Bab.2 (Surat wasiat)

Satu bulan berlalu.

Seorang pelayan berseragam abu-abu melangkah menuju sebuah kamar yang ada di lantai dua. Tangannya nampak bergetar saat hendak mengetuk pintu. Pagi ini ia di beri tugas untuk membangunkan Nona Muda yang akan mengamuk saat tidurnya terganggu, meski berat dan harus siap mental, ia tidak punya pilihan lain.

Tok..tok..tok.

"Pe-permisi Nona ... apa Nona sudah bangun?" Pelayan wanita itu, mulai berkeringat dingin, saat tak ada jawaban dari dalam sana, ia ingin mengulang lagi namun rasanya energinya sudah habis. Ia kembali berpikir sampai akhirnya--

Klek.

Pintu itu terbuka. Elisa muncul dari dalam, ia berdiri di ambang pintu seraya berpangku tangan, menatap pelayan yang nampak ketakutan saat melihat kemunculannya. "Apa kamu tau, ini masih jam tidur ku, oh kamu kemari karena memang sudah bosan hidup?"

Pelayan itu menundukkan kepalanya, tangan dan kaki bagai kebas tak lagi terasa. Semenjak kedatangan Elisa kembali di Mansion, peraturan-peraturan baru mulai di terapkan. Pelayan itu menelan saliva berkali-kali sampai akhirnya kembali angkat bicara.

"Maafkan saya Nona Muda ... sa-saya di perintahkan oleh kepala pelayan Nini untuk membangun Nona, karena hari ini pengacara Tuan besar akan datang."

Elisa yang tadinya nampak acuh dan menatap pelayan itu dengan malas, kini mulai terlihat serius dan antusias. Ya, akhirnya hari ini datang juga, hari dimana ia akan resmi memiliki seluruh harta kekayaan Edo Eduardo. "Cepat siapkan air mandi dan pakaian ku, hari ini aku harus tampil sempurna."

**

Dari ujung atas tangga, ia bisa melihat sang Tante yang bernama Eva sedang duduk di kursi ruang keluarga. Ia tahu tantenya itu datang hanya untuk mengetahui warisan yang akan di dapatkan. Lagi-lagi kenangan masalalu kembali berputar di ingatan Elisa, saat Eva memberi ide kepada sang Papa, agar mengirim ia keluar negeri dua belas tahun yang lalu.

Meski semua sudah berlalu, tetapi Elisa tak akan pernah lupa tatapan sinis yang di berikan Eva kepadanya. Sekarang ia bukan lagi anak kecil yang hanya bisa menangis tanpa bisa membela diri, kini ia ingin membuktikan kepada semua orang yang dulu tak menganggapnya ada, bahwa sekarang dialah satu-satunya orang yang berkuasa setelah kepegian sang Papa, Edo Eduardo.

Melihat Elisa turun dari lantai atas, Eva berdiri dari tempat duduknya, janda satu anak itu mengembangkan senyum dengan sempurna seolah begitu merindukan sang keponakan. Ia melangkah seraya merentangkan tangan dan langsung memeluk Elisa. "Apa kabar kamu hari ini sayang, semakin hari kamu semakin cantik saja, sama persis seperti Kak Arlita."

Elisa mencengkram erat kedua tangannya, ia sangat tidak menyukai sentuhan fisik dari seorang yang sangat ia benci, amarahnya kian membuncah saat sang tante menyebut nama sang Mama. Tanpa ragu ia mendorong tubuh Eva agar menjauh darinya. "Jangan pernah menyentuh ku, karena hubungan kita tidak sedekat itu."

Eva menyunggingkan senyum lalu mulai berpangku tangan. Isi kepala dan rongga dadanya terasa terbakar, saat melihat anak yang dulu berlutut padanya kini berani menatapnya dengan tajam. "Ck, setidaknya aku berusaha menjadi tante yang baik ... dua belas tahun bersekolah di Melbourne Australia, apa sikap ini yang kamu pelajari?"

Seperti dugaan Elisa, semua hanya pencitraan semata, hanya dengan satu penolakan darinya sikap asli Eva kembali seperti biasa. "Dua belas tahun sudah berlalu, aku tidak akan pernah melupakan semua jasa Tante, karena sudah memberi ide kepada Papa, untuk mengasingkan aku di luar negeri ... aku bukan anak ingusan yang tante kenal dulu."

Tubuh Eva bergetar hebat, ingin rasanya ia mendaratkan ratusan tamparan di wajah sang keponakan, namun ia masih ingin mendapatkan hak warisannya tanpa harus membuat masalah. "Kamu pikir, karena kamu keturunan satu-satunya kakak ku, kamu akan mewarisi segalanya? Tidak, kakak ku tidak pernah mengagapmu ada."

"Dasar rubah licik," gumam Elisa, ia hendak menggerakkan tangannya untuk menjambak rambut Eva, namun tiba-tiba saja--

"Nona Muda dan Nyonya Eva, pengacara sudah datang dan sekarang beliau menunggu di ruang tamu." Kepala pelayan Nini datang tepat waktu, kalau tidak bisa-bisa tante dan keponakan itu pasti sudah memulai perang dunia ketiga.

Eva berbalik lalu melangkah lebih dulu.

Sementara Elisa masih berdiri di posisinya seraya memandangi kepegian Eva. Ia mencoba mengatur napas dan meredakan emosinya yang sempat terpancing. "Kenapa aku harus mempunyai keluarga seperti dia, rubah jahat b*ensek!"

Mendengar pekikan Elisa yang nampak sangat kesal, Kepala pelayan Nini melangkah mendekat dan langsung menepuk pundak Elisa dengan lembut. "Nona, tahan emosi anda. Saya yakin sekarang Nyonya Eva tidak akan berani mengganggu Nona lagi seperti dulu."

Elisa menoleh kesamping. Tatapan matanya tiba-tiba saja menjadi sendu. Di antara semua orang, kepala pelayan Nini adalah satu-satunya orang yang ia percaya, sejak kecil yang selalu berusaha membela dan menyayanginya hanyalah wanita paru baya itu. " Bi Nini, setelah ini, jangan biarkan dia masuk ke area Mansion tanpa izin dariku.

**

Wajah Elisa dan Eva nampak sangat tegang saat sang kuasa hukum Edo Eduardo akan segera membacakan surat wasiat yang akan menjadi penentu segalanya. Harapan keduanya sama-sama tinggi, namun sebelum semua tersampaikan mereka belum bisa bernapas lega.

"Baiklah saya akan menyampaikan isi dari surat wasiat Tuan Edo Eduardo untuk Nona Elisa dan Nyonya Eva." Pengacara itu membetulkan posisi kacamatanya kemudian menatap selembar kertas yang ada di tangannya dengan serius. "Dalam surat ini, Tuan Edo menyampaikan, bahwa Nyonya Eva, selaku adik dari Tuan Edo berhak atas sepuluh persen dari saham yang di miliki beliau yang tersebar di sejumlah perubahan yang beliau miliki."

Mendengar hal itu, Eva langsung berdiri dari posisinya. Ia masih tidak percaya dari seratus persen, ia hanya mendapatkan sepuluh persen saja. "Pasti ada yang salah dengan surat wasiat itu, kenapa aku hanya mendapatkan sepuluh persen saja?"

"Masih untung nama tante ada di surat wasiat itu, setidaknya bersyukur saja." Wajah Elisa nampak sangat senang melihat ekspresi kecewa sang tante, dalam hati ia tertawa puas, meski ia belum tahu apa yang akan ia dapatkan dari surat wasiat itu.

"Hey bocah, aku tidak meminta komentar darimu." Eva nampak sangat kesal melihat ekspresi meledak yang tergambar jelas dari wajah sang keponakan.

"Saya mohon tenang." Pengacara itu menoleh kearah Eva. "Nyonya, silahkan kembali duduk."

Dengan berat hati Eva kembali duduk di posisinya.

"Untuk Nona Elisa, sebagai putri tunggal Tuan Edo Eduardo, Nona berhak atas sembilan puluh persen saham Tuan Edo yang tersebar di sejumlah perusahaan yang di miliki beliau."

Mendengar hal itu, Elisa terseyum lega. Meskipun selama ini ia tidak pernah sekalipun mendapatkan kasih sayang dari sang Papa, setidaknya sekarang, ia adalah pemegang kendali penuh atas seluruh harta warisan sang Papa. Ia menegapkan kepalanya, memandangi wajah tantenya yang kian memerah. "I'm a winner."

"Tetapi," sanggah pengacara itu tiba-tiba. Membuat Elisa dan Eva kembali menoleh padanya.

"Tapi apa?" tanya Elisa penasaran.

"Tetapi, seluruh harta peninggalan Tuan Edo tersebut akan resmi menjadi milik Nona Elisa saat Nona menikah dan melahirkan keturunan selanjutnya keluaga Eduardo," tutur pengacara itu.

"Apa!" Elisa berdiri dari tempat duduknya karena tak percaya dengan yang baru saja ia dengar.

Elisa adalah saksi nyata dari kisah rumah tangga Papa dan Mamanya. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat sang Papa bermesraan dengan wanita berbeda-beda setiap hari dan ia melihat bagaimana sang Mama menangis dan akhirnya berakhir bunuh diri. Dari sana ia belajar bahwa cinta sejati itu tidak pernah ada.

Saat ia berjanji pada diri sendiri untuk tidak akan pernah menikah seumur hidupnya, kini janji itu di patahkan oleh satu surat wasiat yang mengharuskan ia menikah dan memiliki keturunan. Lalu, apa Elisa mampu memenuhi permintaan terakhir sang Papa demi harta warisan yang tak akan habis tujuh turunan itu? Takdir baru mulai memainkan perannya, tanpa Elisa sadari Luka berbalut trauma masa kecil itu akan segera berakhir karena peran seseorang.

Bersambung 💓

Jangan lupa like komen vote n hadianya ya readers 🙏😊😍

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

ihhhh...
selalu hrs bgtu, bila keturunany perempuan..
menikah dl..
krn mmg qodratny lakik lah yg memegang semua tampuk kekuasaan, kaum hawa tinggal duduk manis menikmati sambil momong anak, membesarkan mjd super. semangat ya nona elisa
💪💪💪💪

2022-12-31

0

Atik Marwati

Atik Marwati

semangat elisa

2022-12-31

0

Bunda

Bunda

kerenn👍

2022-07-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 (Hari kepulangan)
2 Bab.2 (Surat wasiat)
3 Bab.3 (Trauma masa kecil)
4 Bab.4 (Tawaran gila)
5 Bab.5 (Hari tersial)
6 Bab.6 (Menerima tawaran)
7 Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8 Bab.8 (Pernikahan)
9 Bab.9 (First night with you)
10 Bab.10 (Mulai akrab)
11 Bab.11 (Saling membutuhkan)
12 Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13 Bab.13 (Mulai penasaran)
14 Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15 Bab.15 (Long time no see)
16 Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17 Bab.17 (Menginap)
18 Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19 Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20 Bab.20 (Aku suami mu)
21 Bab.21 (Aku cemburu?)
22 Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23 Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24 Bab.24 (Dengan cara ku)
25 Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26 Bab.26 (Liburan)
27 Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28 Bab.28 (Inilah cara ku)
29 Bab.29 (Sadar diri)
30 Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31 Bab.31 (Positif and posesif)
32 Bab.32 (Bertanggung jawab)
33 Bab.33 (Ngidam perdana)
34 Bab.33 (Publikasi)
35 Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36 Bab.35 (Pengakuan)
37 Bab.36 (Gara-gara drama series)
38 Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39 Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40 Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41 Bab.40 (Mengapa terjadi)
42 Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43 Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44 Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45 Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46 Bab.45 (Kapan?)
47 Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48 Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49 Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50 Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51 Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52 Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53 Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54 Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55 Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56 Bab.55 (Tidak percaya diri)
57 Bab.57 (Kita pacaran?)
58 Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59 Bab.59 (I love you more)
60 Bab.60 (Terror)
61 Bab.61 (Kekhwatiran)
62 Bab.62 (Menginap)
63 Bab.63 (Ketahuan)
64 Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65 Bab.65 (Do you love me?)
66 Bab.66 (one year)
67 Bab.67 (Happy anniversary)
68 Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69 Bab.69 (Rencana Sofia)
70 Bab.70 (Persiapan)
71 Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72 Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73 Bab.73 (Penculikan part.1)
74 Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75 Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76 Bab.76 (Keputusan)
77 Bab.77 (Rencana liburan)
78 Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79 Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80 Bab.80 (Perjalanan)
81 Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82 Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83 Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84 Bab.84 (Penyelamat hidup)
85 Bab.85 (Ketemu)
86 Bab.86 (Bertahan selamanya)
87 Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88 Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89 Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90 Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91 Bab.91 (Lamaran dadakan)
92 Bab.92 (Kembali pulang)
93 Bab.93 (Meminta izin)
94 Bab.94 (Pertemuan)
95 Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96 Bab.96 (Persiapan)
97 Bab.97 (Memaafkan)
98 Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99 After One Night Mistake
100 Pelayan Dokter Amnesia
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab.1 (Hari kepulangan)
2
Bab.2 (Surat wasiat)
3
Bab.3 (Trauma masa kecil)
4
Bab.4 (Tawaran gila)
5
Bab.5 (Hari tersial)
6
Bab.6 (Menerima tawaran)
7
Bab.7 (Mengunjungi makam Mama)
8
Bab.8 (Pernikahan)
9
Bab.9 (First night with you)
10
Bab.10 (Mulai akrab)
11
Bab.11 (Saling membutuhkan)
12
Bab.12 (Ponsel baru dari istri)
13
Bab.13 (Mulai penasaran)
14
Bab.14 (Berbagilah dengan ku)
15
Bab.15 (Long time no see)
16
Bab.16 (Masalalu yang menyedihkan)
17
Bab.17 (Menginap)
18
Bab.18 (Kamu bisa percaya padaku)
19
Bab.19 (Aku ingin waktu berhenti saat ini juga)
20
Bab.20 (Aku suami mu)
21
Bab.21 (Aku cemburu?)
22
Bab.22 (Aku bukan anak pembawa sial)
23
Bab.23 (Kamu baik-baik saja?)
24
Bab.24 (Dengan cara ku)
25
Bab.25 (Mungkinkah aku meminta kisah ini selamanya?)
26
Bab.26 (Liburan)
27
Bab.27 (Tugas pertama mata-mata Jack)
28
Bab.28 (Inilah cara ku)
29
Bab.29 (Sadar diri)
30
Bab.30 (Apa kamu akan melepaskan aku?)
31
Bab.31 (Positif and posesif)
32
Bab.32 (Bertanggung jawab)
33
Bab.33 (Ngidam perdana)
34
Bab.33 (Publikasi)
35
Bab.34 (Aku hanya laki-laki biasa)
36
Bab.35 (Pengakuan)
37
Bab.36 (Gara-gara drama series)
38
Bab.37 (Mimpi yang ingin aku lanjutkan)
39
Bab.38 (Hadiah untuk adik ipar)
40
Bab.39 (Akhir dari perjanjian, suami sewaan)
41
Bab.40 (Mengapa terjadi)
42
Bab.41 (Aku bertahan sekuat hatiku)
43
Bab.42 (Bertahanlah, ku mohon)
44
Bab.43 (Aku berharap kamu mati saja)
45
Bab.44 (Untuk Elisa, anak kesayangan Papa)
46
Bab.45 (Kapan?)
47
Bab.46 (Antara hidup dan mati)
48
Bab.47 (Setelah apa yang sudah terlewati)
49
Bab.48 (Kenapa harus seperti ini?)
50
Bab.49 (Nama untuk bayi kita)
51
Bab.50 (Bahagianya Baby R)
52
Bab.51 (Selamanya tidak akan terganti)
53
Bab.52 (Kesedihan Tasya)
54
Bab.53 (Kisah-kisah baru)
55
Bab.54 (Penderitaan Sofia)
56
Bab.55 (Tidak percaya diri)
57
Bab.57 (Kita pacaran?)
58
Bab.58 (Pesta kecil-kecilan)
59
Bab.59 (I love you more)
60
Bab.60 (Terror)
61
Bab.61 (Kekhwatiran)
62
Bab.62 (Menginap)
63
Bab.63 (Ketahuan)
64
Bab.64 (Aku tidak akan melepaskan mu)
65
Bab.65 (Do you love me?)
66
Bab.66 (one year)
67
Bab.67 (Happy anniversary)
68
Bab.68 (Mengetahui rencana pesta)
69
Bab.69 (Rencana Sofia)
70
Bab.70 (Persiapan)
71
Bab.71 (Aku sudah menunggu sejak lama)
72
Bab.72 (Momen mengharuskan dan menyesakkan)
73
Bab.73 (Penculikan part.1)
74
Bab.74 (Karena aku mencintaimu)
75
Bab.75 (Kabar baik atau buruk?)
76
Bab.76 (Keputusan)
77
Bab.77 (Rencana liburan)
78
Bab.78 (Rencana liburan part.2)
79
Bab.79 (Kisah pagi hari sepasang suami istri)
80
Bab.80 (Perjalanan)
81
Bab.81 (Kejutan tidak terduga)
82
Bab.82 (Tiga pria yang akhirnya bertemu)
83
Bab.83 (Hari pertama di Melbourne)
84
Bab.84 (Penyelamat hidup)
85
Bab.85 (Ketemu)
86
Bab.86 (Bertahan selamanya)
87
Bab.87 (Aku pikir tidak akan sesakit ini)
88
Bab.88 (Jalan-jalan Melbourne part.1)
89
Bab.89 (Jalan-jalan Melbourne part.2)
90
Bab.90 (Jalan-jalan ke Melbourne part.3)
91
Bab.91 (Lamaran dadakan)
92
Bab.92 (Kembali pulang)
93
Bab.93 (Meminta izin)
94
Bab.94 (Pertemuan)
95
Bab.95 (Bertemu calon mertua)
96
Bab.96 (Persiapan)
97
Bab.97 (Memaafkan)
98
Bab.98 (Kamu masih sahabatku)
99
After One Night Mistake
100
Pelayan Dokter Amnesia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!