"DEG....DEG.... !"
Rani mencoba menenangkan degup jantungnya yang bertalu-talu. sekilas melirik pada Varell yang wajahnya telah memerah menahan amarah.
" Apa-apaan ma, pa? kenapa tiba-tiba sekali sih?" maaf aku tidak bisa menerima gadis kampung ini." menatap tajam Rani. membuat gadis itu tertunduk takut.
"VARELL....!!" bentak papa Tyo, namun putranya itu telah melenggang pergi.
"Maaf pa, ma....Rani juga tidak bisa kalau harus menikah dengan kak Varell." matanya mulai berkaca-kaca, meremas dressnya.
"Ya sudah,nanti kita bicaralan lagi dirumah!" dan merekapun pulang kerumah.
Sementara itu, Varell sedang berada di club dan seperti biasa berkumpul bersama sahabat-sahabatnya.
"hei....ada apa bro, kenapa wajahmu masam seperti itu?" Doni melihat ada sesuatu dengan temannya itu.
"Kesal aku, masa' papa dan mama menyuruhku menikah dengan gadis kampung itu? tidak mungkin kan?" menenggak segelas wine.
"Loh, Kenapa bisa begitu? jangan-jangan sesuatu telah terjadi ya? lo apain adek ketemu gedo lo itu?" mengedip- ngedipkan matanya, menggoda Varell
Sedangkan Zack dan Rangga hanya menyimak percakapan keduanya, sambil tersenyum-senyum.
"Sialan lo,emang gue cowok apaan? ya enggaklah, menarik juga enggak tu cewek.secara dia itu kan dah jadi adek gue.
"Iya iya, adek ketemu gede kan, yang bisa di jadiin ATM? hahaha
"ATM? apaan tuh?" mengernyitkan keningnya
"Adek Tapi Mesra!" hahahaha Doni, Zack tertawa serempak. sedangkan Rangga hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya .
"Lah kenapa enggak, lo pernah bilang kalo adek baru loe itu cantik kan?" udah yes aja!" kali ini Zack yang ikutan memanasi keadaan.
" Enggak ah, dia bukan tipe gue!"
"Iya kita ngerti, tipe loe cuma si Amanda kan? kayak ngak ada cewek lain aja bro, cewek matre kayak gitu masih loe harapkan aja?" kali ini Doni berkicau lagi. (burung kali si doni?)🤭
"Udah ah, ngawur semua loe pada.bukannya kaaih solusi malah nambah mumet gue!" meraih handphone dan kunci mobilnya hendak beranjak pergi.
"Kalau loe ngak mau mending buat gue aja, boleh kan calon kakak ipar?" Tiba-tiba sang cowok akhirnya mengeluarkan suara dan sontak membuat ketiganya melongo tak percaya akan ucapannya itu.
" Apa loe bilang? memangnya gue bakal ngizinin loe deketin tu cewek. apalagi mau loe jadiin istri?" menatap tajam Rangga. sedangkan Doni dan Zack mengawasi keduanya takut terjadi adu jotos diantara mereka.
" Lah kan tadi loe yang bilang sendiri kalo dia bukan tipe loe dan cuma loe anggep adek, sekarang malah cemburu?" tersenyum mengejek
"Loe apa-apaan si ngga? " mendekat dan menarik kerah baju Rangga.
""wait....wait guys! ada apa dengan kalian? santai bro kan kita cuma guyon aja." Doni melerai mereka sedangkan Zack juga sudah berdiri memegangi Varell.
" ahh sudahlah mending gue pulang aja, kesel gue sama kalian semua!" melangkah pergi.
"Oke...oke! dah sana kelonin tu calon bini loe, eh salah deng ATM loe. biar nanti langsung di kawinin. Pasti loe ngak bakal bisa nolak kan?" hahaha
"huss....Doni, mau cari mati loe?" Zack menutup mulut Doni yang ceriwis.
"Tap....tap....tap !" (bunyi sepatunya Varell)
"ctekk.... (nah kalo yang ini bunyi saklar ya) 🤭
"Varell....!?"
"ma, mama belum tidur?"
"Mama belum bisa tidur sebelum kamu pulang. ada yang ingin mama bicarakan nak!?" Varellpun mendekat dan duduk di samping mamanya.
"Begini sayang, papa dan mama hanya ingin yang terbaik untuk kamu, kami ingin kamu mendapatkan gadis yàng baik.Dan Ranilah pilihan yang tepat. Disamping penurut, dia itu pintar dan bisa melakukan apapun. dan yang pastinya gak neko-neko. kasihan dia, hidup sebatang kara. hanya kita keluarga yang dimilikinya sekarang!"
"Pikirkanlah baik-baik ya nak, kami semua sayang kamu dan ingin yang terbaik untuk masa depan kàlian anak-anak mama!." mengusap punggung sang putra lalu meninggalkannya menuju kekamar.
Waktupun cepat berlalu, suasana rumah agak berbeda sejak kejadian di restaurant tampak sunyi. Varell terkesan menghindari kedua orangtuanya. sedangkan ketika tak sengaja bersitatap dengan Varell, gadis itu tampak canggung tak tau harus bersikap seperti apa? antara malu dan juga tidak enak hati. Karena ia merasa kalau masalah itu disebabkan olehnya.
