Sesampainya di warung, Adelia membeli garam. Kemudian ia kembali pulang dengan mempercepat langkah. Sesekali melihat rumah tadi, namun sosok lelaki itu sudah tidak ada "Aman..." Seraya memperlambat langkah.
Tin.....
Seorang pengendara motor menghentikan langkah Adelia. Sosok itu tidak lain adalah tetangga juga teman sekalasnya "Berani banget Lo boncengan sama cowok gue...." Ia adalah Nara, kekasih Ilham. Nara turun dari motornya, mendekati Adelia
Plak....
Satu tamparan keras melayang tepat di pipi kiri Adelia "Dasar ganjen. Lo pikir lo itu cantik? cewek gendut kaya lo gak pantes jadi perebut pacar orang. Ngaca dong..." Nara mendorong Adelia "Lo tau kan, Ilham itu cowok gua. Kenapa lo suruh dia anterin lo?" Kembali Nara mendorong Adelia hingga terjatuh, begitu pula dengan garam yang ia bawa. Sengaja Adelia tidak melawan, takut terjadi sesuatu antara mereka berdua. Di samping mereka teman satu kelas, mereka juga bertetangga.
Adelia hendak memungut garam yang jatuh namun, Nara menendangnya dengan keras. Sehingga tangan kanan Adelia terkena pukulan Nara. Adelia mendongan ke atas, melihat Nara "Aku tidak meminta kak Ilham mengantar ku pulang. Dia sendiri yang menawari aku tumpangan" Tuturnya seraya berusaha bangkit.
Lagi lagi Nara mendorongnya "Lo pikir Gua percaya sama ucapan lo ini, orang kaya lo pasti caper sama cowok biar lo bisa ngrasain yang namanya pacaran, kan? ngaku deh lo" Tangan kanan Nara hampir mengenai pipi Adeli.
"Nggak kok, bener. Kak Ilham sendiri yang nawarin aku" Berkali kali Adelia menjelaskan pada Nara tapi, api cemburu gadis itu telah merusak hatinya.
"Oh...jadi lo nuduh cowok gua suka sama lo, gitu?" Dengan suara lantang Nara mendekatkan wajah pada Adelia yang masih terduduk sebab di dorong olehnya.
"Memang salah ya, memberi bantuan sama orang lain. Toh, kak Ilham itu adek dari pacar kakak ku"
Mendengar penjelasan Adelia, semakin membuat telinga Nara panas. Kedua tangannya mengepal "Jangan sangkut pautkan masalah ini sama kakak kamu itu, dia itu sama cupunya kaya kamu"
Adelia geram kala kakaknya di hina, membuatnya bangkit lalu berhadapan langsung dengan Nara "Kamu boleh menghina ku sesuka hati kamu. Tapi jika kamu menghina kakak ku, maaf aku tidak terima" Mata Adelia melotot, seolah hendak memangsa Nara.
"Heh, berani nyolot lo, ya" Nara mengangkat tangan
"Siapa sih..." Nara melihat ke belakang. Sosok lelaki berdiri tegap dengan memegang tangannya "Cewek kok main tangan" Seketika tangan Nara di kibaskan "Masalah cowok saja ribut. Takut nggak ada yang mau sama kamu?" Ssnyum jahat terlintas di bibir lalaki itu.
Wajah tampan lelaki itu membuat Nara menelan ludah. Sosok tinggi, berkulit putih, mata tajam, dan auranya menggetarkan hati Nara.
"Bangun" Lelaki itu mengulurkan tangan pada Adelia, hendak membantunya berdiri
"Lain kali kalau mau jadi petarung bukan di sini tempatnya, tapi di ring tinju"
"Dia yang mulai duluan..."Nara mencoba membela diri. Namun, tanpa mereka sadari awal pertengakaran mereka telah di ketahui olah lelaki tersebut. Melihat kediaman Adelia membuatnya yakin bahwa masalah itu terjadi atas kesalah pahaman.
"Ayo, bangun. Jangan bengong terus"
Adelia canggung menjabat tangan lelaki itu, dia adalah sosok lelaki yang menertawakan dirinya sepuluh menit yang lalu "Terima kasih" Tutur Adelia seraya membersihkan lutut.
"Apa sih. Cewek Gendut kaya dia kok di bela..." Karena kesal Nara pun segera pergi dari tempat tersebut. Ketika ia menaiki motor, tatapan Nara masih menyimpan dendam pada Adelia.
Tak lama kemudian Nara pergi. Adelia menunduk, memungut kembali garam yang tadi ia beli.
"Lain kali jadi cewek itu harus bisa melawan, jangan cuma diam saat di bully."Ucap lelaki itu dengan melangkah pergi.
Adelia menatap punggung lelaki tersebut seraya tersenyum "Dia malaikat ku"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments