...-- Dunia Manusia --...
...-- Tahun 2022 --...
"Uuh.... Apakah aku melakukan suatu kesalahan?" Tanya Aaron sambil mengembalikan pedang hitamnya ke dalam sarungnya.
Daripada terkejut pada beberapa orang yang menyergapnya, Aaron lebih penasaran mengenai dirinya yang tak hanya bisa memahami bahasa asing ini. Tapi juga karena Ia bisa menggunakannya untuk berkomunikasi.
"Tak perlu banyak bicara! Kami akan menangkapmu!" Teriak Pria yang membawa belati itu.
'Tap! Tap! Tap!'
Dengan cepat dan tanpa adanya keraguan, Pria itu segera memperpendek jarak antara dirinya dengan Aaron.
'Swuussh!'
Dengan ayunan yang sangat akurat dan cepat, belati itu mengarah tepat ke leher Aaron.
'Lambat sekali....' Pikir Aaron dalam hatinya sambil segera melakukan serangan balasan. Ia menarik lengan Pria itu dan membuang belatinya jauh-jauh.
Ketika Pria lain yang membawa pedang besar itu maju, Aaron hanya menggeser posisinya dan menggunakan Pria yang sebelumnya sebagai perisai.
"Lepaskan!"
"Pengecut! Menggunakan manusia sebagai perisai!"
Kesal dengan perkataan itu, Aaron dengan segera membalasnya.
"Bagaimana dengan kalian yang menyerangku secara tiba-tiba. Bahkan melakukan pengeroyokan. Bukankah itu jauh lebih pengecut?"
Wanita yang mengendalikan sihir api itu dengan segera mengarahkannya kepada Aaron. Aliran energi sihirnya sangatlah efisien sehingga mampu menghasilkan bola api yang kuat.
"Tu-tunggu! Jangan katakan kau akan membakar ku bersama Pria sialan ini?!"
Tapi semua itu sudah terlambat.
'Swuuuooossshh!!'
Semburan api yang cukup kuat dengan ukuran yang besar mulai menyelimuti tempat ini.
Aaron yang melihat hal itu secara refleks segera bergerak.
'Ratusan orang berkumpul, jika api ini dibiarkan maka....'
Dengan sepenggal pemikiran itu, Aaron dengan segera melempar Pria pengguna belati itu ke belakang sang penyihir.
Setelah mengalirkan sedikit energi sihirnya, Aaron menggunakan sihir angin tingkat rendah untuk menghembuskan api itu ke udara.
'Swwuuussshh!!!'
Seluruh api yang besar itu dengan mudah terangkat ke udara. Menyisakan ketiga orang yang sebelumnya menyergap Aaron membeku karena kebingungan.
"Menggunakan sihir skala besar di tempat umum. Apakah guru kalian tidak mengajari hal seperti etika?" Keluh Aaron sambil membereskan beberapa barangnya yang jatuh ke tanah.
Tapi kesialan masih tak ingin pergi dari sisi Aaron.
'Trak! Trak! Trak!'
Suara langkah kaki yang berat, serta dalam jumlah yang cukup banyak terdengar di pinggir jalanan kota ini.
Ketiga pembuat onar yang sebelumnya menyergap Aaron langsung kabur begitu saja ketika melihat sosok yang datang.
"Hmm? Kenapa mereka kabur?"
Tepat di belakang tubuh Aaron, terlihat sosok 5 orang dengan seragam yang sama. Yaitu zirah logam yang tipis dengan pakaian berwarna putih dan keemasan.
"Perkenalkan. Namaku adalah Alicia dari Guild Silver Guards. Kau bisa memanggilku Alice." Ucap seorang wanita yang memiliki warna rambut yang sama dengan Aaron. Yaitu warna perak yang indah.
"Ah, ya. Perkenalkan namaku Aaron."
Pada saat Aaron mengulurkan tangan kanannya dengan maksud untuk berjabat tangan....
'Cklek!'
Sebuah borgol khusus telah terpasang di tangan Aaron.
"Eh? Kenapa?" Tanya Aaron kebingungan.
"Kami akan menahanmu untuk sementara waktu. Kau.... Bukan penduduk negara ini kan?"
Dengan begitulah, Aaron dibawa masuk ke dalam sebuah minivan dengan warna putih.
"Tu-tunggu dulu! Apa yang akan kalian lakukan?! Lagipula benda apa itu?!"
"Itu? Bukankah sudah jelas itu sebuah minivan?" Balas Alice dengan wajah keheranan.
"Minifen? Apa itu?"
Kini, tingkat kecurigaan Alice telah kalah dengan rasa penasarannya.
'Orang ini, apakah dia hanya berlagak bodoh? Tidak, reaksinya benar-benar nyata.'
Perjalanan menuju kantor Guild Silver Guards pun cukup meriah. Alice dan juga 4 bawahannya nampak kuwalahan menghadapi tingkah laku Aaron.
"Woooaah! Lihat itu! Kenapa kereta itu bisa berjalan tanpa ada kuda? Tunggu! Apa-apaan bangunan tinggi itu? Apakah kalian berusaha menentang dewa?"
"Aaron. Bisakah kau menjaga ketenangan selama perjalanan ini?" Tanya Alice dengan tatapan yang dingin.
Aaron hanya menghela nafas serta menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Alice. Sementara itu, pikirannya sudah penuh dengan berbagai pertanyaan.
'Dimana aku? Apakah ini masih bumi yang sama? Bagaimana nasib persatuan umat manusia di Eropa? Iblis.... Apakah mereka masih ada di dunia ini?
Tapi lebih dari semua itu.... Kenapa manusia di sini sangat lemah? Bahkan mereka lebih lemah daripada petani di desaku. Hanya beberapa yang mampu menyamai Hunter di tempatku dulu.' Pikir Aaron sambil menatap sosok Alice.
......***......
...-- Markas Cabang Guild Silver Guards --...
"Katakan pada kami sejujurnya. Siapa dirimu? Kenapa kau bisa ada di kota ini?" Tanya Alice di dalam ruang interogasi itu.
"Berapa kali pun kau menanyakannya jawabanku tetap sama. Namaku adalah Aaron. Tentang bagaimana aku bisa sampai di Kota ini, aku sendiri juga ingin tahu." Balas Aaron dengan memasang wajah kesal.
Alice kemudian menoleh ke arah jendela kaca yang ada.
Di balik jendela kaca itu, terlihat seorang Pria yang memiliki tubuh cukup besar. Ia juga mengenakan seragam yang sama dengan yang lainnya. Hanya saja, terdapat beberapa lambang di sisi kanan pakaiannya.
Memahami apa yang dimaksud oleh Alice, Pria itu kemudian menganggukkan kepalanya secara perlahan.
"Hah.... Baiklah. Aku akan percaya mengenai hal itu." Balas Alice sambil segera kembali duduk di kursinya.
Tapi Aaron hanya memandangi sekeliling ruangan ini dengan seksama.
'Entah kenapa energi sihirku terasa terserap di dalam ruangan ini. Apakah mereka menggunakan Rune untuk melemahkan energi sihir? Terlebih lagi, logam yang ada di sini....'
"Apakah kau mendengarkan ku?! Aku tanya, apakah kau memili...."
"Nah, Alice. Di dunia ini, apakah ada yang disebut sebagai Eropa? Bagaimana dengan Katredal Suci Saint Antonius? Atau secara lebih luas, Persatuan Umat Manusia."
Pertanyaan Aaron yang menyela perkataan Alice ini sontak membuat semua orang yang ada disini terkejut.
Aaron sedikit kebingungan dengan reaksi yang mereka buat.
'Tap! Tap! Tap!'
Langkah kaki dari Pria bertubuh besar itu menggema hingga ke dalam ruang interogasi.
'Cklek!'
"Perkenalkan. Namaku adalah Hendra. Ketua dari Guild ini. Izinkan aku untuk bergabung dalam pembicaraan ini." Ucap Pria besar itu setelah membuka pintu.
"Ah, ya.... Terserah kau saja. Jadi bagaimana?! Kalian pasti tahu sesuatu tentang Eropa dan juga Persatuan Manusia kan?!" Tanya Aaron kini dengan emosi yang sedikit tersulut pada dirinya.
Tapi hanya keheningan yang mengisi ruangan ini. Seakan-akan meminta Aaron untuk tenang terlebih dahulu sebelum bisa melanjutkan pembicaraan.
Hendra nampak melirik ke arah Alice seakan memberikan suatu isyarat tertentu.
Menyanggupi permintaan dari Ketuanya, Alice segera menggenggam tangan Aaron dengan lembut.
"Aaron. Tak ada satu orang pun yang berani mengucapkan beberapa nama itu di dunia ini. Meski begitu, kau mengucapkannya seolah-olah itu adalah hal yang wajar.
Ini hanya dugaanku saja tapi.... Apakah kau memiliki suatu hubungan dengan tanah kematian itu?" Tanya Alice dengan suara yang kini lebih lembut.
Melihat reaksi dari Alice, Aaron segera mengetahui gambaran kasar mengenai apa yang telah terjadi.
"Katakan padaku. Apakah kalian mengetahui sesuatu tentang itu?"
"Eropa. Sebuah benua yang cukup besar dan makmur. Tanah itulah yang membawa cahaya harapan kepada seluruh umat manusia.
Tapi tepat setelah Ksatria Suci dari Katredal Saint Antonius melakukan penaklukan ke dalam wilayah Raja Iblis, puluhan gerbang lainnya terbuka di seluruh wilayah Eropa."
Hanya dengan beberapa kalimat itu saja, Aaron akhirnya tahu apa yang telah terjadi.
"Jadi itu yang dimaksud oleh Chronoa di pertengahan pertempuran.... Bahwa Iblis telah menang...." Ucap Aaron dengan badan yang mulai lemas.
"Kau.... Kau benar-benar ada di sana pada saat itu kan? Jika tidak, kau takkan mungkin tahu nama dari Raja Iblis itu." Balas Alice.
"Kenapa dengan itu? Apakah sejarah tak mencatatnya?" Tanya Aaron penasaran.
"Tidak.... Tapi seluruh dunia telah sepakat untuk membatasi pengetahuan mengenai Raja Iblis itu. Sebuah bencana terbesar yang pernah dialami umat manusia.
Bahkan hingga saat ini, bangsa Iblis telah berhasil menduduki sebagian besar Benua Eropa. Menjadikannya sebagai tanah kematian."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
John Singgih
kondisi terkini dunia manusia
2022-04-03
0
John Singgih
pendatang haram
2022-04-03
0
John Singgih
tiba-tiba ditangkap
2022-04-03
0