Seusai makan malam yang tidak biasanya Varell hadir diantara mereka. Papa Tyo dan mama Sandra seperti biasa akan bersantai di ruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi dan teh. Tiba-tiba Varell menghampiri kedua orang tuanya itu.
"Pa, ma.... Varell mau bicara!?" duduk dihadapan mereka.
"Apa yang mau kau bicarakan nak, katakan!" mama Sandra berucap lembut pada sang putra.
"Varell mau menikah dengan Rani.Pa, ma!"
Papa Tyo hanya terdiam mendengar ungkapan putranya, sedangkan mama Sandra sangat terkejut dan seketika merasa bahagia dengan keputusan sang putra.
"Mama senang akhirnya kau berubah pikiran nak, Kami yakin kalian memang berjodoh. Rani adalah gadis terbaik untukmu."
"Bi Munah, sini sebentar bi!"
"Iya nyonya, ada yang bisa bibi bantu?"
"Tolong panggilkan Rani bi!"
"Baik nya!" naik ke lantai atas menuju kekamar Rani.
"Tok....tok....tok...!"
"non Rani, dipanggil nyonya kebawah non!"
"Cklekk!" pintu terbuka dan Rani yang telah bersiap untuk tidur, karena gadis itu telah berganti dengan baju piyama.
"Ada apa ya bi?" terlihat cemas
"Bibi tidak tau non!"
"Baiklah bi, terima kasih!" beranjak turun kebawah.
"Rani....sini nak duduk samping mama!"
"I....iya ma!" gugupnya, apalagi melihat adanya Varell.
"Begini Rani, tadi Varell telah mengatakan bahwa dia bersedia untuk menikah denganmu." Bagaimana nak, apa kamu mau menerima Varell juga untuk menjadi suamimu?" Tanya papa Tyo
"Aduh bagaimana ini ya, aku harus jawab apa?" apa benar kak Varell mau menerimaku untuk menjadi istrinya juga?"
"Kalau Rani sih terserah papa dan mama saja. Asalkan kak Varell juga benar-benar bisa menerimanya." melirik sekilas kearah Varell.
"Nah, Karena kalian berdua sudah menyetujuinya, maka kami akan putuskan kalian akan menikah secepatnya. Bagaimana kalau dua minggu kedepan ?"
"Iya pa....mama setuju, setuju sekali.lebih cepat lebih baik. ah....mama sudah tidak sabar pa ingin segera menimang cucu!" jawab mama Sandra sumringah karena saking bahagianya. berbeda dengan kedua calon pengantin itu yang tampak begitu kaget. karena secepat itu diputuskan langsung oleh orang tuanya.mereka hanya bisa pasrah.
Dikantor Varell tampak tengah termenung, sambil melihat sesuatu di ponselnya. ya, ternyata ia sedang melihat photo seorang wanita muda nan cantik dan sexy.
"Amanda!?"
"Kringg....kringgg....kringg!"
"Ya hallo, ada apa menelponku?" jawabnya ketus karena melihat id si penelpon yaitu sahabatnya Doni.
"wow....slow bro, masih ngambek ya?" gue cuma mau kasih tau kalo undangan reuni loe ada di gue, sorry gue ngak sempet kekantor loe.lagi sibuk banget ni kerjaan gue."
"Iya ngak pa-pa, kapan sih acaranya?"
" Besok lusa malam minggu, loe wajib dateng ya. ada kejutan buat loe bro!?"
"Apa?"
" Udah, besok aja loe pasti akan tahu sendiri deh. udah ya bye!" menutup telponnya.
"huh dasar tu anak!" tapi penasaran juga sih, kejutan apa ya?"
Ditempat reuni
"Hai Varell....disini bro!" panggil Doni ketika melihat kedatangan sahabatnya itu. Varellpun langsung menghampirinya.dan melihat sudah ada dua sahabatnya yang lain. Zack dan Rangga sudah ikut duduk di sana.
"Eh...eh sudahlah kalian berdua ini, berbaikanlah! jangan dibawa seriuslah, kemarin kan kita cuma bercanda saja!" Zack mencoba mencairkan suasana suram diantara kedua sahabatnya yang terlihat sama-sama masih menaruh kekesalan.
"Iya....iya, apa kabar ngga? maafin gue ya untuk yang kemarin!" mengulurkan tangannya.
"iya ngak papa Rell, gue juga minta maaf. kemarin juga gue ngak serius kok!" membalas jabatan tangan Varell
Tiba-tiba suasana tampak riuh sorai ketika terlihat kedatangan seseorang yang begitu menarik perhatian semua orang. seorang wanita cantik yang berpakaian cukup sexy terlihat sangat glamor.
Bisik-bisik terdengar diantara para peaerta reuni.
Wanita itu tampak mengedarkan pandangannya seperti mencari seauatu. iapun berjalan mendekat kerah satu meja ketika telah mendapati apa yang dicarinya.
"Hallo Rell apa kabar?"
"Amanda....!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments