Rara terdiam memikirkan tawaran Reno, jika dia menerima ads beberapa hal yang bisa dia pertimbangkan diantaranya pria ini bisa membayar operasi ayahnya yang menghabiskan uang yang bernilai fantastis, tapi dia malu jika harus jalan dengan pria yang usianya terpaut sekitar lima belas tahun itu.
Jika menolak, dia akan kesusahan mencari uang itu. Padahal kata dokter sang ayah harus segera di operasi, Rara menarik nafas lalu memandang pria di depannya.
"Apa om akan membayari semua operasi dan perawatan ayah?" Reno mengangguk "sampai sembuh?" Rara meyakinkan, lagi Reno mengangguk. 'Buset padahal harga rumah sakit dan operasinya aja mahal, sekaya apa sih dia?' batin Rara bertanya, namun tidak dia utarakan.
"Tenang saja, uang saya tidak akan habis jika hanya untuk mengobati ayah kamu," ucap Reno dengan jumawa dan percaya diri.
"Cuma jadi pacarkan? Ngga aneh-aneh?" ada perasaan khawatir jika dia di manfaatkan lebih, Reno tersenyum lalu bersandarr pada punggung sofa.
"Apa semua wanita itu berisik?" ucap Reno yang terdengar seperti pertanyaan namun itu pernyataan, Rara mendengus sebal.
"Bukankan kita saling menguntungkan," timpal Reno saat Rara ingin membalas ucapannya, "maksud om apa?" alis tebal Rara berkerut dan menjadi satu.
"Begini," Reno mencondongkan tubuhnya kearah Rara, matanya menatap sang sahabat yang berdiri saja seperti patung, Diki, tersangka paham, gegas dia berpamitan dan gegas keluar, meninggalkan dua orang itu.
"Saya Reno," Reno menjeda ucapannya, lalu menatap mata cokelat gadis belia di depannya, "di usia saya yang sudah matang, saya masih belum punya pasangan," lagi Reno menjeda ucapannya, 'ngga tanya, mau matang mau busuk terserah, gue ngga mau tahu!' pekik Rara dalam hati.
"Orang tua saya berniat menjodohkan saya dengan anak kolega mereka, namun saya menolak karena mereka bukan kriteria saya,"
"Lalu kenapa anda memilih saya?" dengan nada kesal Rara bertanya, Reno terkekeh melihat ekpersi gadis belia di depannya.
"Karena kamu berbeda, saya mencari wanita yang tidak tergantung pada saya, karena saya sibuk," ucap Reno tanpa merasa bersalah.
'Sombong!' rutuk Rara dalam hati, "karena saya dari kecil sudah terbiasa susah, dan apa-apa sendiri. Mungkin saya kelak tidak akan menikah karena kemandirian saya," ucap Rara asal, sedang Reno hanya terkekeh dan manggut-manggut mengiyakan.
"Nah itu saya sudah tahu, makanya saya memilih kamu,"
"Oke, sepakat. Saya terima tawaran anda, apa syarat anda, saya juga punya syarat," ucap Rara yang terdengar seperti tantangan bagi Reno.
Reno mengambil ponsel di kantongnya lalu jarinya menari di atas layar lebar, entah berapa inci, selang beberapa menit ada orang mengetuk pintu dan gegas masuk setelah terdengar Reno menyuruh orang itu masuk.
"Ini yang lu minta," teman Reno yang verjaga du depan pintu tadi masuk dan menyerahkan map berwarna biru, kesukaan Reno. "Hmm," Reno mengambil lalu meletakkan di atas meja di depan Rara.
"Baca aturan dan syaratnya, nanti malam saya telepon. Oya kamu sudah setuju bukan, nanti saya jemput kamu," Reno berucap santai, sedang Rara di buat melonggo.
"Tapi nanti malam setelah bekerja, saya harus menjaga ayah saya, adik saya pasti tidak mau," bukan menolak namun itu kenyataan, adik Rara jika disuruh menjaga sang ayah pasti tidak mau.
"Itu mudah, Sayang. Nanti biar Pak Sabar dan istrinya kesana menemani ayahmu, kamu hanya perlu mempersiapkan diri kamu,"
"Nanti kamu saya kenalkan pada papa dan mama saya," lagi-lagi Reno membuat keputusan tanpa bertanya pada Rara.
"Bertemu sama orang tua anda?" Rara mengatupkan kedua bibirnya, Reno mengangguk pasti, 'baru jadi pacar sewaan masak udah langsung ketemu bokap nyokap dia!' Rara memekik dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Siti Fatimah
kekny novel br....ehh ....othorny yg bar...lumayan sih...tp...penulisany perlu bljr lg...biar para raeder g pusing bcny...
2022-04-24
1