Hari ini pertemuan Ara dan Gavin dengan beberapa keluarga setelah pertemuan mereka tanpa Ara.
Duduk taman rumah keluarga Steward dengan Gavin yang duduk di seberang nya secara pribadi untuk melakukan pendekatan.
"Jadi seperti ini ya Arabelle Steward, menginginkan pernikahan denganku dan hanya pernikahan kontrak dan malah menguntungkan keluarga ku hanya karena tergila-gila denganku selama beberapa tahun? Benar begitu Arabelle Steward?" Ucap Gavin dengan angkuhnya seakan-akan itu bukan apa-apa.
Tersenyum kecil dan menatap Gavin yang angkuh dan seketika langsung membuat nya tercengang karena Ara masih bisa tersenyum dengan perkataan yang ia lontarkan.
"Anda sungguh tau sekali keserakahan ku tuan Sparkel." Jawab Ara dengan nada rendah dan terus tersenyum.
"Hah mengejutkan, menjual kerja sama perusahaan keluarga nya sendiri demi keegoisan putri semata wayang nya, wah ternyata saya tidak salah karena tidak berpikir untuk melirik anda" ujar Gavin, lalu mengambil teh nya dan meminum teh nya.
"Tapi sayang sekali anda tetap harus menikah dengan saya juga kan? Jadi percuma saja meski anda tidak mencintai saya. Bukan begitu tuan Gavin? Yang hanya tergila-gila dengan keuntungan perusahaan? Pada akhirnya saya bisa menang dan menikah dengan anda dengan mempertaruhkan perusahaan keluarga kami." Jawab Ara dengan santai nya.
Mendengar jawaban Ara, Gavin melirik Ara tajam dan menaruh cangkir teh yang sedang di nikmatinya.
"Meskipun hanya satu tahun, tapi rupa nya kamu akan sangat menikmatinya ya" Ujar Gavin.
"Bukan kah lebih baik dari pada tidak sama sekali?" Jawab Ara.
"Memang kamu luar biasa aroga ya Arabelle Steward." Jawab Gavin lagi.
"Terima kasih atas pujian nya tuan Gavin Sparkel. Saya hanya tidak ingin menyesali hal yang tidak bisa saya lakukan" Ujar Ara.
"Permisi nona dan tuan muda Sparkel, Anda berdua sedang di tunggu di ruang makan oleh kedua keluarga." Ujar Rene, pelayan pribadiku yang ikut kemana pun aku pergi.
"Baik terima kasih Rene, kami akan segera kesana." Jawab Ara sambil mengambil cangkir teh nya dan meminum nya.
"Apa kamu puas atas pernikahan ini?" Tanya Gavin.
Ara yang mendengar nya, menaruh cangkir teh nya kembali, tanpa melihat Gavin dia berdiri dari tempat duduknya.
"Saya sangat puas tuan Gavin." Ujar Ara tanpa menatap nya dan langsung pergi meninggalkan Gavin begitu saja.
"Sebenarnya yang ingin menikah itu aku atau dia sih? Kenapa dia lebih angkuh? Dan bahkan meninggalkan aku sendirian." Gumam Gavin.
......
Di ruang makan tengah berkumpul kedua kakak ku dan kedua kakak ipar ku, begitu juga Arkana anak Alvaro dan Jovita, dan ada tuan dan nyonya Steward dan kakek dari Gavin.
"Tante Alaa !!!!" Teriak Arkana sambil berlari menghampiri Ara.
"Halo Arka.." Ujar Ara, yang menundukkan badannya dan menggendong Arka.
"Arka, ayo turun Arka kan berat" Ujar Jovi ibunya.
"Aduh kak Jovi berat apanya sih." Jawab Ara.
Tidak lama kemudian Gavin muncul dari belakang Ara dan duduk di sebelah kakeknya. Ara pun berjalan ke sebelah Alva dan duduk di sebelahnya, lalu memberikan Arka ke Alva karena Arka meminta duduk di pangkuan ayah nya.
"Oke, jadi pernikahan nya akan diadakan hari Minggu, semua nya akan di siapkan oleh keluarga, pernikahan di adakan di hotel Steward dan setelah menikah kalian akan tinggal di hotel Steward lantai paling atas, atau bisa di bilang rumah Ara." Ujar kakek Gavin.
"Waw, kakek saya sangat terkejut atas keputusan ini, anda benar-benar bijaksana." Ujar Ara sambil tersenyum.
"Kakek hanya tidak mau kamu murung karena harus meninggalkan tempat tinggal tersayang mu itu Ara, lagipula ini hanya pernikahan sementara, sebenarnya saya sangat berharap pernikahan ini akan selama nya." Ujar kakek Gavin.
Ara yang mendengar nya tersenyum pahit dan menyeruput air putih di depan nya.
"Saya juga ingin seperti itu, tapi pasti tidak akan nyaman bagi Gavin kek, dengan begini saja saya sudah merasa puas" Jawab Ara dengan santai.
Gavin yang mendengar jawaban Ara menatap tajam Ara.
"Yah apa daya pernikahan bagi Arabelle mungkin hanya sebuah permainan, tapi saya tidak keberatan kok untuk mengikuti permainan konyol ini, apalagi menguntungkan bagi saya" Jawab Gavin dengan senyum kecil.
"Apa-apaan ucapanmu itu Gavin?!" Bentak Ade yang kesal.
"Bukankah itu sebuah kenyataan yang ada sekarang?" Jawab Gavin lagi.
"Tutup mulutmu Gavin, kalian akan menikah" ucap kakek Gavin.
"Hah.. Baiklah" Jawabnya.
"Karena keadaannya seperti ini, sepertinya akan bagus jika kalian bisa mencari baju pengantin bersama dan melakukan foto prewedding lusa. Supaya bisa mempererat hubungan kalian juga." Ujar tuan Steward.
"Maaf tuan, saya harus bekerja." Ujar Gavin sopan.
"Bekerja apanya, semua akan di handel oleh kakek selama persiapan pernikahan mu, jadi jangan harap kamu bisa mencari-cari alasan" ujar kakek Gavin.
Gavin hanya diam membuang mukanya dan merasa kesal. Ara hanya menatap Gavin yang kesal.
"Ayo mari di makan" Ujar tuan Steward.
Semua nya pun menyantap hidangan makan malam di rumah Steward.
........
Pertemuan pun telah usai, kami sekeluarga mengantar kepulangan keluarga Sparkel hingga teras rumah.
"Besok aku akan jemput kamu jam 10 pagi." Ujar Gavin ketus.
"Oke, aku akan menunggu" Jawab Ara sambil mengedipkan satu matanya.
"Baiklah, kami pulang dulu. Terima kasih atas hidangan nya." Ujar kakek Gavin.
Mereka pun masuk ke mobil dan bergegas pulang. Mobil pun melaju menjauh hingga tidak terlihat.
"Ara, kamu kenapa? Kamu nggak apa-apa? Kamu pucat." Tanya nyonya Steward yang khawatir ketika tidak sengaja melihat wajah Ara yang pucat pasi.
"Ma, aku nggak bisa bernafas" jawab Ara.
Seketika semua panik dan langsung menggendong Ara ke dalam kamar.
"Mama, tante Ala kenapa?" Tanya Arkana.
"Tante sakit sayang, ayo masuk." Ujar Jovita.
Sesampai nya di kamar Ara di beri obat oleh Meisie yang terlihat khawatir, ya, tidak ada satu pun yang tidak khawatir saat ini.
Setelah meminum obat, Ara sudah lebih tenang.
"Kamu kenapa? Apa karena shock atau capek?" Tanya tuan Steward sambil memegang wajah anak bungsu nya dengan penuh kasih sayang.
"Aku hanya terlalu bahagia pa" Jawab Ara.
"Jangan bilang bahagia kalau kamu nggak bahagia Ara, pernikahan ini boleh nggak kalau kamu nggak usah jadi aja?" Ujar Ade.
"De" ucap Meisie sambil merangkul Ade.
"Kak, Ara baik-baik saja, dan Ara akan terus bahagia dan baik-baik saja sampai akhir hayat Ara karena Ara memiliki kalian semua yang mencintai Ara, dan bisa memiliki seseorang yang sudah lama Ara cintai, meskipun dia tidak mencintai Ara." Ucap Ara.
"Ara kamu benar-benar akan seperti ini?" Tanya Jovita yang seketika tangisan nya pecah di hadapanku bersamaan dengan pertanyaannya.
"Iya kak." Jawab Ara.
"Mama kenapa nangis?" Tanya Arka.
Seketika dengan di awali pecah nya tangisan Jovita dan di susul dengan tangisan nyonya Steward hingga semua yang disitu pun ikut menangis termasuk Arkana yang meskipun ia menangis hanya karena ikut-ikutan karena semuanya menangis.
Termasuk Rene pelayan setia Ara dari kecil yang menangis di balik pintu.
Seketika malam itu menjadi malam sendu di dalam kediaman keluarga Steward.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Nur aja
aku juga ikut menagisb😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
2021-03-28
0
Onna Soplanit
up
2020-05-05
1
Amelisa cherry Salsabila
termasuk aku jufa menangis😭😭😭😭😭😭😭😭
gavin saat kau tau nanti alasan sebenarnya mungkin hanya ada kata penyesalan jika nanti kamu terlanjur bucin
dunia terus berputar hari ini mungkin kamu tak sudi memandang ara.....
tapi..... hari2 yg tak tau kapan kau akan memuja ara......😭😭😭😭
2020-05-05
1