Agnes terbangun. Ponselnya berbunyi berkali-kali mengusik tidur nyenyaknya. Matanya terbuka memperhatikan siapa pemanggil yang berani menganggunya sepagi ini.
Keyno? Ah lelaki bajingan itu
Bibirnya menyunggingkan senyum remeh, lalu menerima telepon tersebut "Kenapa?" tanyanya datar
"Keluarlah. Aku menjemputmu" Agnes terdiam. Pandangannya beralih dan mengabsen ruangan. Ah iya, Ini apartemen Mario.
"Mengapa repot menjemputku. Aku bisa pulang sendiri"
"Kau lebih suka jika ku jemput" Agnes berdecih, Ia mematikan telepon sepihak, Menyambar tasnya dan pergi.
Di depan pintu, Agnes mendapati Keyno tengah berpangku tangan seraya menyandarkan bahu kekarnya ke tembok, menatap Agnes dengan tatapan dingin, Sementara wanita itu mengacuhkan kehadiran Keyno dan berjalan begitu saja melewati tubuh hidupnya.
"Hey.. Hey.. " Keyno menyusul. Bahkan tanpa segan menggandeng bahu Agnes.
"Kenapa? Apa kau bersenang-senang?" tanyanya kemudian mendekatkan diri pada wajah Agnes.
"Diam lah setan!"
"Kau terlihat buruk, apa kau cemburu tentang kemarin?"
"Tidak Akan"
"Ayo lah sayang, kau cemburukan? jika tidak kau takkan pergi bersama pria pengacara itu" Ucapnya dengan yakin.
"Aku mengantuk" Agnes mengalihkan pembicaraan, Menepis tangan Keyno yang bertengger di bahunya. Tapi pemilik tangan itu tak mendengar, ia terus menggandeng Agnes bahkan mengapitnya hingga tak ada jarak antara mereka.
"Kau minum berapa banyak, hmm?"
"Bercinta berapa kali?"
"Diamlah Keyno, atau aku takkan pulang bersamamu" Ancam Agnes setengah berteriak dengan tatapan tajam membunuh.
Keyno tersenyum, tangan besarnya terulur menyentuh dagu wanita yang tampak sangat marah di hadapannya.
"Istriku sangat menawan ketika marah" lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Agnes. Agnes membuang muka, hingga bibir tipis pria itu menyentuh telinganya, bukannya menghindar Keyno malah menggigit pelan telinga Agnes lalu berkata "Aku melakukannya karena aku suka dan kau melakukannya karena cemburu?" Keyno tersenyum menandakan dia sangat percaya diri dengan alibinya.
"Kau gila" Agnes mendorong kasar tubuh Keyno agar menjauh, lantas pergi dengan langkah lebar.
"Kau cemburu sayang" Keyno terus saja berucap seraya menyusul Agnes dan melompat masuk ke dalam lift yang hampir tertutup jika saja Keyno tak mengulurkan tangannya.
Sementara di pintu lift lain, Mario keluar dari kotak besi itu menuju unit apartemennya menenteng sebuah paperbag, Mario bersiul seraya memasukkan smart code pada pintu lalu melepas alas kakinya berganti sendal rumahan. Kemudian menuju kamar dimana ia meninggalkan Agnes semalam.
"Ternyata dia sudah pergi" gumamnya saat mendapati tak ada siapapun di kamar tersebut. Mario tak heran, sudah biasa seperti ini. Dia juga menyadari, Tak ada perasaan lebih seorang Agnes pada dirinya, Mereka hanya sebatas 'teman tidur' atau kasarnya partner ranjang ketika saling membutuhkan.
Mario memilih mengirim pesan, permintaan maaf karena tak bisa menemani Agnes semalam sebagai gantinya ia menawarkan diri seminggu ini kapan saja Agnes butuh dan ingin ditemani.
Sementara itu, Keyno membawa Agnes pulang menuju rumah mereka. Sepanjang perjalanan Keyno terus saja mengoceh mengenai apa saja yang terlintas dipikirannya, hingga Agnes harus memasang earphone agar tak mendengar suara Keyno yang memusingkan. Lelaki itu tidak bodoh. Ia hanya suka berargumen dan mengeluarkan pendapat, Bahkan disela-sela ocehannya ia menyinggung gadis-gadis yang tidur dengannya.
Tak berapa lama, mereka tiba di sebuah rumah minimalis berukuran 2 lantai, Keyno menggenggam tangan istrinya dengan romantis seperti biasa. Padahal itu kedok, topeng belaka. Keyno Mencintai Agnes. Memang, semesta membenarkan hal itu dan mendukung hingga apapun yang Keyno lakukan bahkan tak sanggup membuat Agnes lepas dan berpaling dari lelakinya yang sudah 3 tahun belakangan ini menjadi suaminya.
Di kamar ini, Keyno mendorong tubuh Agnes hingga membentur tembok, mengurungnya dan mengcengkeram kedua pundaknya
"Agnes, katakan apa saja yang dia lakukan semalam?" tanyanya
Bukannya melawan, Agnes meraih pinggang Keyno hingga tubuh mereka saling bersentuhan, menepis jarak hingga keduanya bisa merasakan satu sama lain. Keyno tertawa ia senang melihat wanitanya terlihat agresif seperti ini, hal ini secara tak langsung menurunkan kadar amarahnya.
"Istriku ini sangat menakjubkan" senyumnya menyeringai "Jadi, ini yang kau lakukan semalam?" lanjutnya.
Ia melepas cengkraman, memilih mengungkung dan mengunci tubuh Agnes yang sedang mendongak menatap wajah tampannya. Keyno mengusap pipi mulus dambaannya dengan sayang.
"Key, jangan macam-macam"
"Macam-macam? bukankah kau senang jika kita melakukan macam-macam?" tanyanya menggoda Agnes, dan wanita itu menutup mulut Keyno dengan jari lentik telunjuknya.
"Lalu, wanita mana yang kau tiduri semalam?"
"Jadi, aku harus menjawab lebih dulu?" Agnes mengangkat alisnya sebagai jawaban
"Hmm, hanya wanita malang yang terlilit hutang. Jadi aku membantunya mendapatkan uang" Jawab Keyno tersenyum bangga.
"Berengsek"
Keyno mencium bibir Agnes "Aku tak suka bibir ini berkata kasar padaku" katanya.
Lebih lanjut, Keyno bercerita bahwa wanita itu tertarik dengan tubuh kekarnya dan bersedia menyerahkan diri dengan sukarela, tapi ternyata dia sedang patah hati di tinggal kekasihnya yang berhutang banyak atas namanya.
"Cihhh" Agnes berdecih mendengar cerita Keyno.
"Dia butuh uang, bukan aku..."
"Kalau begitu berikan uangmu, lalu pergi" Agnes protes dan semburat cemburu terlihat diwajahnya
"Istriku sangat cantik jika sedang cemburu. Bagaimana jika aku membuatmu cemburu terus menerus?" Keyno menggoda
"Aku tidak cemburu" ucap Agnes
"Lakukan saja apa yang kau mau" lanjutnya.
Keyno mencium pipi Agnes, sekilas. lalu menepikan anak rambut yang menutupi pipinya. Dan menciumnya lagi, hingga berulang kali
"Aku takkan meminumnya lagi, Biarkan dia tumbuh dirahimku" lirih Agnes dengan suara tersangkut di tenggorokan.
"Kau harus meminumnya"
"Kau tak takkan pernah tahu rasanya hidup puluhan tahun, tanpa pernah memiliki seseorang yang benar-benar tinggal" Agnes menangis, memukul dengan kasar dada Keyno.
"Aku. Ada Aku dihidupmu!"
"Kau Fana Key, kau bisa meninggalkan aku kapan saja. Cintailah wanita lain. Berhenti bermain-main" Agnes meringis, memegang dadanya yang terasa sesak menghujam dalam. Takkan ada yang mengerti mengenai hidupnya, sekalipun itu mungkin Keyno. Manusia Fana yang puluhan ribu tahun lebih muda darinya.
"Sayang" Keyno menyentuh dagu Agnes agar menatap dirinya "Kau sendiri tahu, satu-satunya wanita yang kucintai di dunia ini hanya kamu" Keyno mengecup bibir Agnes lagi "Pernah ku katakan ada wanita lain?" Keyno menggeleng, lalu menjawab pertanyaannya sendiri "Tidak dan tidak akan pernah ada" ucapnya lalu melepaskan tubuh Agnes dari kurungannya.
Agnes menghela nafas, memeluk Keyno dan merasakan betapa lelakinya ini sangat mencintainya. "Kau selalu membohongiku" lirihnya tapi Keyno bisa mendengar ucapan itu
"Aku selalu berkata jujur padamu" Keyno menjawab, membalas pelukan wanitanya
"Kalau begitu, kau terlalu jujur"
"Iya, Aku terlalu jujur bahwa aku tak bisa tanpamu"
Keyno mengusap lembut punggung Agnes yang terbalut benang tipis menutupi bagian dada saja dan sesekali ia mencium tipis tipis rambut terurai Agnes, menghirup aroma wangi yang membuatnya candu. Bahkan tak bisa berpaling.
"Key?"
"Hmmm?"
"Aku mengantuk. Aku ingin tidur"
"Off course baby, tapi kau harus mandi terlebih dahulu" ucapnya melepas pelukan dan menatap mata bulat yang menghipnotisnya.
"Tubuhmu harus terbebas dari bau pria lain" lanjutnya.
"Aku tak sep--..."
"Jangan membantah, mandilah. Bersamaku"
"Kau sinting"
...-------...
Yuhuuuu, siapa yang mencintai lelaki berengsek tapi tak bisa berhenti bahkan sudah menyakiti berkali-kali, apakah itu yang dinamakan cinta tanpa alasan? cinta itu buta? atau cinta itu gila? cinta itu bodoh?
see u next episode
...----...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Agnes cuek banget bikin greget
2022-12-22
0
Dehan
sudah aku favoritin ya kak.. nanti balik lagi
tetap saling dukung thor
2022-10-29
1
auliasiamatir
pasangan hebat, sudah celap celup di tempat lain, kembali pada pasangannya. 🤭🤭🤭
2022-09-25
0