Chapter 3

Saat ini Aluna begitu sibuk melayani para pelangan kafe, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, sampai tak terasa jam kerjanya telah selesai namun ia harus bertemu dengan bos nya itu sebelum pulang

"Semoga di izinin Bu Yasmin"gumamnya pelan tangannya ragu mengetuk pintu yang di ketahui ruangan pribadi bosnya

tok tok

"Permisi Bu, ini Aluna"

"Iya lun masuk!"ucap Bu Yasmin

Aluna memegang handle pintu dan membukanya, di sana bosnya tengah beres beres seperti nya hendak pulang

"Ada apa lun, sini duduk"

"Maaf ibu kalo Luna menganggu, Luna mau minta izin buat besok gak masuk"ucap Luna pelan memandang takut takut Bu yamsin yang saat ini tengah menatap Luna dengan tatapan sulit di artikan

"Hufhhh"

terdengar helaian nafas wanita paruh baya yang masih nampak terlihat cantik itu, Bu Yasmin duduk menyandar kan badannya di kursi

"Lun, ibu sebenarnya tidak mempermasalahkan apapun karena kamu di gaji sesuai kamu masuk, tapi apa boleh ibu tahu alasan kamu mengapa setiap hari Sabtu kamu izin?"tanya Bu Yasmin hati hati

" Maaf ibu, Aluna hanya ada urusan yang sangat penting setiap hari Sabtu"

"Yasudah ibu kasi izin, dan karena kamu setiap hari Sabtu selalu izin maka ibu memperoleh kan kamu untuk libur di hari Sabtu daripada kamu setiap Minggu harus selalu izin sama ibu"ucap Bu Yasmin lembut karena sebenarnya ia merasa ada kejangalan dengan Aluna, dia tahu jika Aluna salah satu anak dari keluarga Mahesa tapi mengapa gadis cantik itu bekerja banting tulang hanya untuk kehidupan nya padahal jika di pikir jika ia Aluna menghambur hamburkan uang keluarga nya pun takkan pernah habis tujuh turunan, namun ia tak berani banyak bertanya yang ia tahu Aluna gadis mandiri dan penuh kelembutan

"Terimakasih banyak Bu, kalo begitu Luna pamit pulang dulu"

"Iya lun hati hati ya ini sudah malam"

"Iya Bu sekali lagi terimakasih"Bu Yasmin hanya mengangguk

Luna langsung keluar dari ruangan bosnya dan bersiap siap untuk segera pulang

"Duh aku udah telat banget pulang, mana aku gak ada uang buat bayar ojek lagi"lirih Aluna dengan terpaksa ia harus jalan kaki menuju rumah nya di perkirakan ia akan sampai dalam waktu satu jam sampai rumah

di sisi lain seorang laki laki paruhbaya tengah mencari anak bungsu nya yang ternyata belum pulang sejak pagi

"Kemana anak sialan itu?! apa aku terlalu baik sehingga membuat nya menjadi orang pembangkang? jam segini dia belum pulang!Gumam tuan Agra yang saat ini menurut tangga saat tadi sempat ia melihat kamar Aluna kosong

ia melihat jam di tangannya waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam namun Aluna belum pulang

Tanpa terasa Aluna sampai di kediaman rumahnya, tubuhnya sangat lemas ia sangat lapar, Luna sangat telat untuk pulang akibat kepalanya tiba tiba pusing, membuat dia istirahat sebentar di bahu jalan, ia terus masuk kedalam rumah mewah itu tanpa ia tahu jika sedari tadi seseorang sedang menunggu kedatangannya dengan kemarahan

Aluna masuk kedalam rumah itu, lampu sudah di matikan pasti semua orang sudah tertidur fikirnya, tanpa banya berfikir Aluna mulai melangkah menuju kamarnya

namun belum sempat ia menginjakan tangga pertama, lampu ruangan itu di nyalakan

"Dari mana saja kau!"Tanya suara laki laki paruhbaya yang menjadi ayah kandung Aluna

"pa-paph.."

"Aku tanya sekali lagi dari mana saja kau setiap hari selalu pulang malam hah?! apa kau menjadi ja*lang di luar sana?!!"terlontar pertanyaan itu dari mulut tuan agra

Deg

Tidak ada anak yang merasa sakit hati saat orang tuanya sendiri menuduhnya sebagai wanita ja*ang

"**-tidak pah"

"Dasar pembohong!, ternyata kau memang pembawa masalah bagi keluarga ini, aku tidak pernah menginginkan kau hidup sebagai anakku! mengapa kau tidak mati saja sejak dulu!"

Jedarrr!!

Bagai di sambar petir di siang hari, lagi dan lagi papahnya mengatakan hal yang sangat menyakitinya, jika seperti itu, mengapa sampai saat ini ia di berikan hidup, Aluna tak pernah menginginkan ia hidup seperti ini, jika ia bisa memilih ia ingin mati, namun sekakan kematianpun tak pernah menghampiri Aluna, hidupnya sejak kecil harus menderita akibat perlakuan keluarga nya, wajah yang selalu terlihat tersenyum cantik itu memiliki sikis yang buruk akibat perlakuan orang terdekatnya, tubuh yang semakin hari semakin kurus dengan wajah pucat yang selalu Aluna tutupi dengan makeup tipisnya

"Sekarang kau masuk kedalam kamarmu besok kau harus mendonorkan darahmu untuk anakku alea! kau hidup hanya sebagai penyuntik anakku ingat itu!!"Ucap tuan Agra, ia melangkah menaiki tangga, sedangkan Aluna sudah menunduk dengan air mata berlinang

"Papa tunggu.."ucap Aluna lirih, tuan Agra menghentikan langkahnya tanpa melihat ke arah Luna

"Pah Luna tahu Luna hanya anak tidak tahu diri, anak pembawa sial bagi keluarga ini, tapi Luna juga tidak pernah meminta di lahirkan jika seperti ini pah, bahkan papa tidak pernah menyebut nama Luna sejak kecil, bagi papa anak papa dan mama hanya Kak Aldo dan kak Alea"

"Pah.. apa pernah papa berfikir sejak kecil Luna juga membutuhkan kasih sayang kalian"

cukup lama Aluna terdiam, sedangkan tuan Agra mengepalkan kedua tangannya kuat

"Pah..."

"Papa ingin Aluna mati kan? apa dengan Aluna mati papa dan mama akan bahagia? jika iya Aluna akan mati untuk papa dan mama, tapi Aluna sadar saat ini hidup Aluna masih di butuhkan untuk kak Aleakan? sabar ya pah nanti waktunya tiba Aluna juga akan mati pah mungkin tak lama lagi pah karena tubuh Lina semakin hari semakin lemah di tambah lagi untuk donor darah untuk kak Alea "ucap Aluna lirih, tuan Agra mengepalkan tangannya kuat ia sangat marah dengan ucapan Aluna, hatinya sangat sakit namun ia juga tidak tahu mengapa ia sangat membenci anaknya akibat masalalu dulu

tanpa berkara tuan Agra langsung melangkah kan kakinya, saat ia melihat papanya sudah tak ada ia jatuh terduduk di lantai dengan tangisannya

"Hiks, Aluna gak pernah mau di lahirkan seperti ini pah, Aluna gak mau, Aluna juga pengen di manja kaya kak Alea, hiks"

"Apa salah Aluna pah? apa salah Aluna sehingga kalian seperti ini sama Aluna? hiks hiks"tangis wanita cantik itu dengan pilu ia memeluk kedua lututnya, namun tak berapa lama ia mengusap kedua matanya dan berdiri

Dengan tatapan kosong serta raut kesedihan Aluna berjalan menuju kamarnya, saat di dalam kamar ia kembali menangis dengan memeluk badannya sendiri, tanpa terasa ia tertidur akibat rasa lelahnya, ia juga harus istirahat agar besok ia mendonorkan darah untuk kakaknya

...TBC...

Terpopuler

Comments

Alifah Azzahra💙💙

Alifah Azzahra💙💙

Bikin mewek Thor😭😭

2024-03-24

0

Hera Puspita Sari

Hera Puspita Sari

air mata nya jatuh sendiri 🥺🥺

2024-03-08

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Dasar papa lucnut, kok ada ya seorang papa yg gak punya hati kayak pak Arga. Dah kek pohon pisang, yg ada jantungnya doang

2023-11-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!