# KABAR KEPULANGAN RENDY #
Bel istirahat sudah berbunyi. Para murid mulai berhamburan keluar kelas. Ada yang langsung menuju kantin sekolah, ada yang ke perpustakaan, dan ada juga yang duduk-duduk dibangku dibawah pohon.
"Eh, lo bawa bekal apa, Nya?" tanya Sisil.
"Oh, ini capcai udang kesukaan bang Rendy sama telur setengah matang." jawab Anyara.
"Serius makanan favoritnya bang Rendy? mau coba dongg!" ucap Sofi.
Anyara menyodorkan kotak bekalnya dan Sofi langsung mengambil sesuap capcai buatan Anyara.
"Hemmmmmm, enak banget!!! pantesan aja abang lo suka banget sama masakan buatan lo, apalagi capcai ini!! emang enak bangett sihh!" puji Sofi.
"Seenak itu emangnya?" tanya Sisil dan Lala.
"Cobain aja sendiri!" menyodorkan kotak bekalnya kearah Sisil dan Lala. Mereka pun mulai mengambil sesuap dan memasukkan kedalam mulut mereka.
"Wahhhhhh, beneran ini enak bangett!! ihhh pinter deh lo masaknya, Nya!!!" puji Sisil.
"Iya sumpah ini enak banget! Duh kayaknya lo nggak bakal bisa deh sama bang Rendy, Sof! soalnya dia udah terbiasa makan masakan adik kesayangannya yang super duper enak ini! dan kalau dibandingkan sama masakan lo sihh, jauh bangettt hehehe!!" canda Lala.
"Ehh, mulut yaa! asal njeplak aja! liatin aja nanti gue bakal les privat masak sama Anyara biar bisa jadi istri idaman bang Rendyy!!!" tersenyum sambil mengkhayal wajah tampan Rendy.
"Sudah-sudah ayo dimakan keburu masuk nih!" ucap Anyara.
Mereka pun mulai menyantap isi kotak bekal masing-masing. Ketiga sahabat Anyara adalah anak orang kaya semuanya. Mereka menjalin persahabatan ketika memasuki awal kelas dua. Dulu sebelum berteman dengan Anyara, mereka sering membuat onar hingga ketulusan hati Anyara dan ketegaran hatinya membuat mereka merasa bersyukur atas hidup mereka.
Sofi, anak orang kaya yang dibesarkan tanpa kasih sayang orang tuanya. Karena kesibukan ayah dan ibunya, Sofi terpaksa ditinggal sendirian dirumah bersama pengasuhnya sejak masih umur dua tahun. Bahkan saat SMP, Sofi sering keluar masuk club malam dan pulang dalam keadaan mabuk.
Lala yang juga anak orang kaya merasa tersaingi karena orang tuanya selalu perhatian kepada adiknya saja. Sempat beberapa kali Lala kabur dari rumah karena tidak tahan dengan tekanan yang diberikan kedua orang tuanya. Setelah mengenal Anyara, Lala tahu bahwa beban yang selama ini dia anggap adalah yang paling berat tidak sebanding dengan beban yang ditanggung Anyara.
Sedangkan Sisil, waktu kelas satu SMA saja dia sudah beberapa kali dikeluarkan dari sekolah karena berkelahi dengan teman laki-lakinya hingga harus dibawa kerumah sakit. Pernah juga dia menendang kakak kelas yang berusaha menjahili teman sekelasnya hingga dia akhirnya dikeluarkan lagi dari sekolahnya. Karena sudah putus asa, Sisil akhirnya disekolahkan di SMA dan bertemu dengan Anyara dan yang lain. Sifat tempramental nya pun perlahan berkurang.
"Eh-eh, Bu Rosa datang tuhh!" ucap Lala menatap kearah guru cantik yang berjalan kearah mereka.
"Hai Anya! saya hanya mau memberikan jatah bulanan Rendy buat kamu. Semalam Rendy mengirimkan saya uang lima juta rupiah, kamu mau ambil semuanya atau sebagian disimpan seperti biasa?" tanya bu Rosa lemah lembut.
"Seperti biasa saja bu, lagian saya juga belum butuh banyak uang kok!" ucap Anyara.
Memang selama ini setiap bulan Rendy akan mengirimkan uang jajan dan keperluan sekolahan untuk Anyara melalui bu Rosa yang merupakan teman satu sekolahnya dulu di SMK. Rendy lebih mempercayakan uang itu kepada Rosa karena jika dia berikan kepada orang tuanya atau bahkan kepada Aurel, Rendy yakin uang itu tidak akan sampai sepenuhnya kepada Anyara atau bahkan sama sekali tidak sampai.
"Ini uang kamu! dijaga baik-baik yaa! ibu kembali dulu!" ucap bu Rosa sambil memberikan uang satu juta.
"Terimakasih bu, maaf sudah merepotkan!" ucap Anyara sembari mengambil uang itu.
"Tidak apa-apa kok, ibu senang bisa membantu kamu juga Rendy! ya sudah ibu kembali dulu ya!" ucap bu Rosa lalu berjalan pergi.
Dertt....derttt....derttt....
Ponsel Anyara bergetar tanda ada panggilan masuk.
"Hallo, bang? iya ini uangnya sudah Anya terima kok! baru aja dikasih sama bu Rosa. Apa? abang pulang dua hari lagi? yang bener bang? yeeeeee!!!! Anyara seneng banget akhirnya abang bisa pulang! Anya nggak perlu oleh-oleh kok bang, cukup abang pulang dengan selamat aja Anya sudah senang banget!! ya sudah bang Anya lanjut makan sing dulu ya, abang jangan lupa makan, jaga kesehatan juga yaa, daaa!" ucap Anyara ditelepon.
"Abang lo bakal pulang dua hari lagi, Nya?" tanya Sofi yang sudah berbunga-bunga.
"Iya! katanya urusannya di Surabaya udah selesai dan bakal kembali ke Jakarta dua hari lagi. Duhh aku jadi nggak sabar deh ketemu bang Rendy. Udah empat bulan soalnya dia di Surabaya!" ucap Anyara sembari tersenyum menatap ke depan.
"Duhh, gue harus perawatan nih. Soalnya malu kan kalau diliatin bang Rendy yang ganteng tapi aku nya dekil!!!" ucap Sofi antusias.
"Yeee, dia pulang juga bukan buat eluu kalii! lagian pede banget sih kalau bang Rendy suka sama elu!! siapa tahu dia sukanya sama bu Rosa. Nah hayooo mau gimana?" goda Sisil.
"Nah bener banget tuh! secara bu Rosa kan cantik, sexy, kalem, bisa aja bang Rendy suka sama dia!" timpal Sisil.
"Ihhh kalian nih sahabatnya siapa sih sebenarnya? nggak mau banget liat sahabatnya seneng gitu, heran deh!" merajuk.
Anyara hanya tersenyum melihat candaan ketiga sahabatnya itu. Sofi sedari awal mengetahui bahwa Rendy adalah abang Anyara menjadi tertarik kepadanya. Terlebih sifat penyayang dan perhatian Rendy membuat Sofi jadi klepek-klepek.
Bel masuk pun berbunyi. Anyara, Sofi, Sisil, dan Lala mulai kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran selanjutnya.
Pukul dua siang, Anyara baru pulang dari sekolah. Dia meletakkan tasnya, mengganti baju, dan mencuci tangan serta wajah lalu makan siang. Uang yang diberikan bu Rosa tadi sebagian dia taruh di tas dan sebagian lagi dia taruh di celengan yang tersembunyi.
"Wah..wah...wah... beban keluarga udah balik nih dari sekolah! capek yaa? laperr heeh? masak sanaa!!! enak aja mau makan nggak mau masak!!" omel Aurel.
"Loh tapi kan ini ada ayam goreng sama spaghetti kak, kenapa aku harus masak dulu?" tanya Anyara.
"Dihhh, enak banget tuh mulut ngomongnya! lu pikir ini buat elu? ya enggak lah! lo itu nggak pantes makan makanan mahal kayak gini! udah sana masak sendiri! bikin nggak nafsu makan aja!" mendorong Anyara hingga lengannya terbentur meja.
Aurel mulai menikmati ayam goreng dan spaghetti diatas meja, sedangkan Anyara harus memasak makanan seadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments