tadi siang. Kamu harus sukses dan sekolah setinggi mungkin, kamu harus menjadi kebanggaan keluarga kita. Ayah, Ibu aku akan memenuhi janji ku, batin Reynald.

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote ya readers 🙏😊😍

Terpopuler

Comments

Clapers Boy

Clapers Boy

maaf kalau ku vote...dan hanya bunga..
karena aku suka karyamu thor

2023-01-27

0

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

,oh..sama2 menderita krn cinta, yp dg versi yg berbeda

2022-12-31

0

Liana Rismawati

Liana Rismawati

aq suka kl ceritanya cowok.miskin ketemu cewek kaya

2022-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 (Hari kepulangan)
2 Bab.2 (Surat wasiat)
3 Bab.3 (Trauma masa kecil)
4 Bab.4 (Tawaran gila)
5 Bab.5 (Hari tersial)
6 Bab.6 (Menerima tawaran)
7 Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8 Bab.8 (Pernikahan)
9 Bab.9 (First night with you)
10 Bab.10 (Mulai akrab)
11 Bab.11 (Saling membutuhkan)
12 Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13 Bab.13 (Mulai penasaran)
14 Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15 Bab.15 (Long time no see)
16 Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17 Bab.17 (Menginap)
18 Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19 Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20 Bab.20 (Aku suami mu)
21 Bab.21 (Aku cemburu?)
22 Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23 Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24 Bab.24 (Dengan cara ku)
25 Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26 Bab.26 (Liburan)
27 Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28 Bab.28 (Inilah cara ku)
29 Bab.29 (Sadar diri)
30 Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31 Bab.31 (Positif and posesif)
32 Bab.32 (Bertanggung jawab)
33 Bab.33 (Ngidam perdana)
34 Bab.33 (Publikasi)
35 Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36 Bab.35 (Pengakuan)
37 Bab.36 (Gara-gara drama series)
38 Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39 Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40 Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41 Bab.40 (Mengapa terjadi)
42 Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43 Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44 Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45 Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46 Bab.45 (Kapan?)
47 Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48 Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49 Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50 Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51 Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52 Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53 Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54 Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55 Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56 Bab.55 (Tidak percaya diri)
57 Bab.57 (Kita pacaran?)
58 Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59 Bab.59 (I love you more)
60 Bab.60 (Terror)
61 Bab.61 (Kekhwatiran)
62 Bab.62 (Menginap)
63 Bab.63 (Ketahuan)
64 Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65 Bab.65 (Do you love me?)
66 Bab.66 (one year)
67 Bab.67 (Happy anniversary)
68 Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69 Bab.69 (Rencana Sofia)
70 Bab.70 (Persiapan)
71 Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72 Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73 Bab.73 (Penculikan part.1)
74 Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75 Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76 Bab.76 (Keputusan)
77 Bab.77 (Rencana liburan)
78 Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79 Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80 Bab.80 (Perjalanan)
81 Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82 Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83 Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84 Bab.84 (Penyelamat hidup)
85 Bab.85 (Ketemu)
86 Bab.86 (Bertahan selamanya)
87 Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88 Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89 Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90 Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91 Bab.91 (Lamaran dadakan)
92 Bab.92 (Kembali pulang)
93 Bab.93 (Meminta izin)
94 Bab.94 (Pertemuan)
95 Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96 Bab.96 (Persiapan)
97 Bab.97 (Memaafkan)
98 Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99 After One Night Mistake
100 Pelayan Dokter Amnesia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab.1 (Hari kepulangan)
2
Bab.2 (Surat wasiat)
3
Bab.3 (Trauma masa kecil)
4
Bab.4 (Tawaran gila)
5
Bab.5 (Hari tersial)
6
Bab.6 (Menerima tawaran)
7
Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8
Bab.8 (Pernikahan)
9
Bab.9 (First night with you)
10
Bab.10 (Mulai akrab)
11
Bab.11 (Saling membutuhkan)
12
Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13
Bab.13 (Mulai penasaran)
14
Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15
Bab.15 (Long time no see)
16
Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17
Bab.17 (Menginap)
18
Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19
Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20
Bab.20 (Aku suami mu)
21
Bab.21 (Aku cemburu?)
22
Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23
Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24
Bab.24 (Dengan cara ku)
25
Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26
Bab.26 (Liburan)
27
Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28
Bab.28 (Inilah cara ku)
29
Bab.29 (Sadar diri)
30
Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31
Bab.31 (Positif and posesif)
32
Bab.32 (Bertanggung jawab)
33
Bab.33 (Ngidam perdana)
34
Bab.33 (Publikasi)
35
Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36
Bab.35 (Pengakuan)
37
Bab.36 (Gara-gara drama series)
38
Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39
Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40
Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41
Bab.40 (Mengapa terjadi)
42
Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43
Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44
Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45
Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46
Bab.45 (Kapan?)
47
Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48
Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49
Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50
Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51
Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52
Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53
Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54
Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55
Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56
Bab.55 (Tidak percaya diri)
57
Bab.57 (Kita pacaran?)
58
Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59
Bab.59 (I love you more)
60
Bab.60 (Terror)
61
Bab.61 (Kekhwatiran)
62
Bab.62 (Menginap)
63
Bab.63 (Ketahuan)
64
Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65
Bab.65 (Do you love me?)
66
Bab.66 (one year)
67
Bab.67 (Happy anniversary)
68
Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69
Bab.69 (Rencana Sofia)
70
Bab.70 (Persiapan)
71
Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72
Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73
Bab.73 (Penculikan part.1)
74
Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75
Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76
Bab.76 (Keputusan)
77
Bab.77 (Rencana liburan)
78
Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79
Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80
Bab.80 (Perjalanan)
81
Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82
Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83
Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84
Bab.84 (Penyelamat hidup)
85
Bab.85 (Ketemu)
86
Bab.86 (Bertahan selamanya)
87
Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88
Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89
Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90
Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91
Bab.91 (Lamaran dadakan)
92
Bab.92 (Kembali pulang)
93
Bab.93 (Meminta izin)
94
Bab.94 (Pertemuan)
95
Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96
Bab.96 (Persiapan)
97
Bab.97 (Memaafkan)
98
Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99
After One Night Mistake
100
Pelayan Dokter Amnesia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!