"Kamu butuh bantuanku kan? Aku tidak hanya akan membayar kamarmu aku juga akan memberikanmu upah kalau kamu mau mengikutiku sekarang. Ayo masuk!" ajak Arvin. Meski bingung, Ira mengikutinya.
"Pak Ar, Bapak di sini? Ini siapa, Pak?" tanya seorang wanita yang diketahui sebagai manager Nadin, mantan kekasih Arvin.
"Aku sedang liburan. Kamu sendiri sedang apa di sini?"
"Ouh... saya sedang memeriksa pekerjaan Bu Nadin di sini. Besok dia ada pemotretan di daerah dekat candi," jelas wanita yang bernama Rika. Rika adalah manager Nadin, dialah orang yang selalu memeriksa job-job yang masuk untuk artisnya itu. "Wanita ini siapa, Pak?"
"Kamu tidak perlu tahu siapa dia yang pasti saat ini aku sedang liburan bareng dia. Yuk sayang kita ke kamar!" Tanpa mempedulikan manager dari mantan kekasihnya itu, Arvin membawa Ira berjalan menuju ke resepsionis untuk mengambil kunci dan memesan satu kamar lagi untuk Ira.
"Hei, Tuan. Bisa tolong lepas rangkulannya nggak?" tanya Ira yang merasa risih dengan rangkulan Arvin.
"Diem! Tugasmu belum selesai! Cewek yang tadi masih ngelihatin kita," jawab Arvin sedikit berbisik.
"Memangnya siapa dia?"
"Dia manajer dari mantan kekasihku. Sial! Kenapa aku harus ketemu dia di sini sih, pasti dia akan laporan sama Nadin tentang pertemuannya denganku," jawab Arvin.
"Kenapa musti takut?"
"Bukan takut, hanya malas saja kalau harus ketemu dia lagi. Sudah berkali-kali dia ngajak aku balikan, tapi, meski berkali-kali aku tolak juga dia masih kekeh minta balikan kan kesel lama-lama."
"Kalau kamu juga masih cinta sama dia kenapa gak balikan saja. Kelihatannya mantanmu itu masih cinta mati sama kamu."
"Ogah. Bego amat kalau aku sampai balikan sama dia. Meskipun dia satu-satunya cewek yang masih hidup di dunia ini, gak akan lagi aku mau balikan sama dia."
"Kenapa?"
"Ish. Kamu cerewet sekali. Tugasmu kan cuma ngikutin aku, jadi jangan banyak tanya lagi!" suruh Arvin.
"Ini kunci kamar kamu." Arvin memberikan satu kunci kamar yang ada di tangannya kepada Ira. "Aku sudah bayar untuk tiga hari ke depan."
"Terima kasih," jawab Ira sambil tersenyum, dia menerima kunci kamarnya dari tangan Arvin.
Arvin mengambil kertas cek dari dalam tas ranselnya. Setelah menulis nominal dan menanda tanganinya dia memberikan cek tersebut kepada Ira. "Ini upah untukmu, sesuai janjiku," ucapnya.
"Dua juta?"
"Kenapa masih kurang?"
"Nggak, ini terlalu banyak. Kamar yang kamu pesan untuk ku saja harganya sudah cukup mahal. Aku gak mau menerimanya." Ira menolak cek pemberian dari Arvin.
"Kamu butuh uang ini kan? Jadi, ambil saja!"
Wanita bernama Ira itu masih diam. Satu sisi dia memang membutuhkan uang itu dan di sisi lain dia tidak bisa menerima uang itu secara cuma-cuma.
Arvin menarik tangan Ira dan meletakkan cek tersebut. "Gini saja, selama aku di sini kamu jadi asisten pribadiku. Besok kebetulan aku ada kerjaan, jadi kamu bisa langsung kerja bersamaku. Aku akan kasih tahu kamu apa yang harus kamu lakukan sebagai asistenku."
Senyum terulas di bibir Ira, "baiklah, kalau begini aku setuju. Kamu tulis saja semuanya dan kasih ke aku. Terima kasih ya sekali lagi."
Tanpa menjawab lagi, Arvin langsung masuk ke kamarnya meninggalkan Ira. Ira sendiri ikut masuk ke kamarnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
awal yg baik
2023-09-18
0
Kenzi Kenzi
pura2 jadi beneran ntar
2022-11-11
0
Siska Yulia
saling bantu n saling menguntungkan kan neh..
2022-06-17
0