Gairah Cinta Anak Sambung
Bugh
Bugh
Bugh
Tiga pukulan mendarat di wajah renta pria paruh baya hingga terdengar teriakan dari sudut ruangan yang mencoba menghentikan pukulan demi pukulan yang di terima oleh Darman.
"Berhenti... jangan pukul ayah ku lagi... aku mohon berhenti hiks.. hiks.. hiks.." Seorang hadis cantik bermata indah dan berlesung pipi itu berteriak histeris melihat sang ayah yang tak berdaya meringis kesakitan karena mendapatkan pukulan di wajah tua nya.
"Aku bersedia menikah dengan tuan kalian, tapi berhenti menyakiti kedua orang tuaku hiks.. hiks hiks.." ucap Bianka yang dengan terpaksa mengambil keputusan secara sepihak dan sontak membuat kedua orang tuanya terkejut dan tak percaya.
"Tidak nak tidak.. jangan melakukan itu " cegah bu Rumi kepada Bianka yang berada di hadapannya.
"Aku gak mau lihat kalian menderita seperti ini bu aku gak sanggup" ucap lirih Bianka.
Lalu sang algojo yang tadi memukuli Darman tersenyum senang, "Kenapa gak dari tadi kau mengatakannya, jadi aku tak harus memakai tenagaku untuk memukul tua bangka ini" Oa berbicara seolah- olah begitu jijik menyentuh kulit dari Pak Darman.
"Diam kau berengsek, lihat apa yang akan aku lakukan nanti padamu" Ucap Bianka yang mencoba melawan kepada algojo Berbadan kekar san berwajah sangar itu.
"Kau ini..." Namun suara nya tertahan setelah salah seorang temannya menengahi agar tak ada kekerasan lagi, mengingat wanita ini yang akan di jadikan istri oleh bos nya, tentunya tak ingin wanita ini terluka, dan bisa habis di mutilasi oleh bosnya.
"Sudah lah, segera hubungi bos" ucap nya lalu berjalan keluar.
Si algojo langsung menghubungi bos nya melalui telpon selular nya, "Bos wanita itu sudah setuju menikah dengan mu" ucapnya di telpon.
"Baik bos siap" Kemudian pria itu menutup sambungan telpon nya setelah mendapat perintah dari bosnya.
"Persiapkan diri kalian, besok pernikahan akan di langsungkan, nanti ada orang-orang yang akan menghias rumah ini dan juga dirimu" tunjuk nya pada Bianka yang masih duduk bersimpuh si hadapan pak Darman.
Semua suruhan Darman pergi dari kediaman orang tua Bianka, dan ketiga orang yang berada di ruang tamu masih saling berpelukan dan menangis bersama.
"Bian, kamu gak perlu melakukan itu sayang, ayah gak apa-apa!" ucap Darman yang menatap Bianca dengan rasa bersalah yang luar biasa.
"Enggak yah, aku harus melakukannya, aku ikhlas yah.." ucap Sendu Bianka dan kemudian di peluk oleh Bu Rumi.
"Maafkan ibu dan Ayah mu ini nak, yang tak bisa menjadi orang tua yang terbaik untukmu, kami hanya memberikanmu air mata saja"
"Jangan seperti ini bu, aku gak apa-apa kok, aku gak mau melihat kalian menderita seperti ini, aku akan menikah dengan aki-aki peot itu besok dan ku mohon restui pernikahanku bu yah" Ucap Bianka pada kedua orang tuanya.
Bianka memang anak yang sangat menurut dan sangat menyayangi kedua orang tuanya, ia teringat dulu ketika ia terluntang- lantung di jalanan yang sedang hujan tanpa ada tempat berteduh.
***Bianca berjalan kaki sendirian, ia terlepas dari para penculik yang ingin menjadikan Bianka anak Jalanan dan di suruh untuk menjadi pengemis, karena Bianca tidak mau akhirnya ia berusaha kabur dari para penculik itu, hingga akhirnya ia bebas dan sudah jauh dari jangkauan para penculik.
Hujan pun turun, di lihat nya tak ada tempat untuk berteduh bahkan perutnya sudah lapar, sejak pagi ia di culik oleh orang-orang itu tanpa di beri nya makanan, waktu itu Bianka masih berumur lima tahun.
" Mamah Papah aku mau pulang" Bianka terus berjalan menyusuri tempat asing itu, di lihat nya kiri kanan tak ada orang membuat nya semakin ketakutan, namun tiba-tiba kepalanya pusing dan Bianca kehilangan keseimbangan nya.
Di persimpangan jalan ada sepasang suami istri yang sedang berteduh, dan melihat Bianka sudah kedinginan, "Pak lihat anak itu kasihan kehujanan" ucap Bu Rumi namun semakin kesini tubuh anak yang di lihat Bu Rumi sempoyongan hingga akhirnya jatuh.
"Bruggh"
Tubuh mungil itu jatuh di jalanan tak bisa menopang tubuhnya yang sudah lemas dan tak bertenaga "Astagfirullah, pak bantu anak itu bawa kesini" Titah Bi Rumi yang tak tega.
Pa Darman langsung saja membopong tubub lemah anak itu dan kemudian membawa nya ke rumah nya, dan sampai sekarang Bianka tingga bersama Pak Darman dan Bu Rumi sebagai orang tua angkat nya, yang begitu menyayanginya, dan membuat Bianka tak ingin pulang***.
"Ini sebagai balas jasa ku pada kalian, memang tak mungkin bisa membalas jasa kalian sebanyak kalian memberikan kasih sayang padaku, tapi setidaknya aku ingin meringankan penderitaan kalian sedikit." Ucap Bianka yang mendapat pelukan hangat dari Bu Rumi.
"Nak kalau kamu mau berubah pikiran, secepatnya kasih tau kami, kami akan bantu kami kabur dari pernikahan ini" ucap Darman, namun Bianka menggeleng kan kepalanya, ia tak mau melakukannya.
"Kalau aku kabur bagaimana dengan kalian, aku yakin Juragan Wisman tidak akan mengampuni kalian, aku takut bu yah"
Pak Darman kini menangis, ia tak tahu kalau berhutang kepada Juragan Wisman akan menjadikan anak nya tumbal dari segala keegoisna nya, Pak Darman meminjam uang untuk bermain Judi, namun sayang ia selalu kalah dan kalah.
Hutang-hutang nya sudah menumpul bahkan bunganya kian membengkak, Pak Darman tak mampu untuk melunasinya hingga akhirnya anak nya yang menjadi korban.
Menyesal... ya benar pak Darman begitu menyesal, namun Nasi sudah menjadi bubur kini ia tak bisa melakukan apapun selain berdoa untuk kelangsungan hidup anak nya, agar selalu bahagia, walau ia tahu pernikahan itu akan menjadi kan anaknya teramat menderita.
...🌄🌄🌄🌄🌄🌄...
Keesokan paginya penata rias sudah berada di rumah Bianca, sedang memoles wajah cantik Bianka dengan sangat lihai, bahkan dirinya begitu terpana melihat pengantin wanita yang begitu cantik nya.
"OMG, cantik banget sih say,,,tapi sayang nikahnya sama aki-aki" ucap nya, wanita kemayu itu benar-benar keceplosan dan mendapat tatapan tajam dari teman di sebelahnya.
"Uppss sorry ya ne, eyke emang suka ceplas ceplos, tapi eyke heran deh sama situ kenapa mau kawin sama tuh aki-aki peot?"
Bianka hanya tersenyum penuh luka, ia tak menjawab pertanyaan dari orang yang sudah seperti belatung nangka, tak bisa diam.
"Gak usah kepo urusan orang deh lo" cegah salah satu temannya yang menengahi agar si alemong tidak terus-menerus bertanya kepada pengantin wanita yang di yakini nya sedang menahan ketidak nyamanan saat ini.
to be continued
Di sini kawasan wajib Like komen and vote ya, biasakan ritual ini setelah membaca bab/ bab nya okay, biar othor yang terbuat dari remahan rengginang ini semakin semangat Up.
Thank you..
happy reading .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Rudi Rohim
mantap
2022-12-07
0
Tri Nuryani
mampir dl
2022-11-02
0
Sekar Melati
Hai author aku mampir, ceritanya menarik.. semangat up💪
2022-07-02
0