Riska tampak panik dan pergi dari sana, ia duduk disebuah Cafe untuk menenangkan dirinya sendiri, Riska tampak menelepon Vino dan menyuruhnya untuk segera menemuinya di Cafe tersebut.
Vino sebenarnya enggan menemui Riska tapi apa boleh buat, semua kejahatan Vino diketahui oleh Riska. Ia takut jika ia menolak bertemu dengan Riska, ia akan dihancurkan oleh Riska dan semua harta milik Riri tak bisa ia dapatkan.
Ia segera pergi ke Cafe dimana Riska berada sekarang , Vino merasakan tidak tenang ia terus saja melihat keadaan sekitar takutnya Riri akan menemukan dia lagi, bisa gawat jika Riri tau bahwa ia masih berhubungan dengan Riska.
Vino langsung duduk di depan kursi Riska dengan wajah kesalnya, Entah mengapa ia juga melihat Riska seperti orang yang sedang ketakutan.
" Sayang,, Ada apa kamu menyuruhku kesini " tanya Vino bersikap baik pada Riska
" Kamu bilang sayang, setelah kamu mempermalukan aku di depan Ka Riri,, dasar brengsek,, kamu malah memilih Ka Riri di banding aku,, mana janji mu dulu yang akan selalu bersama ku dalam suka maupun duka " ucap Riska dengan nada marah pada Vino
" Sayang, hey,, tolong dengarkan dulu aku.. aku melakukan itu dengan terpaksa agar rencana kita berjalan dengan lancar,, kamu jangan marah dong.. setelah kita merebut harta Riri,, kita bisa menikmatinya berdua " ucap Vino membujuk Riska agar tidak marah padanya
Vino memeluk Riska agar sang kekasih gelapnya itu lebih tenang dan tidak marah lagi, memang laki-laki brengsek akan selamanya seperti itu.
" Aku sudah tidak mau harta itu, yang aku mau itu adalah kamu " ucap Riska dengan wajah sedihnya
" Sayang, jika kita menyerah sekarang bagaimana perjuangan kita dulu,, kamu harus ingat jika ayahmu tidak adil, Riri sudah mengambil semua yang harusnya milikmu sayang.. kamu jangan menyerah " ucap Vino membujuk Riska agar berpikir logis di bandingkan hanya mengikuti emosi yang sesaat itu.
Riska yang dipeluk oleh Vino mulai luluh dan memaafkan semua kesalahan Vino apalagi ketika Vino mulai membujuk dan merayunya, mereka akan kembali berbuat jahat seperti sebelumnya.
" Sayang aku sangat, sangat mencintaimu,, kamu harus percaya padaku " bisik Vino pada sang kekasih
" Aku juga sangat mencintai mu sayang, makanya jika aku tidak bisa memiliki mu maka dia juga tidak boleh memiliki mu,, aku sudah mendorongnya dan sekarang dia sudah mati tertabrak mobil " ucap Riska dengan tawanya yang merasa sudah menang
" Apa... " ucap Vino kaget mendengar perkataan Riska
" Dasar wanita gila, bisa-bisanya dia mencelakai Riri, kalau Riri mati sekarang bagaimana dengan perusahaan itu.. wanita sialan,, tapi aku tidak boleh marah padanya " batin Vino meredam amarahnya
Vino tak menyangkan Jika Riska bisa nekat melakukan hal itu, ia melepaskan pelukannya dan mulai marah dengan apa yang Riska lakukan.
" Apa kamu sudah gila, jika dia mati bagaimana.. " ucap Vino dengan kesal
" Justru bagus dong, kalau dia mati kita bisa menikmati hartanya.. " ucap Riska merasa menang dari Riri
" Kalau dia tidak mati bagaimana, jika dia tahu kamu yang sudah mendorongnya hingga tertabrak mobil lalu dia laporkan mu pada polisi kamu mau gimana, aku tidak bisa membantumu jika berhadapan dengan polisi, karena aku tidak mau terlibat jika berhadapan dengan polisi " ucap Vino dengan nada kesal
" Lalu aku harus bagaimana sayang,, tolong bantu aku " ucap Riska mulai panik dan menangis.
" Kamu harus kabur dari kota ini sekarang juga " ucap Vino memberikan ide yang menurutnya bagus untuknya dan Riska
" Apa kabur,, kamu gila,, aku tidak mau, aku tidak bisa jauh darimu sayang " ucap Riska dengan nada sedihnya
" Ini demi kebaikan kita sayang,, Ako mohon kamu mau ya, aku tidak mau jika kamu di tangkap polisi " ucap Vino
Dengan Terpaksa Vino akan mengirim Riska ke luar kota untuk beberapa hari agar ia tidak tertangkap oleh Polisi. ini juga satu cara agar ia bisa jauh dari Riska tanpa Riska tahu rencana yang sebenarnya Vino pikirkan.
Vino sudah memberikan beberapa uang tunai untuk Riska bisa hidup disana, ia juga membelikan tiket pesawat segera online untuk Riska bisa kabur secepat mungkin.
Awalnya Riska tidak mau pergi dari kota ini, namun Vino mengatakan jika dia akan di penjara jika dia terus berada di kota ini membuat nyalinya menciut. Ia mulai mendengarkan semua ucapan Vino.
Kini Riska benar-benar sudah pergi dari cafe tersebut menuju bandara dengan tiket yang di berikan Vino, ia kabur tanpa membawa baju sepeser pun.
" Bagus jika Riska pergi dulu untuk sementara waktu, aku bisa meyakinkan Riri untuk bisa mempercayaiku kembali "
.
...****************...
.
Satu jam kemudian Rara bangun dari pingsannya, ia melihat keadaan sekitar yang tampak seperti di rumah sakit apalagi selang infus yang masih tertancap pada tangannya.
Seorang Dokter datang menghampirinya dan menanyakan apa yang aku rasakan, aku menjawab kepala dan tanganku sakit, kakiku juga.
Dokter langsung memeriksa keadaan ku kembali, aku sebenarnya kesal dengan keadaan ini, kenapa harus begini disaat aku ingin membalaskan dendam.
Setelah selesai pemeriksaan sang dokter memberitahukan aku jika keadaan ku tidak mengalami sesuatu yang parah, hanya butuh beberapa hari untuk memulihkan semuanya.
Aku senang mendengar ucapan sang dokter. Ia juga langsung memindahkan aku keruangan perawatan.
Sementara sang penabrak itu datang menghampiriku dengan wajah bersalahnya. ia juga membawakan aku bunga dan kue mungkin. Sebagai tanda permintaan maafnya pikiranku.
" Tunggu, bukankah itu Tian,, mantan ku dahulu.. kenapa dia disinj,, lalu kenapa Aku harus ketemu dengan dia disaat seperti ini,, apa yang harus ku lakukan , kamu jangan panik Ra,, untuk saat ini namamu bukan Rara tapi Riri"
" Ra,, maafkan aku " ucapnya dengan wajah sedihnya
" Maaf Tuan, namaku Riri.. Em, masalah ini aku sudah maafkan,, jadi anda tidak usah khawatir " ucap Rara dengan wajah tenang walaupun ia sebenarnya gugup bertemu dengan Tian
" Jadi dia bukan Rara, wanita yang selama ini aku cintai,, padahal aku yakin sekali jika dia adalah Rara.. wajahnya juga sangat mirip dengan Rara "
" Maafkan aku, aku kira kamu Rara orang yang aku cari selama ini " ucap Tian dengan nada lirih
Mendengar ucapan Tian, Rara heran karena ternyata selama ini Tian mencari keberadaannya, namun ia tidak bisa menanyakan hal itu sekarang. Ia harus pura-pura menjadi Riri bukan Rara dan fokus pada balas dendamnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments