Setelah jam makan siang berlalu mereka menuju ruang kerja masing-masing sembari membawa sekotak susu vanilla Dika sesekali melirik ke arah Ayu yang berjalan di depannya, Dalam ruang kerja mereka sangat asyik mengotak-atik komputernya sambil meminum minuman kesukaannya Dika bekerja sangat serius Ayu yang melihat Dika begitu serius bergumam dalam hatinya
"Serius banget si eh tapi, Tunggu dia meminum susu kotak?.... sungguh susah di tebak orang satu ini"
Sambil menggelengkan kepalanya Ayu tersenyum kecil Dika merasa seperti sedang di awasi menoleh ke arah Ayu dan berkata
"Ada apa nona manager?"
"Ahh.. tidak ada" jawab Ayu merasa malu
Tak terasa jam menunjukan pukul 4 sore Dika dan Ayu segera membereskan berkas yang telah mereka kerjakan, Setelah selesai Dika bergegas keluar ruang kerja begitupun dengan Ayu dia menuju lobi kantor dan menunggu Ifan yang belum juga datang.
Tak berapa lama ada mobil yang menghampiri Ayu dan terbukalah kaca mobil tersebut "Mau bareng aku?" tanya orang yang ada dalam mobil tersebut yang tidak lain adalah Dika, "Tidak aku sudah janji pulang bareng Ifan" jawab Ayu
"Oke baiklah kalau gitu aku duluan" tegas Dika lagi "Baik hati-hati" timpal Ayu kembali.
Mobil itupun berlalu dengan cepatnya "Hati-hati katanya..baru kali ini di perhatikan wanita" senyum-senyum sendiri dalam mobilnya.
Setelah Dika meninggalkan Ayu datanglah Ifan
"Maaf ya agak lama.. tadi ada urusan sebentar" tegas Ifan
"Iya tidak apa-apa"jawab Ayu
"Ya sudah sekarang siap untuk pulang tuan putri?" tanya Ifan
"Siap tentu saja" jawab Ayu kembali
Merekapun pulang dengan selamat ke rumahnya masing-masing..
Sehari kemudian seperti biasa mereka bekerja sangat giat dan bersemangat.
"Saya akan ke ruangan Pak bos apa anda mau ikut nona manager" tanya Dika
"Tidak saya tidak ada urusan dengan Pak bos saat ini" jawab Ayu tegas
"Baiklah" jawab Dika sembari pergi membawa beberapa lembar berkas dalam map
Tok.. tok.. tok!
"Masuk" terdengar suara dari dalam ruangan
Dika masuk dengan gagahnya dan melihat ada pemandangan yang sangat mengganggunya.
"Ada apa ini?" tanya Dika sedikit kesal
"Aku sedikit kewalahan dengan pekerjaanku" jawab Ifan sembari mengotak-atik komputernya dan merapikan beberapa map yang berserakan di meja dan beberapa di antaranya ada yang terjatuh di lantai
Hal semacam itulah yang membuat Dika tidak suka dan sedikit kecewa dengan kinerja Ifan yang amburadul, Padahal Dika berharap Ifan dapat menjadi rekan kerja yang baik dan berkompeten tapi apa yang dia lihat sekarang sangat berbanding terbalik dengan apa yang ada di pikirannya.
"Apa kau perlu asisten?" tanya Dika kembali sambil menutupi raut wajah kesalnya Dika mencoba mencairkan suasana.
"Untuk sekarang tidak begitu" jawab Ifan yang masih saja sibuk dengan pekerjaannya
"Baiklah" ujar Dika kembali
Dika duduk di sofa yang tersedia di situ dan dia hanya memandangi Ifan yang sedang pusing dengan semua pekerjaannya sesekali Dika mencibirnya "Anak ini apa yang sedang dia lakukan"
Sekitar setengah jam Dika hanya diam melihat kesibukan Ifan yang menurutnya tidak penting, Dia merasa bosan dan tidak tertarik untuk diam di tempat itu sedikit lebih lama lagi dengan raut wajah yang terlihat sedikit kesal dia pergi meninggalkan ruang kerja Ifan begitu saja tanpa memberikan solusi untuk Ifan dan tanpa mengatakan apapun.
Dika berjalan menuju ruang kerjanya dengan raut wajah yang begitu tidak enak untuk di lihat, Dia duduk sembari menggebrak meja kerjanya "BRUAKKKK!!!" Sontak membuat Ayu yang tidak tahu menahu terkejut dan mengelus dadanya.
"Ada apa ini" tanyanya dalam hati sambil terus mengelus dadanya yang sedari tadi berdetak tak beraturan, Namun Ayu tidak berani untuk bertanya pada Dika tentang apa yang telah terjadi dia hanya sesekali menoleh ke arah Dika yang sedang tidak baik-baik saja dan terlihat sangat kacau.
Setelah beberapa saat Dika melirik ke arah Ayu yang masih dalam keadaan syok dengan suasana tegang yang Dika ciptakan.
"Maaf nona aku tidak bisa mengontrol emosi ku saat ini" Dika mencoba menenangkan Ayu yang masih terlihat tegang, Dika lantas saja ke luar ruang kerjanya dan entah kemana dia akan pergi sementara dia menyisakan banyak pertanyaan di dalam otak Ayu.
Sejak kejadian itu Dika terlihat jarang sekali masuk kantor bahkan dia hanya sesekali datang untuk menghadiri meeting yang begitu penting saja, Entah apa yang telah terjadi sehingga Dika tidak pernah menampakan dirinya lagi di ruang kerjanya itu.
Beberapa waktu kemudian
Dika tiba-tiba datang ke kantor dan masuk ruangan kerjanya seperti biasa dia mendapati Ayu sedang bekerja dengan serius, Ayu terkejut dengan kedatangan dika yang tiba-tiba itu dan dengan spontan dia berkata "kau.. kau masuk kerja lagi?.. bukankah kau sudah resign?" tanyanya dengan sangat terkejut dan pandangannya tak lepas dari wajah Dika yang memang terlihat sangat tampan.
"Saya di panggil kembali untuk bekerja nona manager" jawab Dika berbohong.
Ayu lantas diam saja setelah mendengar jawaban dari Dika dia hanya sesekali mengumpat dalam hatinya "Aku tidak mengerti" sambil menggelengkan kepalanya Dika yang salah paham akan hal itu dia mengira bahwa Ayu kesulitan dalam pekerjaannya dia berinisiatif untuk membantu Ayu menyelesaikannya.
Dika menghampiri Ayu yang ada tepat di seberang meja kerjanya sembari membawa beberapa berkas yang juga harus di kerjakan Ayu.
"Apa ini terlalu sulit?" menunjuk ke arah komputer Ayu
"Ah tidak begitu" Ayu menjawab sembari tetap mengerjakan tugasnya
Dika meletakkan berkas yang dia bawa di meja Ayu dan bergegas ke meja kerjanya kemudian dia menarik kursi kerjanya untuk dia duduk di dekat Ayu.
"Biar saya bantu mengerjakannya..jangan menolak saya tidak suka penolakan" ujar Dika memaksa Ayu dengan sedikit ancaman.
Ayu hanya bisa pasrah dengan ancaman yang Dika buat entah apa yang membuat dika seperti itu.
"hmm apa anda tidak merasa risih dengan seperti ini.. sepertinya kita terlalu dekat" Ayu protes dengan kedekatan mereka saat berkerja seperti bukan dengan rekan kerja lagi tapi lebih dari itu.
"Apa anda sedang protes nona.. atau anda takut pacar anda marah?" tegas Dika dengan nada yang cukup mengancam dan dengan tatapan yang aneh.
"Ah tidak" Ayu menjawab dengan ragu.
Ayu begitu terkejut dengan perlakuan Dika kepada saat ini dia merasa seperti berhadapan dengan seorang CEO sikap dingin Dika dan suka memerintah dengan seenaknya membuat Ayu merasa takut, Dengan perasaan yang tidak nyaman dia tetap berusaha untuk tetap tenang dan tetap fokus pada pekerjaannya meskipun di sampingnya ada orang aneh yang sok berkuasa.
Hingga jam pulang kerja tiba entah kenapa Dika masih saja duduk di samping Ayu dan tidak menggunakan meja kerjanya seharian itu.
"Nona manager sepertinya pulang kerja kali ini kau harus memesan taksi online karena Pak bos akan pergi bersamaku untuk menemui seseorang" ujar Dika
"B..bbaikk" dengan singkat Ayu menjawab dia tidak bisa menyembunyikan raut wajah kecewanya di depan Dika.
"Bagaimana mungkin bahkan ini sudah jam di luar kantor dia masih tetap saja berkuasa seperti itu.. sebenarnya siapa dia?" gerutu Ayu dalam hati.
Dika yang melihat Ayu sangat kecewa kepadanya hanya dapat mengumpat dalam hati kecilnya "Maafkan aku Ayu aku janji setelah ini aku tidak akan merusak moodmu lagi".
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments