Bab.14 (Berbagilah dengan ku)

Elisa yang tadinya terbaring di lantai, sekarang mulai berdiri dari posisinya. Ia berdiri seraya terus menatap Reynald yang saat ini sedang tersenyum kepadanya, entah kenapa senyuman itu membuatnya kesal. "Jangan terseyum padaku, itu menyebalkan."

Langsung saja Reynald mengubah ekspresi wajahnya. Ia menyentuh bagian wajahnya karena menduga ada yang salah di dari bibir atau senyumnya. "Apa ada yang salah dari senyuman ku , sepertinya semua orang menyukainya kecuali kamu."

"What? ... Semua orang, senyuman kamu itu menyebalkan sekali." Elisa melangkah mendekati Reynald dan langsung menyentuh bagian dada bidang yang terbungkus kaos polos berwarna hitam itu. "Sepertinya dada kamu cukup kokoh."

"Ya tentu saja, memangnya kenapa?" Reynald kembali tersenyum tanpa sadar. Hal itu membuat Elisa tambah kesal.

Bug.

Dengan tangan terbungkus sarung tinju, Elisa mendaratkan satu pukulan kebagian dada Reynald. Pukulan itu cukup kuat hingga membuat Reynald meringis. "Hey, kenapa tiba-tiba? Aku kan tidak siap."

"Wah menyenangkan juga, sepertinya dada mu lebih kuat dari samsak itu." Elisa hendak mendaratkan satu pukulan lagi di dada bidang itu, namun kali ini sepertinya tidak berhasil karena lengannya langsung di tahan oleh Reynald.

"Kamu benar-benar ingin mencoba melawan ku?" Reynald menatap mata Elisa dengan tajam. Mereka saling menatap dengan jarak beberapa centimeter saja. "Apa kamu sedang kesal padaku, katakan apa aku melakukan kesalahan?"

Elisa menarik paksa lengannya dari genggaman tangan Reynald, ia mundur perlahan hingga sedikit menjauh. Tiba-tiba saja ia sadar jika semua yang ia lakukan adalah kesalahan. Ya, ia merasa salah karena sudah melampaui batas aman yang ia buat sendiri.

...Apa sekarang rasa itu mulai hadir?...

Mungkin saja, namun masih terlalu kecil hingga logikanya belum bisa mendeteksi apakah rasa nyaman itu hanya sebatas kebutuhan atau mulai menginginkan. Perbedaan cinta dan hasrat begitu tipis, namun semua berawal dari hal yang sama yaitu, rasa nyaman.

"Aku mau kembali ke kamar." Elisa berbalik dan hendak melangkah pergi namun langsung di cegah oleh Reynald.

"Kita ke kamar bersama, ayo." Reynald menggadeng tangan Elisa keluar dari ruangan itu.

Elisa tak berkata apapun. Ia hanya mengikuti langkah Reynald seraya memperhatikan tangan mereka yang saling menggenggam erat. Saat ini, detik ini apakah tidak terlalu manis untuk sebuah hubungan palsu yang kapan saja bisa berakhir?

...**...

Sekitar pukul sembilan malam, di lantai dua ruko. Jack sedang duduk di sofa seraya memperhatikan dua stel jas yang ada ditangan Melvin. "Dua-duanya bagus, aku bingung. Lagian kenapa harus sewa Jas sih, mana langsung nyewa dua lagi."

"Aish, kak Jack payah. Acaranya besok malam, aku harus tampil sempurna di pesta itu." Melvin mengantung dua jas itu di sebuah paku yang tertancap di dinding.

"Ya ampun anak ABG mulai jatuh cinta nih ceritanya?"

"Apasih kak, nggak lah. Yang ulang tahun ini adalah selebritis kampus, sepupunya Nona Elisa, namanya Tasya." Melvin tersenyum-senyum sendiri saat mengucapkan nama Tasya.

"Nah tu kan, senyum-senyum sendiri. Apa coba kalau bukan jatuh cinta. Gini aja deh kamu tanya Rey aja, kirim foto kedua jas itu ke dia."

"Ide bagus juga."

~

Setengah jam kemudian.

Reynald menatap layar ponselnya dengan serius. Ia menggaruk kepala yang tidak gatal saat melihat dua foto yang di kirimkan sang adik. "Kenapa harus ke pesta sih, aku mana tau soal beginian."

Karena takut memberi saran yang salah. Reynald memutuskan untuk menunjukkan foto itu kepada Elisa yang sedang keluar dari kamar dan tidak kembali sejak tadi. Ia pikir Elisa pasti tahu banyak hal tentang hal seperti itu. "Lebih baik aku tanya dia saja."

Karena tidak mau menunggu lama, akhirnya Reynald memutuskan untuk keluar dan mencarinya. Saat akan turun dari tangga, ia tidak sengaja berpapasan dengan kepala pelayan Nini. "Bi, Elisa dimana ya?"

"Oh itu, tadi saya lihat Nona pergi ke kamar Nyonya besar. Sepertinya Nona sedang merindukan Mamanya."

Yang ia tahu Mama Elisa sudah lama meninggal. Sepertinya hubungan Elisa dan Mamanya sangat dekat, batin Elisa. "Mama Elisa meninggal saat dia kecil kan?" tanya Reynald memastikan.

"Ada banyak hal yang tidak bisa saya ceritakan langsung, tapi ... semua bermula saat Mamanya meninggal. Sebenarnya Nona Elisa tidak sekeras yang terlihat, Nona hanya menyembunyikan kesedihannya lewat sikap itu. Saat ini pun saya yakin Nona sedang sedih maka dari itu dia pergi ke kamar Mamanya."

Reynald tertegun sesaat. Lagi-lagi ia mengetahui satu hal lain tentang Elisa. "Kamar itu letaknya di mana Bi?"

~

Saat ini Reynald sudah sampai di depan pintu kamar di mana Elisa berada. Ia nampak ragu saat akan masuk kedalam. Tangannya sudah memegang handel pintu namun keberaniannya untuk membuka pintu itu masih belum cukup, ia takut mengganggu Elisa yang sepertinya sedang ingin menyendiri.

"Lebih baik aku tidak mengganggunya, dia pasti sedang ingin sendiri." Reynald berbalik dan hendak melangkah pergi, tapi langkahnya tiba-tiba saja terhenti saat mendengar suara tangisan dari dalam kamar.

Karena penasaran akhirnya ia memberanikan diri untuk masuk kedalam. Sesampainya di dalam, ia mempercepat langkahnya saat melihat Elisa sedang tertidur di atas ranjang sambil mengigau histeris.

"Ma jangan loncat Ma, aku mohon jangan loncat." Elisa terus mengigau seraya memanggil sang Mama. Air matanya pun tak henti mengalir meski matanya terpejam.

Reynald duduk di tepi ranjang, ia terlihat panik saat melihat wajah pucat dan berkeringat sang istri. "Hey, Elisa ayo bangun, kamu tidak apa-apa?" Ia menepuk pipi Elisa perlahan.

Akhirnya Elisa membuka mata, ia bangun dari tidurnya dan langsung memeluk Reynald. Tak ada kata yang terucap kecuali tangis yang kian pecah. Mimpi buruk yang baru saja menghantui selama belasan tahun kini kembali, rasanya begitu nyata hingga ketakutan itu terasa begitu nyata.

Reynald menepuk pelan pundak Elisa, ia tidak tahu hal buruk apa yang ada di mimpi istrinya itu, tetapi saat melihatnya sampai menangis seperti sekarang, ia tahu ada luka yang di sembunyikan dari semua orang, namun hari ini ia bisa melihat jelas luka itu dari dalam diri Elisa.

"Jangan pernah tinggalkan aku sendiri, aku takut, aku sangat takut." Elisa mencengkram erat pundak Reynald dengan tangan yang semakin bergetar.

"Tenanglah, aku ada disini. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu sendirian, kapan pun aku akan selalu di sisi mu." Entah apa yang membuat Reynald sampai begitu lancar mengucapkan hal yang berlawanan dari perjanjian yang sudah ia tanda tangani.

Setelah beberapa saat cengkraman tangan Elisa di pundak Reynald mulai merenggang dan juga suara napasnya mulai teratur. "Elisa kamu tidur?"

Karena tak ada jawaban, Reynald melepaskan pelukannya dan membaringkan kembali tubuh Elisa secara perlahan. Ia kembali menatap wajah cantik yang kembali terlelap.

Reynald menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Elisa. "Pasti beban itu sangat berat ya? Sekarang kamu bisa membaginya dengan ku, menyimpannya sendiri hanya akan menyiksa diri mu." Ia membungkukkan tubuhnya, dan langsung mendaratkan satu kecupan di kening Elisa.

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote+hadiahnya ya readers 🙏😊

Terpopuler

Comments

Indah Lidia

Indah Lidia

🥰🥰🥰🥰

2023-02-04

2

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

ahhh..tak kan kutinggalkan..
ttp d channel nih..😘😍😘😍😍

2022-12-31

0

SitiNur20969975

SitiNur20969975

rey so sweett bin romantis😘😘😘😘

2022-05-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 (Hari kepulangan)
2 Bab.2 (Surat wasiat)
3 Bab.3 (Trauma masa kecil)
4 Bab.4 (Tawaran gila)
5 Bab.5 (Hari tersial)
6 Bab.6 (Menerima tawaran)
7 Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8 Bab.8 (Pernikahan)
9 Bab.9 (First night with you)
10 Bab.10 (Mulai akrab)
11 Bab.11 (Saling membutuhkan)
12 Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13 Bab.13 (Mulai penasaran)
14 Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15 Bab.15 (Long time no see)
16 Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17 Bab.17 (Menginap)
18 Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19 Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20 Bab.20 (Aku suami mu)
21 Bab.21 (Aku cemburu?)
22 Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23 Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24 Bab.24 (Dengan cara ku)
25 Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26 Bab.26 (Liburan)
27 Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28 Bab.28 (Inilah cara ku)
29 Bab.29 (Sadar diri)
30 Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31 Bab.31 (Positif and posesif)
32 Bab.32 (Bertanggung jawab)
33 Bab.33 (Ngidam perdana)
34 Bab.33 (Publikasi)
35 Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36 Bab.35 (Pengakuan)
37 Bab.36 (Gara-gara drama series)
38 Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39 Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40 Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41 Bab.40 (Mengapa terjadi)
42 Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43 Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44 Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45 Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46 Bab.45 (Kapan?)
47 Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48 Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49 Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50 Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51 Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52 Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53 Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54 Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55 Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56 Bab.55 (Tidak percaya diri)
57 Bab.57 (Kita pacaran?)
58 Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59 Bab.59 (I love you more)
60 Bab.60 (Terror)
61 Bab.61 (Kekhwatiran)
62 Bab.62 (Menginap)
63 Bab.63 (Ketahuan)
64 Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65 Bab.65 (Do you love me?)
66 Bab.66 (one year)
67 Bab.67 (Happy anniversary)
68 Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69 Bab.69 (Rencana Sofia)
70 Bab.70 (Persiapan)
71 Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72 Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73 Bab.73 (Penculikan part.1)
74 Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75 Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76 Bab.76 (Keputusan)
77 Bab.77 (Rencana liburan)
78 Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79 Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80 Bab.80 (Perjalanan)
81 Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82 Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83 Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84 Bab.84 (Penyelamat hidup)
85 Bab.85 (Ketemu)
86 Bab.86 (Bertahan selamanya)
87 Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88 Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89 Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90 Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91 Bab.91 (Lamaran dadakan)
92 Bab.92 (Kembali pulang)
93 Bab.93 (Meminta izin)
94 Bab.94 (Pertemuan)
95 Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96 Bab.96 (Persiapan)
97 Bab.97 (Memaafkan)
98 Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99 After One Night Mistake
100 Pelayan Dokter Amnesia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab.1 (Hari kepulangan)
2
Bab.2 (Surat wasiat)
3
Bab.3 (Trauma masa kecil)
4
Bab.4 (Tawaran gila)
5
Bab.5 (Hari tersial)
6
Bab.6 (Menerima tawaran)
7
Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8
Bab.8 (Pernikahan)
9
Bab.9 (First night with you)
10
Bab.10 (Mulai akrab)
11
Bab.11 (Saling membutuhkan)
12
Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13
Bab.13 (Mulai penasaran)
14
Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15
Bab.15 (Long time no see)
16
Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17
Bab.17 (Menginap)
18
Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19
Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20
Bab.20 (Aku suami mu)
21
Bab.21 (Aku cemburu?)
22
Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23
Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24
Bab.24 (Dengan cara ku)
25
Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26
Bab.26 (Liburan)
27
Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28
Bab.28 (Inilah cara ku)
29
Bab.29 (Sadar diri)
30
Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31
Bab.31 (Positif and posesif)
32
Bab.32 (Bertanggung jawab)
33
Bab.33 (Ngidam perdana)
34
Bab.33 (Publikasi)
35
Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36
Bab.35 (Pengakuan)
37
Bab.36 (Gara-gara drama series)
38
Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39
Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40
Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41
Bab.40 (Mengapa terjadi)
42
Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43
Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44
Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45
Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46
Bab.45 (Kapan?)
47
Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48
Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49
Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50
Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51
Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52
Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53
Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54
Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55
Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56
Bab.55 (Tidak percaya diri)
57
Bab.57 (Kita pacaran?)
58
Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59
Bab.59 (I love you more)
60
Bab.60 (Terror)
61
Bab.61 (Kekhwatiran)
62
Bab.62 (Menginap)
63
Bab.63 (Ketahuan)
64
Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65
Bab.65 (Do you love me?)
66
Bab.66 (one year)
67
Bab.67 (Happy anniversary)
68
Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69
Bab.69 (Rencana Sofia)
70
Bab.70 (Persiapan)
71
Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72
Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73
Bab.73 (Penculikan part.1)
74
Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75
Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76
Bab.76 (Keputusan)
77
Bab.77 (Rencana liburan)
78
Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79
Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80
Bab.80 (Perjalanan)
81
Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82
Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83
Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84
Bab.84 (Penyelamat hidup)
85
Bab.85 (Ketemu)
86
Bab.86 (Bertahan selamanya)
87
Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88
Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89
Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90
Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91
Bab.91 (Lamaran dadakan)
92
Bab.92 (Kembali pulang)
93
Bab.93 (Meminta izin)
94
Bab.94 (Pertemuan)
95
Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96
Bab.96 (Persiapan)
97
Bab.97 (Memaafkan)
98
Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99
After One Night Mistake
100
Pelayan Dokter Amnesia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!