# UANG ANYARA #
Anyara kembali ke kamar setelah selesai makan siang. Dia ingin tidur siang sebentar. Namun tanpa sepengetahuan Anyara, Aurel masuk ke kamarnya diam-diam. Aurel membuka-buka tas milik Anyara dan menemukan lima lembar uang seratusan disana.
"Dasar pencuri! dapat darimana dia uang sebanyak ini!! awas aja ya lo, bakal gue aduin sama mama!" ucap Aurel lirih.
Aurel pun mengembalikan tas Anyara ke tempatnya dan keluar dari kamar Anyara.
"Mah, lihat nih apa yang aku temuin dikamar Anyara! dia pasti habis nyuri uang mamah deh, kalau enggak dia dapat uang dari mana coba?!" mengadu kepada Nurma.
"Dasar anak nggak tau diuntung! udah mending dia bisa tinggal nyaman disini, ehh malah jadi pencuri!!" berdiri dengan penuh amarah.
"Anyaraaa!!!!" membuka pintu kamar Anyara dengan keras.
"Bangun kamu!!! bangunnn!!!" menjambak rambut Anyara yang masih tertidur.
Anyara yang tengah tertidur terkejut karena rambutnya di jambak dengan keras oleh Nurma.
"Ma, sakit maa!!! aduhh, sakitt maa!" teriak Anyara kesakitan.
Nurma tidak perduli dengan raungan Anyara. Dia terus menyeret Anyara hingga ke kamar mandi dan melemparkannya begitu saja dipojok kamar mandi. Aurel yang melihat itu tertawa puas melihat Anyara disiksa oleh Nurma.
"Dasar anak tidak tahu diuntungggg!! dapat darimana uang lima ratus ribu dari tasmu itu haa?!!! kamu pasti mencuri uang saya kann!!! jawabbb!!!!" ucap Nurma sembari terus mengguyur tubuh Anyara dengan air sampai basah kuyup.
"Jawab!!!!" mencengkram rahang mulut Anyara dengan kuat.
"Darimana kamu dapatkan uang sebanyak itu haa?!!! kamu mencuri yaa??!!! ohh atau kamu menjual keperawanan kamu untuk mendapatkan uang?!!!" mengintimidasi Anyara.
"Enggak ma, itu bukan hasil mencuri!!! tapi itu....karena aku mengajari Sofi les memasak makanya aku dikasih uang!" ucap Anyara berbohong.
Anyara tidak mau berbohong. Tapi Rendy pernah mengatakan untuk tidak memberitahu orang rumah jika dia memberi Anyara uang setiap bulannya. Lagi pula Anyara memang diberi uang oleh Sofi karena sudah mengajarinya memasak.
"Ohh, begitu yaa! lain kali kalau kamu dapat uang langsung kasih ke mama! inget ituu!!" berlalu pergi.
Anyara menangis pilu di kamar mandi. Dia tidak habis pikir kenapa orang tuanya begitu tega padanya. Bukankah bukan sebuah kesalahan dia lahir di dunia ini? lantas mengapa dia diperlakukan bahkan jauh lebih buruk dari seorang budak?
Anyara berdiri dan kembali ke kamarnya, mengeringkan tubuhnya yang basah.
Sore itu jam menunjukkan pukul tujuh, waktu ayahnya pulang bekerja. Tidak lama kemudian sebuah mobil memasuki pekarangan mereka.
"Loh ayah udah pulang?" tanya Nurma sembari menghampiri suaminya.
"Sudah, tadi di kantor ada banyak sekali pekerjaan jadi ayah sangat letih!" curhat Ronald.
"Aku udah masakin makanan favorit ayah tuh, habis mandi ganti baju lalu makan malam ya?" ucap Nurma.
"Kok kayaknya kamu bahagia sekali sih hari ini? ada apa?" tanya Ronald.
"Ah, tidak kok tadi cuma dapat hadiah besar dari si Anya!"
"Anya? hadiah apa? dia bisa apa emangnya?" meremehkan.
"Dia diam-diam mengajari temannya les memasak yah, dan dikasih imbalan cukup banyak loh! untung Aurel tahu tadi dan langsung memberitahu mama! kalau tidak pasti uang itu dia habiskan sendiri!" jelas Nurma.
"Benar-benar tidak tahu balas budi anak itu!" geram Ronald.
Dikamar Anyara, Anyara tengah melakukan telepon dengan kekasihnya, Sammuel Wijaya. Dia seorang fotografer profesional. Usia mereka hanya selisih satu tahun. Mereka mulai menjalin kasih saat Anyara masih kelas dua SMA. Saat itu Sam yang seorang ketos (ketua OSIS) disekolah Anyara menyatakan cinta didepan semua orang. Pertemuan pertama mereka membuat Sam jatuh hati kepadanya dan benih cinta tumbuh dihati Sam.
"Emm, baiklah kamu semangat ya kerjanya!" ucap Anyara tersipu malu.
"Iya, aku kan mau melamar kamu! bulan depan aku akan membawa orang tuaku kerumah untuk membahas pernikahan kita!" ucap Sam dalam telepon.
"Iya-iya aku tunggu! ya sudah aku tutup dulu telponnya!" ucap Anyara.
"Iya sayang, i love you!" ucap Sam.
"Love you too!" ucap Anyara dan langsung menutup teleponnya.
"Nya, disuruh makan tuh sama mama!" ketus Aurel.
Aurel mendengar semua percakapan Anyara dan Sammuel. Aurel mengenal Sam, karena sempat beberapa kali melakukan pemotretan dengan Sam sebagai fotografer nya. Aurel merasa cemburu karena Anyara bisa mendapatkan cowok seperti Sam.
Ayah Sam adalah pemilik perusahaan tekstil terkenal dan mamanya adalah desainer terkenal. Jelas saja Aurel cemburu dengan nasib adiknya itu yang selalu mujur.
"Ah, iya kak!" ucap Anyara senang.
Baru kali ini Anyara diundang makan satu meja bersama orang tuanya selama kepergian Rendy. Sebelumnya Anyara akan makan dimeja makan jika Rendy berada dirumah, namun jika Rendy ada urusan diluar kota, Anyara akan makan di dapur atau di kamarnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments