Si Tuan Bucin
"Om, menyingkirlah, kau menghalangi jalanku!" suara Rara melemah, lelah dari dari mengusir pria bebal di depannya.
"Ngga mau," sahut pria itu dengan santai,
"Om, please. Rara mau pulang, itu teman-teman sudah nungguin," Rara mengiba agar pria ini melepaskan dan membiarkan dirinya pulang.
"Panggil aku SAYANG baru aku lepas," pria itu mengedipkan mata membuat teman-temannya tertawa.
"Ayo Rara, panggil om Reno dengan panggilan SAYANG," celetuk sahabat Rara yang bernama Tari, membuat Rara melotot tak percaya.
Rara berdecak lalu mengaruk kepalanya yang tidak gatal, "tapi setelah itu Rara boleh lewat kan?" tanya Rara memastikan, pria yang bernama Reno itu mengangguk.
Rara menghirup udara sekitar lalu menghembuskan perlahan, 'mimpi apa gue semalam, manggil orang seumuran om Dika dengan panggilan sayang,' gerutu Rara dalam hati kesal.
Rara mendekat, menatap mata pria yang sedari tadi menahan dirinya agar tidak keluar dari ruangan itu, "om Reno sayang, boleh ya Rara lewat?" seketika Reno menggeleng, "what, katanya tadi suruh manggil sayang!" pekik Rara tidak terima.
"Tidak pakai embel-embel om dong, Sayang" senyum dari wajah menawan itu tidak juga luntur.
"Reno Sayang 'huek pengen muntah gue' boleh ya aku lewat," kali ini Rara menampilkan senyum manisnya.
"Oke tuan putri, silahkan lewat. Hati-hati di jalan," ucap Reno seraya menyingkir dari hadapan gadis belia tersebut.
'Astaga, udah tua bukannya tobat malah bikin emosi orang,' gerutu Rara dalam hati.
"Gimana rasanya di kejar pria tampan," seloroh sahabat Rara yang bernama Susi.
"Tampan dari Hongkong," sahut Rara ketus, kedua sahabat Rara langsung tertawa mendengar kekesalan sang sahabat yang terkenal galak dan jutek bin cuek.
"Berapa sih umur thu om Reno, kok kaya udah mateng?" Susi bertanya dengan iseng, namun Rara hanya mengedikkan bahu tanda tidak tahu.
Di dalam mobil Rara terdiam mengingat pertemuan pertama nya dengan Reno.
Flasback on
Brukk, Rara meringis mengusap hidung mancungnya, "kalau jalan lihat-lihat," kata seorang pria, Rara mendongak menatap pria sebelah pria yang dia tabrak.
"Harusnya anda dan teman anda yang...." pria yang Rara tabrak menggesernya, mulut Rara terbuka karena terkejut.
"Hei, tidak sopan," hardik Rara dengan nada kencang karena jarak yang lumayan jauh, "hei anak kecil sekolah sana," sahut teman satunya.
"Hei gue bukan anak kecil...." ucapan Rara terpotong.
"Aku bukan anak kecil, panggil aku Siva," ledek teman pria itu dengan gaya anak kecil di televisi.
Kemudian mereka tergelak bersama, "beraninya keroyokan," cibir Rara dan langsung melangkah meninggalkan para pria itu.
Keesokan harinya, Rara bertemu dengan teman pria itu, Rara mendengus kesal. 'Kenapa harus ketemu mereka coba,' batin Rara berbicara. Saat ini Rara berada di pemberhentian bus.
"Kalau mau ke perusahaan Reno'Corporation naik bis yang mana, jurusan apa?" Rara diam pura-pura tidak mendengar, sampai ponsel pria itu berdering.
"Ya halo, Ren," ujar pria itu sambil melirik Rara, namun Rara terlihat cuek. Tiba-tiba ada bus datang dan Rara pun naik, pria itupun ikut naik.
Rara duduk di bangku paling belakang, pun pria itu juga duduk di sana. Saat kernet meminta uang untuk membayar karcis, pria itu mengeluarkan uang merah dan menyerahkan pada kernet tersebut dan berkata, "sama bocil ini juga, sekalian," ucapnya santai dan membuat Rara melirik kesal pada pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments