...🎧 Soundtrack this part #love note-ailee(ost full house)🎧...
...🌀 Kita tidak menjamin bahwa orang lain akan menyukai kita,sikap kita dan bahkan keberadaan kita. Namun,kita bisa berusaha untuk tidak merugikan orang lain🌀...
...🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹🔹...
Sera masih belum juga menyelesaikan tugasnya karena tidak fokus dalam bekerja, pikirannya kalut dan tidak bisa berpikir jernih lagi. Semua masalah seolah berkumpul dalam otaknya saat ini.
"Huh, akhirnya selesai juga huuu."Sisil meregangkan otot tubuhnya dengan beberapa gerakan seolah ia sedang berolahraga hingga beberapa pasang mata yang melihat kearahnya langsung klepek-klepek, ada yang sedang minum langsung menumpahkan minuman itu ke bajunya dan ada juga yang sedang berjalan tidak sengaja menabrak dinding.
"Gak usah caper deh, sok cantik banget!" Ketus William yang melihat kelakuan Sisil seolah sedang tebar pesona itu.
Sisil langsung menoyor pelan kening William karena tidak suka laki-laki itu sangat sibuk dan mengurusi hidupnya.
"Bisa gak sih sehari aja lu gak usah ngurusin idup orang? Kenapa? Cewek-cewek yang lu gombal udah gak ada yang mau sama lu?"
"Elleh, lu cemburu yah karena cewek gua banyak?"
"Woy ngaca mas, tampang standar aja sok kegantengan. Kalau gua mau yah gua bisa dapetin banyak cowok yang lebih dari lu," ucap Sisil dengan wajah songong.
"Banyak cakap padahal jomblo,"ucap William meleletkan lidahnya kearah William.
Sisil kesel banget karena setiap hari harus berhadapan dengan William, semenjak kedatangan nya hidup Sisil sungguh tidak tenang.
"Ayamm,,, sialan!" Teriak Sisil sedikit keras hingga membuat orang-orang di ruangan itu melihat kearahnya.
"Diem begoo! Caper Mulu dah ,"ucap William menarik Sisil agar duduk kembali.
"Ekhem! Ada apa ini? Apakah ada masalah?"
Suara lembut terdengar dari samping dan Sera benar-benar mengenal suara itu dengan baik, hatinya semakin bergetar dan tak berani untuk melihat kearah asal suara itu. Pikirannya yang sempat kalut itu semakin menjadi-jadi karena rasa khawatir yang datang secara bersamaan.
Sisil yang masih berdebat dan saling dorong dengan William langsung atur posisi dan memperbaiki penampilannya karena yang datang itu adalah Yuan.
"E,,eh pak Yuan? "Sisil tersenyum kikuk sambil malu-malu jablay.
William yang melihat itu bergaya seolah ingin memuntahkan isi perutnya berserta calon tainya karena melihat kelakuan memalukan Sisil yang kegatelan itu.
"Apa ada masalah? Kebetulan saya tidak sengaja mendengar sedikit keributan disini." Tanya Yuan dengan ramah.
Semuanya langsung berdiri saat menyadari kedatangan Yuan, Nani yang seorang pekerja teladan itu langsung menyenggol kesal kearah Sisil karena sudah menyebabkan keributan dan ia takut tim mereka akan di cap tidak baik oleh Yuan.
"Eugh,,ti,, tidak ada pak hehehe. Sa,,"
"Hmm syukurlah kalau tidak ada masalah, tolong suaranya dikondisikan yah Sisil! Banyak orang yang butuh konsentrasi di tempat ini ,"ucap Yuan dengan sopan namun terkesan seolah itu adalah sebuah peringatan.
"Baik pak,maaf karena sudah membuat ketidaknyamanan ini pak."
"Dan kamu Sera!"
"I,,iya pak?" Kaget Sera dengan cepat menjawabnya sehingga semua orang ikut kaget.
"Kenapa kamu kaget begitu? Apa ada masalah juga?"
"Ti,, tidak ada pak." Jantung Sera terasa sudah tidak ditempatnya lagi.
"Data yang kamu kirim kan dua hari yang lalu ternyata sedikit bermasalah. Datanglah ke ruangan saya sekarang juga dengan data mentahan agar bisa kamu perbaiki secepatnya."
"Ba,,baik pak," ucap Sera dengan gugup .
Yuan melihat sesuatu yang aneh dari Sera sejak tadi, laki-laki itu sudah merasa ada yang janggal dengan Sera sejak ia datang ke kantor tanpa mengabarinya dan saat mata mereka bertemu gadis itu menghindar dan poin paling utama yang membuat Yuan semakin curiga adalah mata gadis itu terlihat sangat sembab dan bibirnya pucat pasi. Ia sungguh tidak tahan dan langsung menyusun siasat agar gadis itu bisa berbicara empat mata dengannya. Dan jalan keluarnya adalah menyuruhnya datang dengan alasan pekerjaan.
"Saya tunggu secepatnya di ruangan saya!"
"Ba,,baik pak,"ucap Sera melihat kepergian Yuan dan buru-buru membawa data yang baru meninggal meja kerjanya.
"Rasain lu, gara-gara lu nih pak Yuan sampai negur tim kita." William lagi-lagi memancing emosi Sisil.
"Udah deh, jangan mancing gua lagi yam. Enek gua debat sama lu!"
"Pelanin suara lu woy, berasa denger orang ngomong pake toa aja lama-lama."
"Ihhh, awas yah lu gu,,,"
"Mau sampai kapan kalian akan berdebat hal-hal tidak berguna seperti itu? Sil,gua saranin lu kalo ngomong pelanin dikit dan plis lu tuh cantik jadi gak usah kecentilan pasti bakal laku ," Nani langsung saja mengeluarkan unek-unek nya kearah Sisil.
William melet kearah Sisil seolah meledeknya , Sisil sendiri terdiam dan melihat kesal kearah Nani. Saat William mengatakan kalau ia centil ia sama sekali tidak sakit hati tapi kenapa saat Nani yang mengatakan itu ia benar-benar tersinggung. Seolah ia direndahkan oleh sesama perempuan saja.
"Maksud lu apa ha? Lu kalo ngomong mulut dijaga, gua tau lu itu paling teladan disini tapi apa lu punya hak nilai gua gitu?" Kesal Sisil dengan mata memerah berair.
William yang awalnya meledek Sisil langsung terdiam karena gadis itu benar-benar sedang serius sekarang.
"Selow kali mbak, gak usah emosi juga !" Nani dengan santai.
"Gak semua orang bisa ngikutin prinsip dan sikap lu!" Kesal Sisil mengusap air matanya.
"Udah-udah ! Kalian kenapa jadi berantem gini sih?" Nano yang sejak tadi berusaha untuk tidak ikut campur kini mulai melerai mereka.
"Apa? Lu juga mikir kalau gua kecentilan? Atau murahan? Yang mana?" Sisil malah menyerang Nano yang berusaha untuk melerai mereka.
Nano memasang wajah yang tidak mengerti, padahal ia hanya ingin menyudahi perdebatan itu kenapa malah dia yang kena batunya?.
Nani memilih untuk diam saja membiarkan Sisil berbicara sendiri,ia tidak bermaksud untuk menganggap Sisil murahan ia hanya ingin gadis itu menjaga sikap.
"Udah ah Sil, kenapa jadi serius gini sih?" William mencoba untuk bersikap lebih lembut kearah Sisil.
Sisil melihat kesal kearah William dengan mata memerah dan beberapa rintik air matanya sudah jatuh di pelupuk matanya.
"Lu yang paling brengsekk!"
Setelah mengatakan itu Sisil langsung berlalu meninggalkan mejanya dan tinggallah William yang semakin dilanda kebingungan karena melihat sikap Sisil yang tidak seperti biasanya.
"Apa gua salah ?" Tanya William kearah Nano dan Nani mereka hanya diam saja memberikan kode seolah mereka tidak mengerti.
Sementara saat ini Yuan sudah standby didalam ruangan nya menunggu kedatangan Sera yang kini belum juga datang.
"Kenapa dengan nya? Aku merasa ada sesuatu yang janggal dengan sikapnya hari ini." Gumam Yuan mencoba untuk memikirkan sedang apa Sera.
"Apa dia sakit? Atau ada hal serius lainnya? Aku sangat khawatir." Lanjutnya lagi menunggu kedatangan Sera.
Namun, ia tiba-tiba tersenyum karena mengingat senyuman manis Sera saat ia memberikan kehangatan,kasih sayang dan juga perhatian kepada gadis itu. Sera adalah gadis yang tidak terlalu sering tertawa namun saat dengan Yuan gadis itu tidak hentinya tertawa.
"Aah kenapa dia lama sekali? Aku sudah sangat merindukan nya," ucap Yuan bangkit dan bolak-balik menunggu Sera yang tak kunjung datang itu.
...💎 Bersambung💎...
Hmmm Sisil apa William mana yang salah sih?🥲
Jangan lupa yah like komen dan votenya wan kawan.
See you guys 🧀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments