Takkan pernah bisa

Agnes menyasap Matchalate yang diseduhnya, cangkir antik bergambar foto dirinya dan Keyno selalu terpampang di perabotan rumah maupun tokonya. Keyno bilang itu bentuk sayangnya yang selalu hadir dimana pun dan kapan pun, nyatanya lelaki itu hanya mencintai terlalu dalam, menggali kubur bagi Agnes, menyisakan duka mendalam yang Agnes sendiri yakin tidak akan ada yang mampu mengobatinya jika sang pencipta memanggil Keyno suatu hari nanti.

Ia termenung lalu memperhatikan lengan kanannya yang tak terbalut baju, bekas suntikan terlihat jelas disana, sedikit menggembung seperti habis digigit semut "Dia melakukannya lagi" Gumam Agnes, lalu menyesap matchalatenya kembali.

"Nes, pemasok bunga Lily dan Agralova sudah berikan nota padamu belum?" seseorang menghampiri Agnes, dan menyesap matchalate yang hampir dingin karena ia tinggal beberapa menit lalu disamping Agnes.

"Hmmm" Jawab Agnes tanpa menoleh, jarinya sibuk mengetuk-ngetuk gelasnya. "Kau bisa Arahkan pada yang lain untuk segera menyelesaikan pesanan hari ini" ucapnya kemudian.

"Sudah ku sampaikan" Ucap lelaki itu menyesap matchalatenya lagi, lalu memperhatikan Agnes yang terus meraba-raba lengannya "Lenganmu kenapa? sakit?" Tanya lelaki itu yang merupakan karyawan Agnes bernama Naki, sesuai namanya ia keturuan Jepang "Tidak, aku merasa sedikit dingin. Hari ini ternyata hujan padahal perkiraan cuaca panas" Jawabnya seraya memperhatikan langit gelap dan rembesan air hujan yang mengenai dinding kaca tokonya.

"Hanya dingin. Bahkan bertahun-tahun aku bekerja denganmu kau tak pernah mengeluh sakit walau terkena hujan badai sekali pun" Agnes mengangguk. Kemudian termangu. Benar, apa yang dikatakan Naki tidak salah. Tubuhnya yang abadi takkan lekang oleh waktu apalagi oleh hujan dan angin, yang hanya secuil dari fenomena alam ini.

"Ya, karena aku rajin olahraga dan hidup sehat. Kau harus meniru gaya hidupku" Katanya, Naki hanya tersenyum menanggapi jawaban Agnes, lalu meraih ponselnya yang sedari tadi tergeletak di samping cangkir minumannya.

"Kau pasti olahraga dengan keras hingga bisa mendapatkan bentuk tubuh ideal seperti ini. Lihatlah, kau sangat pas memakai gaun ini" Naki menunjukkan sebuah gambar di ponselnya, Sebuah laman berita yang menampilkan seorang wanita mengenakan long dress yang mengekspos bahu dan punggungnya. Siapa lagi? Foto Agnes yang tersebar di media karena menghadiri acara semalam bersama Keyno "Kau terlalu berlebihan" Agnes tersenyum malu, pipinya merona.

"Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik berada di depan kamera" Agnes menanggapi "Kau lihat sendiri, pose ku begitu kaku"

"Hmm, resikomu memiliki suami seorang public figure"

"Iya, aku tau itu" Agnes mengangguk.

"Kau dan Keyno sangat serasi. Tapi kapan kalian berencana memiliki anak?"

Deg

Jantung Agnes berdegub.

Agnes kembali termangu, matanya berkaca. Andai saja Naki tahu bahwa hal itu adalah keinginan terbesarnya sepanjang sejarah hidupnya, memiliki buah hati agar menjadi manusia seutuhnya, Hal yang menjadi keinginan terdalamnya sejak mengenal Keyno. Memiliki si kecil lucu. Darah dagingnya bahkan penerusnya.

Tapi hal itu takkan terjadi, Keyno takkan pernah merestui dia hamil. Keyno takkan mau melihat Agnes mati setelah melahirkan, Keyno tidak mau kehilangan Agnes.

Egois bukan?

Padahal Agnes lah yang akan kehilangan Keyno, Sebagai manusia biasa Keyno bisa saja mati sewaktu-waktu, berbeda dengan dirinya yang akan hidup tanpa mengenal kematian. Ya, kecuali ia hamil dan melahirkan. Ia akan menjadi seperti manusia seutuhnya dengan konsekuensi jantungnya berhenti berdetak setelah melahirkan. Itu hukumnya, tak bisa ditawar.

Itulah yang di takuti Keyno. Dia takkan pernah mengizinkan Agnes memiliki anak

"Hey..!!"

Naki menepuk pundak Agnes, membuyarkan lamunannya dan segera meraup wajah dengan gusar.

"Kau melamun"

"Tidak. Kami hanya belum siap" Jawabnya asal, menepis kekacauan hatinya.

"Kalau kau mau, aku tahu tempat terapi kehamilan. Siapa tahu manjur untukmu dan Keyno" Ucapnya kemudian memberi saran. Agnes mengangguk, Ia terlihat pesimis.

...***...

Keyno tampak berlari menuju rumahnya, menerobos masuk dengan baju lembab akibat terkena air hujan menjelang tiba di depan pintu dari mobil tadi "Sayang..." panggilnya menuju kamar.

"Ness..." Keyno mencari Agnes ke seluruh penjuru ruangan. Tapi tak ada siapa-siapa. Keyno mengecek ponselnya dan membuka aplikasi khusus yang menunjukkan map. Lelaki berpakaian semiformal itu bernafas lega saat melihat titik keberadaan Agnes.

"Kau bersenang-senang rupanya" Seringai tipis menghiasi wajahnya.

Keyno menyusul Agnes dan mendapati Agnes masih duduk dan mengobrol bersama Naki "Kenapa tak menjawab teleponku?" tanyanya langsung mendekap Agnes dan mencium lehernya. Sementara Naki membungkuk hormat dan berlalu pergi melihat kedatangan Keyno.

"Aku bekerja" Jawab Agnes lembut.

"Berdua dengannya?" tanyanya lagi.

"Berhentilah mengurusiku. Bukankah aku membebaskanmu" Ucap Agnes hendak beranjak.

Keyno menautkan tangannya melingkari pinggang Agnes, Agnes tak bisa bergerak.

"Aku akan membebaskanmu, Asal kau minum obatmu"

"Takkan ku minum lagi"

"Kalau begitu aku takkan membebaskanmu"

Agnes mulai kesal, Ia menampar Keyno hingga pipinya memerah. Keyno tersenyum. Lelaki itu malah mencium bibir Agnes sebagai balasan atas tamparan yang ia terima.

"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku lagi" ucapnya setelah melepaskan tautan bibirnya. Agnes takhluk. Memejamkan matanya dan memeluk Keyno.

Sungguh Agnes begitu lemah menghadapi kenyataan siapa dirinya. Jika boleh jujur, harusnya dia tak pernah jatuh cinta pada Keyno. Harusnya dia tak pernah mencintai makhluk fana yang juga mencintai dirinya meski bertaruh nyawa sekali pun.

Sekarang terlambat. Ia terjebak dalam pusaran hati dan perasaan yang tak terhentikan. Agnes dan Keyno saling mencintai. Tak ada yang bisa menghentikan perasaan itu hingga mereka terlihat tidak waras dan bodoh dengan saling menyakiti. Demi apa? Demi mempertahankan ego masing-masing yang mereka yakini benar.

"Key..!"

"Kau dingin?" Keyno mengeratkan pelukan. "Apa ini cukup?" ucapnya lagi.

"Hangat"

"Nes, Aku mencintaimu. Kau tahu itu. tak perlu ku katakan berulang kali. Dan kau, aku tak mau kehilanganmu hanya demi anak yang kau damba" Ucapnya lagi berbisik di dekat telinga Agnes.

Agnes tak menjawab, Ia hanya diam seraya menggigit bibirnya, menatap kosong ruangan yang dipenuhi bunga-bunga cantik bermekaran.

Harusnya Agnes tak pernah mengusik hidup Keyno. Tak pernah menjelma menjadi seorang wanita yang saat ini dicintai Keyno. Bahkan sekarang ia terjebak, Ia tak bisa pergi jauh, sekalipun ingin, ia takkan bisa. Sesuatu yang mendeteksi keberadaannya tertanam di tubuhnya. Siapa lagi, ulah Keyno. Karena chip itu, Keyno bisa mengendalikannya dan membuatnya tak sadarkan diri seketika. Itulah kelebihan Keyno. Dia bisa membuat makhluk abadi seperti Agnes takhluk padanya setiap kali Agnes melawan dan membangkang. Apakah Agnes boneka?

Tidak. Semua karena Agnes terlalu berarti baginya. Agnes hartanya, nyawanya, hidupnya, semestanya. Tempatnya tinggal dan menetap.

Dan Agnes, wanita berperawakan muda itu tak punya daya lebih selagi dia mempunyai rasa cinta pada lelakinya, Rasa itu takkan bisa dipungkiri. Sekali pun ia berlari sekuat tenaga, menghilang dan menghindar ia takkan bisa mengingkari hatinya yang sudah jelas-jelas dimenangkan Keyno.

Agnes ingin sekali mati. Ingin sekali hidup tenang, Untuk apa? Untuk Keyno Supaya lelaki keras kepala itu bisa hidup normal dan mencintai sesama manusia layaknya orang lain. Memiliki keluarga dan anak tanpa khawatir istrinya meninggal setelah melahirkan.

Dan cara agar bisa mati adalah 'Hamil' dan 'Melahirkan' atau Keyno 'berhenti mencintainya' yang sudah jelas semua hal itu takkan pernah Keyno lakukan.

"Kita pulang. Aku akan buatkan sup hangat untukmu"

"Tidak. Aku akan pergi ke perkebunan hari ini. Kau bisa pulang sekarang juga"

"Kau mengusirku?" tanyanya lagi.

"Atau aku berhenti minum obatnya?" Agnes memegang dagu Keyno dengan jari telunjuknya serta tatapan tajam. pertanyaan bernada lembut itu sukses membuat Keyno terdiam. Raut wajahnya berubah kecut. Ia tak bisa berkata apa-apa lagi.

Jelas. Keyno marah tapi dengan ekspresi datarnya. Ia meninggalkan Agnes tanpa kata dan berjalan keluar menuju mobilnya.

...-------...

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

makin seru nih

2022-12-25

0

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Harus siap mental punya suami publik figure

2022-12-22

0

Dani irwandi

Dani irwandi

udh aku favoritin kak, salam dari lahirnya sang pahlawan sejati

2022-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!