Pagi ini,
Nafhisa memutuskan ingin mengecek kehamilan.Sebelum pergi,dia ingin meminta izin kepada Keyla.
"Nyonya,Isah mau mintak izin?"Nafhisa berdiri di hadapan Keyla yang sedang asyik membaca majalah.
"Izin ke mana?" tanya Keyla memandang serius pada Nafisha .
"Isah mau ke dokter kandungan."
"Baiklah,hati-hati di jalan." Keyla memandang Nafhisa berjalan ke luar Mension.
"Mah,lihat Isah gak?"tanya Devan terburu-buru .
"Emang ada apa?Dia barusan saja mintak izin ke dokter kandungan."Kata Keyla curiga,Keyla mengikuti mobil Devan.Namun dia kehilangan jejak dan memutuskan kembali ke Mensionnya.
Devan mencari Nafhisa karna ingin memberikan uang bulanan sesuai perjanjian.Dengan syarat Nafhisa tak memberi tahu statusnya.
"Nafhisa!" sapa seseorang di dalam mobil sana.
Nafhisa menoleh mencari sumber suara dari mobil tersebut.Tak salah lagi,suara itu terlihat jelas,suara Devan.Dia memandang segala tempat.Dia juga tak sengaja mendengar Devan sedang menelpon seseorang kemudian memanggil Nafhisa dengan tangannya.
"Iya sayang.Aku segera ke sana.Ini juga mau jalan," ucap Devan lalu menyerahkan uang tersebut tanpa berkata.
Devan meninggalkan Nafhisa.Nafhisa tak kuasa menahan sedihnya.Dia pun beranjak masuk ke klinik bersalin untuk menanyakan seputar kandungannya.
"Alhamdulillah,bayi kamu sehat.Sebaiknya di lakukan USG biar tahu kondisi,jenis kelamin,dan posisinya.Suaminya mana?"tanya Bu dokter.
Nafhisa tertunduk sambil menjawab dengan tak semangat," Suami saya kerja,Bu."ucapnya dengan berat .
Setelah mengecek kandungan.Lagi-lagi Nafhisa tak sengaja bertemu dengan Devan bersama kekasihnya.
"Sayang,kira-kira cincin mana yang cocok untuk kita?" Meisya dan Devan tengah asyik memilih cincin pernikahan di sebuah toko perhiasan mewah.Sesekali Devan mencoba lalu melepaskannya.
Nafhisa teringat di mana pernikahannya dulu.Boro-boro cincin emas.Devan justru hanya memberikan sebuah cincin perak.Yang sekarang masih melingkar manis di jarinya.
Nafhisa berpura-pura menghampiri ke sebuah toko sebelahnya sambil menikmati cemilan.
'Nafhisa,ngapain dia ke sini?Apa dia sengaja ngikutin aku?' batin Devan resah.Dia memutuskan menemui Nafhisa.
"Mas,kamu kenapa?Cincin yang mau di beli yang mana?"Meisya menyerah beberapa pilihan.Devan bukan memilih justru pergi begitu saja.
Meisya pun dengan kesal memilih sendiri.Dia hanya bisa memandang kepergian Devan tanpa alasan.
"Isah,ngapain kamu ke sini?" tanya Devan sembari memantau situasi.Devan tak mengetahui kalo Meisya mengikutinya dalam diam.
"Aku tadi periksa kandungan.Tak sengaja bertemu kalian," cetus Nafhisa sambil besandar di teras toko karna kelelahan berjalan.
"Alah,itu alasan kamu saja.Kan aku sudah memberi uang bulanan.Mengapa kau tak naik ojek atau taksi?"tanya Devan heran.
"Bulanan,kau bilang?" jelas Nafhisa lalu memberikan amplop tersebut.
Devan merasa heran.Tadi malam,sudah jelas dia mengisinya.Kenapa cuma selembar uang merah.Devan merasa curiga pada Mamahnya.Belakangan ini sikap Keyla emang sedikit berbeda.
"Mas,siapa dia?"
Nafhisa tersenyum lalu berdiri," aku istrinya,dan dalam perutku ini anaknya." cetus Nafhisa .
Mendengar itu Meisya menangis.Meisya meninggalkan Devan dan Nafhisa.
"Kau jahat Mas.Aku benci padamu." ucap kecewa Meisya berlari.Devan mengejar Meisya untuk menjelaskan semua.Namun Meisya menghilang.
Tak menemui Meisya.Devan memutuskan kembali ke Mensionnya.Dan sambil menghubungi Meisya namun tak mendapat jawaban.Devan mulai resah.
Nafhisa meninggalkan Devan dalam keadaan marah dan kecewa.Dia berjalan tanpa menoleh Devan.Guyuran hujan membasahi tubuhnya.Dia tak menyadari jika lotion hitamnya luntur.
Nafhisa memeluk tubuhnya yang kedinginan.Tiba-tiba seorang pria menyelimuti tubuhnya dengan jaket miliknya.
"Tak baik wanita secantikmu kedinginan." kata pria tersebut.Pria itu tak lain adalah teman Devan bernama Askan.
Nafhisa berlari meninggalkan Askan.Dia merasa malu saat Askan memuji kecantikannya.
