"Baik'lah, tapi nanti ketemu di resto sebelah minimarket tempat saya bekerja," Rara mengutarakan pendapatnya setelah memikirkannya, tidak mungkin juga kan mereka bertemu di rumah Rara.
Apa kata tetangga, mereka yang julid pasti punya bahan untuk menggosip. Dan jika sudah menggosip pasti nanti ayahnya mendengar dan keadaannya drop lagi.
Tidak mungkin juga mereka bertemu di minimarket tempat Rara bekerja, mereka bisa berfikir kalau Rara pasti jadi simpanan om-om oleh para teman kerjanya. Oleh karena itu Rara berinisiatif mengajak Reno bertemu di dekat minimarket tempat dia bekerja.
"Oke, kebetulan nanti saya juga ada meeting dan ketemu klien di resto dekat kamu bekerja," Rara menarik nafas lega.
"Apa boleh sekarang saya pergi? Saya takut di potong gaji saya," Rara bertanya juga meminta izin, bisa habis gajinya untuk membayar biaya potongan jika dia terlambat. Sudah seminggu tiga kali ini dia terlambat karena harus menjaga sang ayah. Gajinya pun di kadang habis untuk membayar hutang yang dia ambil dari kasbon.
Reno menatap intens gadis di depan nya, kamu berkata,"kamu itu sebenarnya cantik dan manis, juga seorang wanita yang pekerja keras, jaga tubuh dan kondisi badan kamu," Rara hanya menunduk dan merasa wajahnya memanas. Baru kali ini ada pria yang memberi perhatian dan memuji dirinya cantik, setelah sang ayah tentunya.
Benar, Rara sebenarnya gadis yang cantik. Tapi Karena waktunya habis untuk bekerja dan merawat ayah serta adiknya dia jadi tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Tidak pernah memakai pelembab wajah yang bisa membuatnya glowing, dia hanya memakai pelembab wajah biasa yang harganya murah dan juga bedak dengan harga murah, juga memakai lipgross. Yang terpenting terpoles
"Terima kasih," ucap Rara lirih yang terdengar seperti bisikan, "Senoo," suara Reno menggelegar di ruangan itu, setelah itu nampak pria datang dengan terburu-buru. Rara memegang dada karena terkejut.
"Ya, Bos?" tanya pria bernama Seno tersebut setelah sampai di depan Reno.
"Antar dia ketempat kerjanya,"
"Tidak usah, Om," Rara menolak dan memotong percakapan tadi, Reno mendengus sebal.
"Saya tidak meminta pendapat anda," suara Reno lembut tapi terdengar menyebalkan di telinga Rara.
"Bilang ke bosnya, jangan asal potong gaji," Reno menambahkan. Rara melonggo mendengar perkataan orang kaya ini.
"Mari nona, saya antar," sopan Seno berkata pada Rara, Rara mengangguk dan berdiri.
"Saya peegi dulu, Om," pamitnya pada Reno, Reno mengangguk lalu tersenyum.
'Tampan sebenarnya tapi umurnya jauh sama gue,' monolog batin Rara berbicara, 'eh, ngomong apa sih gue,' Rara memukul kepalanya agar tetap waras.
"Kenapa?" Reno tiba-tiba memegang tangan dan menyentuh kepala Rara, yang kemudian membuat Rara salah tingkah.
"Ngga kenapa-napa kok, Om," Rara menepis tangan Reno pelan, Reno hanya manggut-manggut dan memutar tubuhnya, lalu berjalan menuju meja kerjanya.
"Hati-hati," ucap Reno saat Rara sampai di depan pintu dan Seno telah membukakan pintu.
"Iya terima kasih," sahut Rara di iringi senyum termanisnya, 'semoga hati gue ngga goyah, kasta kami berbeda,' bisik Rara dalam hati.
Ting, suara mesin persegi panjang dan pintu itu terbuka, Rara dan Seno segera masuk kedalam kotak mesin tersebut. Seno melirik sekilas gadis di sampingnya.
"Tuan muda itu sebenarnya baik, tapi ya itu keras kepala. Kalau suka memerintah dan mengatur itu adalah didikan dari opa dan oma tuan muda. Jadi seandainya kedepannya ada masalah, harap anda maklumi. Tuan muda anak pertama dan memiliki seorang adik perempuan seumuran anda." Seno menjelaskan panjang lebar tanpa di minta. Rara hanya mengangguk menanggapi perkataan orang kepercayaan Reno, pacar pura-puranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments