‘’Gw ke ruangan pak Al dulu.’’ Anastasya merapikan bukunya dan memasukan nya dalam tas yang tak terlalu besar yang selalu dibawanya.
‘’Sipp’’ Jawab Ardy dan Andrea kompak.
Satu menit, dua menit sampai lima menit Anastasya belum juga beranjak dari tempatnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tau apa yang diinginkan Anastasya, Ardy menjauh dari tempat duduknya. ‘’Nggak ya, cape gw punggung gw sakit.’’
‘’Please… nanti gw kerjain tugas loh selama satu minggu kedepan.’’ Rengek Anastasya dengan memperlihatkan puppy eyesnya.
‘’Enak aja lo ngomong, gw yakin pasti lo minta gw yang ngerjain nanti dan sebelum lo minta gw mau nolak duluan.’’ Celetuk Andrea tak terima. Andrea yakin pasti Anastasya akan melakukan berbagai macam cara agar dia mau mengerjakan tugas Ardy.
Ardy tersenyum, mendekat pada Anastasya kemudian membungkukan badannya memunggungi wanita itu, tak peduli mau siapapun yang mengerjakan tugas nya yang penting dia bisa terbebas dari semua itu selama satu minggu.
Anastasya bersorak gembira. ‘’Yey.. Lo memang yang terbaik’’ Tanpa berlama-lama Anastasya naik kepunggung Ardy.
Sedang Andrea membuang napas berat. tak tau rencana apa lagi yang akan digunakan Anastasya untuk membuatnya mengerjakan tugas Ardy yang jelas dia tahu dengan pasti tak akan bisa menolak dan tentunya sudah pasti dia yang akan mengerjakan semua tugas Ardy.
Ardy menurunkan Anastasya tepat di depan pintu ruangan pak Al.
‘’Kalian duduk manis dan tunggu gw disana, gw bakalan nangis histeris sambil teriak-teriak kalo pas keluar lo berdua nggak ada disitu.’’ Anastasya menunjuk satu kursi panjang yang tak jauh dari ruangan pak Al.
‘’Hhmm cobaan apa lagi ini?’’ Ucap Ardy dalam hati.
‘’Iya bawel.’’ Ucap Andrea menarik tangan Ardy.
Tok tok tok
‘’Masuk.’’ Terdengar suara bass dari dalam ruangan.
‘’Maaf pak saya Anastasya.’’ Anastasya membuka pintunya tidak lebar dan hanya menampilkan setengah badannya seperti seorang yang tengah mengintip.
‘’Oh kamu, silahkan duduk.’’
Anastasya duduk dengan sopan dengan dua tangannya diletakan diatas pahanya sambil sesekali melihat Al berharap pria itu benar-benar tak mengingatnya.
Hampir 15 menit berlalu pak Al masih asyik dengan laptopnya.
Anastasya mulai memandang jengah pada pria itu merasa waktunya terbuang sia-sia karena waktu 15 menit itu bisa digunakannya untuk bercanda gurau dengan kedua sahabatnya atau mungkin juga bisa digunakan untuk sekedar bergosip yang tentunya tidak akan membuatnya bosan seperti sekarang.
Sedang Al sebenarnya dari tadi beberapa kali mencuri pandang pada wanita itu bahkan tersenyum saat melihat tingkah Anastasya yang mulai gelisah mungkin karena bosan terkurung di ruang itu tanpa melakukan apapun.
Tapi Al tak peduli baginya malah lebih bagus jika Anastasya berada lebih lama di ruangannya dengan begitu wanita itu akan lebih lama bersamanya. Al ingin berbincang dengan Anastasya setelah membalas email penting terlebih dulu. tapi.....
‘’Maaf pak, sebenarnya untuk apa saya dipanggil keruangan bapak? Bisa karatan saya lama-lama duduk diam begini.’’ Protes Anastasya.
Akhirnya pak Al pun berdiri, bersandar di meja kerjanya dengan kedua tangannya bersilang di depan dada dengan matanya yang fokus melihat Anastasya.
‘’Kamu ingat saya?’’ Satu kalimat pendek itu keluar dari mulut pak Al.
Anastasya sedikit kaget mendengar pertanyaan itu tapi sebisa mungkin menampilkan wajah tenangnya.
‘’Iya, nama bapak Alvaro Kennard dan bapak adalah dosen baru di kampus ini.’’
Pak Al berpindah dari posisinya berjalan mendekat pada Anastasya, sedikit membungkuk untuk menatap wajah cantik yang dirindukannya itu.
‘’Seharusnya kamu mengerti dengan maksud pertanyaan saya.’’ Pak Al menyeringai mengusap lembut bibir Anastasya, ingin sekali merasakan manisnya bibir itu lagi tapi memutuskan tak melakukannya takut Anastasya menolak.
‘’Sa.. Sa.. ya tidak mengerti pak.’’ Anastasya tergugup, menundukan kepalanya tak ingin melihat wajah pak Al takut pak Al mengingat wajahnya. Bisa mati berdiri dia jika pak Al benar-benar mengingatnya.
‘’Apa saya harus melakukannya lagi agar kau mengingatnya!.’’
Anastasya berdiri sedikit mendorong tubuh pak Al, ia meremas ujung dress yang sedikit menutupi lutut, tangannya gemetar, pikirannya menjadi tak karuan.
Berkali-kali ia mengatur napas mencoba menghilangkan kegugupan. Takut, itulah yang dirasakannya sekarang, pria yang begitu ingin dijauhinya datang lagi dan bahkan mengingatnya dengan jelas.
Kejadian buruk yang menimpanya, yang sangat ingin dilupakannya tiba-tiba berputar cepat dalam pikirannya, bagai sebuah film.
Pak Al mendekatkan wajahnya pada Anastasya yang terlihat melamun, raganya terdiam kaku sedang pikirannya berkelana jauh.
Cup
Saking gemesnya pak Al tak bisa lagi menahan diri untuk tak mengecup bibir ranum itu, Akhirnya, setelah tiga minggu memikirkan dan merindukannya, wanita itu sekarang berada di depannya.
Ya Tuhan sungguh perasaannya sangat senang dapat menikmati wajah cantik itu lagi dari jarak dekat apalagi sekarang bisa merasakan bibir itu lagi walau hanya sekedar bertemu sapa.
‘’What! Bapak gila ya, masa mau mesum di kampus.’’ Anastasya melotot, mendorong tubuh pak Al dengan sangat kasar. Bisa-bisanya seorang dosen memperlakukan mahasiswinya dengan begitu tidak sopan.
Pak Al menyeringai, menarik pinggang Anastasya, melingkarkan kedua tangannya pada pinggang itu. ‘’Baby sepertinya kamu sangat mengingatnya, jadi kenapa pura-pura tidak mengenalku?’’
‘’Oh ya Tuhan pak… apa perlu ya.. Membahas masalah itu, itu hanya sebuah kesalahan yang tidak berarti jadi lebih baik dilupakan saja.’’
‘’Apa maksudmu tidak berarti? Dan harus kau tau Itu bukan kesalahan untukku karena aku melakukannya dengan sangat sadar, bahkan meninggalkan benih superku dalam rahimmu.’’
Anastasya melepaskan tangan pak Al dari pinggangnya, menginjak keras kaki pria itu sampai meringis kesakitan.
Lalu berlalu keluar meninggalkan ruangan itu dengan perasaan kesal.
Dosen itu ternyata sangat menyebalkan, apa yang harus dilakukannya sekarang? Seandainya malam itu diulang tak akan mau dia menyentuh yang namanya alkohol lagi, ya dia menyalahkan alkohol sebagai salah satu penyebab kehancurannya.
Karena marah Anastasya terus berjalan sampai melewati kedua sahabatnya yang menatap aneh padanya.
‘’Woi kampret, tadi lo yang nyuruh nunggu eh sekarang malah lo yang ninggalin.’’ Teriak Andrea menghentikan langkah Anastasya.
‘’Sorry sorry mumet gw, dosennya nyebelin tau nggak. Pengen gw pites kepalanya biar nggak belagu dan berbuat seenaknya lagi. Geramnya sambil menginjak-nginjak lantai tempatnya berpijak.
‘’Emang lo diapain?.’’
‘’Nggak sih, cuma cara bicaranya sangat menjengkelkan, sok soan tau nggak, benci gw’’ Bohong Anastasya.
Sebenarnya tak ingin menyembunyikan kejadian itu tapi hatinya belum cukup siap jika hal menjijikan itu diketahui oleh sahabatnya.
Ya ia menganggap kesalahan satu malam itu sebagai hal paling menjijikan yang pernah terjadi dalam hidupnya.
‘’Jangan manyun gitu dong nanti jeleknya ilang lagi.’’ Satu tangan Ardy merangkul pundak anastasya satu tangannya lagi mencolek dagunya.
Anastasya menendang kaki Ardy membuatnya berteriak kesakitan.
‘’Yaudah… yaudah gimana kalau kita karaokean, buat ngehibur hati lo yang lagi panas seperti gunung yang mau meletus ini, nanti gw yang bayarin.’’ Ajak Ardy sambil merangkul pundak kedua sahabatnya.
Bersambung.....
Jangan lupa like dan komennya ya hehehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rohana
ceritanya bagus..👍👍👍👍
2024-07-14
0
DEBU KAKI
terus
2022-03-14
1
Mak e Bila
sampai sini dulu emak bacanya ya kak, nanti emak sambung lagi kalau ada waktu senggang.
Ceritanya keren,emak jadi teringat masa-masa muda emak dulu,😁
Semangat dan sukses selalu buat kk authornya 💪
2022-03-01
1