4

Sesampainya Dika di cafe itu.

Segera dia melangkahkan kakinya ke tempat dimana Ana dan Ifan berada, ini sudah larut tapi dia masih saja terlihat gagah dan tampan bagaimana tidak menjadi pusat perhatian segala tentangnya sepertinya amat sempurna.

"Hei sepertinya sudah larut sebaiknya Ana di antarkan pulang saja" Teriak Dika dari kejauhan

Ana dan Ifan menoleh ke arah Dika, Ana sangat senang Dika sudah kembali lagi dia bertanya penasaran

"Sejak kapan kau memiliki nona?" sambil merangkul Dika dan menyuruhnya untuk duduk, Akan tetapi Dika menolak untuk di rangkul Ana dia duduk dengan sendirinya dan berkata.

"Sejak tadi" jawab Dika singkat.

"woah itu hal yang sangat luar biasa aku turut bahagia" dengan raut wajah yang senang Ana mengatakannya.

"Kapan kau akan pulang ke rumahmu Ana sekarang sudah larut" timpal Dika kembali sembari menghidupkan sebatang rokok yang ada di tangannya.

"Aku tunggu Ifan kapan dia bisa mengantarkan aku pulang" jawab Ana kembali

"Tidak bisa Ifan masih ada urusan denganku jadi kau pulang saja biar pengawal aku yang akan antarkan kau pulang" jawab Dika kembali dengan sedikit nada tinggi.

seperti sudah memahami Dika Ifan menyuruh Ana untuk pulang dia tidak mau terjadi keributan di dalam cafe nya dan juga dia tidak mau Dika marah karena tidak di turuti perintahnya.

"Pulanglah Ana lain waktu kita bisa bertemu kembali" pinta Ifan dengan lembutnya.

"Baiklah" jawab Ana singkat dia terlihat sangat kecewa dengan ucapan Dika dan Ifan dia tidak menyangka jika mereka berdua ingin dia segera pulang padahal dalam hatinya masih ingin bersama mereka karena sudah sekian tahun tidak bersama.

Dengan berat hati Ana pulang di antarkan oleh pesuruh Dika.

"Kenapa Ayu di antar pulang oleh Dika sementara aku harus pengawal yang antar" gerutunya dalam hati dia tidak bisa menerima itu dalam hatinya.

Setelah Ana pulang Dika tidak memperbolehkan Ifan untuk pulang, Dika benar-benar marah dengan sikap Ifan terhadap Ayu yang dia pikir sangat berlebihan.

"Apa yang kau lakukan bermesraan dengan wanita lain di depan wanitamu sendiri.. aku tidak pernah mengajarkanmu menjadi pecundang seperti itu ya!!" maki Dika kepada Ifan yang hanya menundukan kepalanya, Ifan tahu Dika sangat marah saat ini jika dia menjawabnya makan akan terjadi perkelahian karena memang dia sendiri menyadari akan kesalahannya.

"Apa kau cemburu saat aku menggandeng tangan Ayu?" tanya Dika tegas.

"Aku hanya khawatir Ayu akan tahu tentang Ana dan aku dahulu" jelas Ifan dengan rasa takut dia menjawab pertanyaan Dika.

Dika menghela nafas panjang dia merasa dirinya telah salah mendatangkan Ana dalam kehidupannya lagi.

"Maafkan aku" lantas Dika berkata dan duduk dengan perasaan yang tidak nyaman.

Malam itu Dika dan Ifan tidak melanjutkan pembicaraannya mereka memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing dengan harapan hari esok semoga menjadi lembar baru yang menyenangkan.

Entah apa yang terjadi dengan Ifan dan Ana waktu dahulu yang jelas saat ini Ifan sangat khawatir semua itu terbongkar oleh Ayu.

Malam berlalu pagi pun menyongsong dengan sang fajar yang sangat cerah, Suara lalu lalang jalan kota pun ikut mewarnai pagi, Ayu bergegas untuk memasuki ruang kerjanya kali ini dia berpenampilan sangat menawan ketika dia sedang berjalan dia menabrak seseorang dari arah yang berlawanan "Buk!"

"Ah maaf" Ayu menundukan kepalanya memohon maaf kepada orang yang dia tabrak tadi.

"Tidak apa-apa sayang" jawab orang yang tertabrak Ayu.

Ayu mendongakkan kepalanya dan mendapati Ifan yang sedang berdiri di hadapannya dengan kesal dia sengaja menabrak Ifan kembali dan segera pergi ke ruang kerjanya.

"Apa dia masih marah tentang yang semalam" tanya Ifan dalam hati.

Ayu masuk ke ruang kerjanya dan mendapati Dika yang sudah berada di meja kerjanya, "Selamat pagi pak" Ayu mencoba menyapa Dika yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

"Pagi juga" tanpa menoleh kepada Ayu dia menjawab seadanya

Ayu duduk dan segera menghidupkan komputernya dia menyibukkan dirinya agar tidak memikirkan kejadian semalam terlihat sekali jika Ayu pura-pura sibuk padahal hari ini adalah hari terakhir kerja sebelum weekend dia masih saja berkutik dengan segala hal yang ada di meja kerjanya juga terkadang demi tetap terlihat sibuk pekerjaan yang sudah selesai dia kerjakan masih saja di periksa kembali olehnya.

"Setelah makan siang akan ada rapat dadakan jadi persiapkan dirimu nona!" perintah Dika dengan tegas.

"Baik Pak" jawab Ayu singkat.

"Makan sianglah bersama Ifan dia ingin menjelaskan kejadian semalam apapun alasannya aku percaya dia tidak berniat jahat padamu" Tiba-tiba Dika mengatakan hal yang tidak ingin Ayu dengar.

"pak saya tidak mau berurusan dengan lelaki itu lagi" jelas Ayu dengan sedikit kesal.

"Tidak bisa seperti itu Ayu dia perlu menjelaskannya dan kau harus mendengarkan dia setelah kau mendapat penjelasan itu aku yakin kau tidak akan marah lagi" terangnya dengan tegas.

"Baiklah jika itu perintah dari bapak" jawab Ayu sangat kesal.

Ayu masih saja bingung kenapa Dika begitu terhadapnya kadang melindungi dan kadang dia sendiri yang mendorong Ayu ke dalam kesakitan.

Jam istirahat tiba.

Dika mengajak Ayu ke ruang kerja Ifan dengan tujuan makan siang bersama dan menjelaskan semuanya yang telah terjadi tadi malam, Dika dan Ayu bergegas ke ruang kerja ifan.

"Tok.. tok.. tok!"

"Masuk!" teriak Ifan dari balik pintu

"Silahkan duduk makanan akan segera datang" ujar Ifan

Ayu duduk dengan anggunnya tapi dia sama sekali tidak memandang lelaki yang telah mengkhianatinya semalam.

Tidak lama makan siang pun di antarkan oleh pengantar makanan.

"Silahkan nona manager" perintah Dika kepada Ayu

Ayu masih saja tidak bergeming dengan perintah Dika

"Ayu makanlah" pinta Ifan

Tetap pada posisinya Ayu tidak melakukan apa yang Ifan minta.

"Makanlah kau butuh energi lebih untuk meeting nanti siang'' pinta Dika lagi

"Baik tuan" Ayu melakukan yang Dika suruh dan mengambil beberapa menu makanan yang tersedia.

Setelah mereka makan siang Dika menginstruksikan Ifan untuk menjelaskan semua yang terjadi semalam, Dengan tegas Dika menyuruh Ifan angkat suara

"Bicaralah apa yang ingin kau luruskan!" ujar Dika tegas

Dengan ragu Ifan memulai pembicaraan dengan meminta maaf terlebih dahulu kepada Ayu,

"Maafkan aku Ayu" pintanya dengan lembut

"Aku dan Ana adalah sepasang kekasih jauh sebelum aku mengenalmu dan terpisah karena dia ingin menyelesaikan pendidikannya di luar negeri.. kami belum putus meskipun komunikasi kami terputus" belum selesai Ifan menjelaskan Ayu memotongnya dengan sebuah pertanyaan,

"Lalu apa mau anda sekarang bos?" tanya Ayu tegas

"Ah aku tidak bisa memutuskannya aku ingin bersamanya selamanya" jawab Ifan ragu

"Baiklah semoga bahagia!" lantas Ayu pergi meninggalkan Dika dan Ifan dalam ruangan itu sembari membanting pintu.

"Bruaaakkkk....!!!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!