Sehari setelah kejadian, Adelia masih terpana wajah lelaki itu sampai setiap kali ia ke warung diam diam mencuri pandang pada rumah yang baru saja di tempati, atau lebih tepatnya rumah lelaki tampan tersebut. Hari ini Adelia tengah sibuk menyiapkan pakaian olahraga. Setelah selesai memakainya ia melingkarkan handuk kecil di leher "Aku harus diet. Semangat" Di depan cermin Adelia melihat pinggang samping kanan dan kiri, juga berbalik ke belakang. Gundukan lemak di perut dan paha semakin membuatnya tidak percaya diri.
"Lemak jahat ini harus di singkirkan..." Ucapnya dengan memegang lipatan perut.
Tanpa Adelia sadari ada sepasang mata tengah melihatnya "Gendutnya kamu itu cantik lho nak, Oh My Ndutnya ibu. Kesayangan ibu dan bapak."Ucap Ibu Adelia yang tengah berdiri si pintu kamarnya.
Tentu saja Adelia terkejut, dengan cepat ia berbalik "Ibu, jangan gitu dong. Adel mau kurus, adel tidak mau gendut" Manja Adelia kepada sang ibu. Demi menutup malu, Adelia menuju tepi ranjang lalu duduk.
"Pokoknya mulai hari ini dan seterusnya, Adel mau kurus, harus kurus, semangat kurus" Seraya memperlihatkan otot tangannya yang tertutup lemak bandel
Nanik(Ibu Adelia) duduk di samping putrinya, senyum semangat mengiringi langkah Adelia.
"Boleh diet tapi, jangan berlebihan. Nanti kamu jatuh sakit. Ingat kamu punya masalah sama lambung kamu"
"Ibu tenang saja, Adelia diet sehat kok" Ucapnya seraya memakai sepatu.
"Kalau begitu ibu siapkan sarapan kamu dulu baru olahraga, oke?"
Adelia menggeleng kepala "Tidak, bu. Jika Adel sarapan dulu nanti jadi malas buat olahraga. Biar nanti Adel sarapan di jalan." Jelasnya seraya menggapai pinsel di bawah bantal "Adel berangkat dulu.. " Sebelum ia pergi, terlebih dahulu mencium pipi Nanik "Semangat sayangku"
"Siap komandan" Jawab Adel dengan tegas.
Tak berapa lama Adelia beelari kecil. Dia tidak menghiraukan para pejalan kaki yang menatapnya sedemikian rupa. Tekatnya terlalu kuat, bahkan ada beberapa orang berkata buruk tentang tubuhnya. Di saat Adelia berlari semua lemaknya ikut bergoyang.
"Lihat itu, lihat..." Salah seorang pejalan kaki menatapnya dengan pandangan jijik. Langkah kaki Adel melemah kala ia melihat dirinya di lihat banyak orang. "Apa yang salah dariku?" Seraya melihat badannya "Mau diet saja susah sekali"
Setelah berlari lumayan jauh, dan menahan malu karena dirinya jadi pusat perhatian semua orang di sepanjang jalan. Adelia memutuskan duduk di sebuah bangku di sebuah taman. Nafasnya tersengal, dengan keringat bercucuran "Lapar sekali..." Sesekali memegang perut bulatnya "Tapi demi kurus aku harus menahannya" Adelia bersikukuh manjadi kurus, ia bosan dengan cemooh orang orang. Akhirnya Adelia memutuskan berlari kembali.
"Dia..." Adelia segera berpaling kala melihat lelaki yang tengan berlari kecil dari arah depan.
Dia adalah Doni, mantan kekasih Adelia semasa Smp dulu. Doni selalu rutin berolahraga setiap libur sekolah. Sebab, Doni bercita cita menjadi seorang atlit olahragawan.
"Adel, tunggu" ketika Adel hendak menghindar darinya, tiba tiba Doni memanggilnya "Aku mau kita bicara berdua" Doni mendekati Adelia yang kala itu maaih terpaku.
"Del, kita harus bicara" Doni menyeret Adelia menuju sebuah bangku di dekat mereka berdiri saat ini "Kamu mau bicara apa? kalau hanya untuk menghina, maaf saya tidak ada waktu"
"Duduk dulu. Kita bicara baik baik"
Adelia pun duduk bersamnya "Katakan"
Doni menghadap Adelia, melihat wajah bukan Adelia yang penuh dengan keringat "Aku ingin menjelaskan kenapa aku pergi waktu itu..."
Adelia membuang wajah, meneteskan air mata. Ia kembali mengingat betapa sakit dan hancur hatinya kala di tinggal begitu saja oleh Doni. Ketika itu Doni tiba tiba pindah sekolah dan mereka putus kontak. Dua tahun mereka menjalani hubungan diam diam, tapi Adelia tidak pernah di anggap sebagai kekasih oleh Doni sebab, Doni meminta Adelia untuk tidak mengumbar hubungan keduanya.
"Del, lihat aku..." Doni meraih lengan Adelia, membawa wajah adelia berhadapa dengan wajahnya "Kamu menangis?"
Segera Adelia menyeka air matanya "Sudahlah, tidak usah menjelaskan hal yang sudah jelas" Adelia bangkit kemudian menatap Doni "Jangan ungkit hal yang tidak penting"
"Del, tunggu. Aku bisa jelasin semuanya...." Doni meraih tangan Adelia ketika Adelua hendak pergi.
Adelia menatap mata Doni "Sudahlah, orang gendut seperti aku tidak pantas bersama kamu. Tidak akan mungkin, bukan?"
Sontak Doni terkejut, perjataan Adelia membuatnya mengingat ucapannya bersama teman waktu di ruang guru kala itu.
(Mungkinkah dia mendengar semuanya)pikir Doni seraya melepas tangan Adelia.
"Maaf, bukan maksud ku seperti itu. hanya saja..."
"Hanya saja kamu malu mengakui kalau aku itu mantan kamu? oh, atau kamu malu pernah pacaran sama cewek gendut kaya aku ini." Adelia tidak mampu menahan air matanya. Ia pun segera berlari meninggalkan Doni yang masih mematung.
Rasa bersalahnya membuat Doni tidak mampu berkata kata."Andai kamu tau posisiku saat itu..." Doni kembali duduk seraya menatap kepergian Adelia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Clueless Kitty
ga gurunya ga temennya semuanya vangke.
2022-10-04
0