Bagaimana Arya tidak fokus ke arah bagian tubuh Anna yang menantang, dia hanyalah laki-laki normal yang terjebak dalam situasi yang sangat memungkinkan dirinya untuk terbangun gairahnya.
Apalagi Arya memang diam-diam mengagumi sosok sekretarisnya yang cerdas, cakap, pintar, perhatian, kadang sedikit manja meski tidak terlalu kentara, membuat dia lambat laun jatuh dalam pesona Anna yang menawan.
"Ehem," Anna berdehem saat sudah berhasil naik ke atas ranjang karena Bos di sampingnya masih fokus pada gunung kembarnya yang kini makin terlihat jelas.
Arya pun segera mengalihkan pandangannya ke arah lain dan mereka berdua bersiap tidur.
Keduanya tidak bisa memejamkan kedua mata mereka.
"Pak," panggil Anna lirih.
"Iya," sahut Arya cepat.
"Aku kira Bapak udah tidur, hehe," tawa Anna pelan.
"Belum kok. Aku nggak tau kenapa ga terlalu ngantuk," dan adik kecilku juga sekarang tidak bisa ditidurkan, lanjutnya dalam hati. "Kamu kenapa belum tidur juga?" tanya Arya balik.
"Aku pun nggak bisa tidur, Pak."
Suasana hening sesaat.
"Pak,"
"An,"
Keduanya memanggil satu sama lain.
"Hahaha," tawa renyah pun terbit dari keduanya.
Kini mereka berdua saling berpandangan.
"Kamu mau ngomong apa, An?"
"Bapak tadi mau ngomong apa?" tanya Anna yang malah membalikkan pertanyaan.
"Aku cuma mau tanya kalau jam segini biasanya kamu ngapain kalau ga bisa tidur?"
Anna terlihat berpikir, "Aku ga pernah kayak gini sih, Pak. Ini baru pertama kalinya. Mungkin efek karna tidur seranjang sama lawan jenis."
"Kamu nggak nyaman sama kehadiran saya?" tanya Arya dengan nada bicara tidak enak dan juga tersirat getar kecewa karena Anna tidak nyaman berada dekat dengannya.
Anna langsung menyampingkan tubuhnya dengan gerakan yang panik. "Nggak, Pak. Aku nggak ngerasa kayak gitu kok." gelengnya kuat-kuat.
Arya pun ikut menyampingkan tubuhnya dan menghadap ke arah Anna.
"Lalu kalau bukan itu alasannya, trus karena hal apa?"
"Aku ini udah lama kehilangan sosok seorang ayah, Pak, dari jaman masih kecil, jadi aku tuh ngerasa kehadiran Bapak di samping aku kayak menggantikan sosok ayah. Gitu lho, Pak," jelas Anna yang malah membuat ngilu hati Arya karena dirinya hanya dianggap sebagai sosok ayah.
"Kenapa aku kok malah kecewa ya?" batin Arya.
"Aku pengen kayak anak gadis lain yang bisa curhat sama ayahnya pas mereka masih kecil. Makanya aku ga bisa eh lebih tepatnya ga mau tidur karena pengen rasain pengalaman yang sama."
"Ya udah kalau gitu kamu anggap aku sebagai ayah kamu aja." pasrah Arya meski dalam hati menangis pilu cuma dianggap ayah.
"Makasih ya, Pak," senang Anna yang dengan refleks memeluk laki-laki dewasa itu.
Serrr ....
Arya makin berkobar ga*rahnya saat anggota badan kenyal dan lembut milik Anna dengan sangat nyata dan terasa menempel pada tubuhnya.
Adik kecilnya yang sedari tadi dia usahakan untuk tidur kini malah semakin bertambah rewel ingin diluapkan segala hasrat yang tertahan.
"Eh, maaf, Pak," ucap Anna yang sadar kalau dirinya telah kelewatan batas.
Arya tak menjawab dan saat Anna ingin menjauhkan tubuhnya, tangan lelaki itu mencekal lengan Anna agar tak segera menjauh darinya.
Keduanya saling bertatapan dengan sangat dalam dan karena memang sudah terbawa suasana wajah Arya mulai mendekati wajah Anna yang hanya berjarak beberapa puluh centi saja dari posisinya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
scorpio
sabar😁😁😁
2022-08-31
1
Flowers Anggel
sekertaris nya genit
2022-05-21
0
Ninik Dwi Rahmawati
up
2022-04-17
1