"Siapa pria itu?Bisa-bisanya dia rela kehujanan hanya demi menutupi tubuhku yang kedinginan." ucap panasaran Nafhisa.Sesekali dia melihat ke belakang.Nafhisa takut pria itu mengikutinya.
Saat memasuki mension Devan.Nafhisa di kejutkan dengan pria tadi.Pria itu memandang dalam Nafhisa.
"Dev,siapa dia?"tanya Askan penasaran.
"Dia pembantu di sini.Kenapa?"
"Tidak apa-apa sich.Kayak pernah melihat saja." ucap Askan mulai berpikir.
'Gadis itu sangat mirip dengan gadis tadi.Tapi mengapa dia terlihat jelek gitu?Apa aku salah lihat?Aku meski cari tahu.Siapa sebenarnya dia?' batin Askan curiga .
Nafhisa beranjak masuk ke dalam kamar.
"Isah,kamu dari mana saja?Nyonya Keyla mencarimu?" ucap khawatir Bi Asih.
"Ada apa ya Bi?"Nafhisa terlihat cemas.Dia pun segera menemui Keyla.
"Maaf Nyonya,tadi kata Bi Asih Nyonya cari saya."
Keyla memandang datar pada Nafhisa lalu menamparnya.
PLAK
"Apa salah saya?Kenapa Nyonya menampar saya?"tanya Nafhisa sembari menyentuh pipinya yang sakit.
"Salah kamu itu sudah berani masuk dalam kehidupan Devan.Kau sengaja ke Jakarta untuk mencari Devan kan?Dan peristiwa kemarin itu hanya modusmu untuk mendekati saya.Iya kan?Saya menyesal telah membawa kamu ke sini.Gadis pulau dan hitam seperti kamu harusnya sadar diri.Apa jangan-jangan orang tua kamu sengaja menikahi Devan dengan kamu untuk morotin harta kami."Sindir Keyla tak berhenti.
"Cukup Nyonya.Keluarga Isah emang miskin.Tapi Nyonya tak berhak menghina orang tua saya seperti itu.Tanpa mereka Isah tidak mungkin bisa melihat matahari dan tumbuh besar seperti ini.Nyonya bisa saja tidak menyukai Isah.Tapi,ingat!Janin ini darah daging Mas Devan dan cucu Nyonya." cetus Nafhisah geram.
Devan hanya memandang perang sengit antara Nafhisa dan Keyla.Devan merasa bingung.
"Devan,apa benar Nafhisa ini istrimu?"tanya Keyla dengan tatapan yang tajam.
"Jawab Mas?Jangan diam!Akui saja kesalahanmu.Jangan aku saja yang di salahkan dalam hal ini.Kau juga yang sudah berani menyentuhku." ucap Nafhisa meminta keadilan pada Devan.
"Oke-oke aku jawab.Yang di katakan Nafhisa itu benar." Devan duduk memegang kedua kaki Keyla.Devan tak ingin Keyla membencinya.
Tubuh Keyla lemas.Dia menyentuh dada yang sakit.Ucapan Nafhisa barusan membuat dia terkejut.Keyla mencoba berjalan.Namun langkahnya gontai hingga dia terjatuh.Devan melihatnya dengan segera menangkap.
"Mamah__?" ucap Devan menepuk pelan pipi Keyla.Devan panik dan memandang Nafhisa dengan wajah merah padam.
"Jika terjadi sesuatu pada Mamah.Aku tidak akan memaafkan kamu," bentak Devan .
Devan membawa Keyla ke Rumah Sakit.
Nafhisah merasa bersalah.Dia hanya bisa memandang kepergian Devan begitu saja.Dia yakin Devan pasti sangat membencinya.
Merasa menyesal,Nafhisa menyusul ke Rumah Sakit.Baru terlintas ingin menanyai kabar.Meisya sudah menghina bahkan mengusirnya.
"Dasar gadis sok suci.Penampilan islami tapi kelakuan kamu tak ubah kupu-kupu yang menghiasi di malam hari." sindir Meisya tanpa merasa kasihan Nafhisa.
"Cukup.Di sini akulah tersakiti.Mengapa kalian menyalahkan aku.Semua ini juga karna Mas Devan.Dia berusaha kabur dari tanggung jawabnya." cetus Nafhisa membela .
Devan menarik kasar tangan Nafhisa lalu menghempaskannya di rerumputan.
"Pergi sana!Gara-gara kamu Mamah sakit.Dan ingat!Perjanjian kita aku batalkan.Jangan harap aku akan mengakui bayi itu anak aku." tegas Devan geram.
Nafhisa pergi dengan linangan air mata tak berhenti.Merasa terzholimi,hatinya begitu sakit.Bahkan Devan mengatakan tak akan mengakui kalo janin di rahimnya itu adalah anaknya.
Nafhisa mengisi pakaiannya.Berlama di Jakarta juga tak ada gunanya.Devan dan Keyla sudah pasti mengusirnya.Bi Asih menangis memperhatikan Nafhisa mengisi pakaiannya.
"Bi,Isah berangkat ya?"Nafhisa memeluk erat Bi Asih.Wanita yang sudah dia anggap seperti Ibunya.
"Kamu hati-hati ya?"
Nafhisah mengangguk lalu meninggalkan mension mewah memberi kado yang berduri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments