Godaan Ranjang Sang Sekretaris
Kala itu sewaktu perjalanan dinas ke luar kota, Hotel yang akan menjadi tempat Arya dan Anna Sekretarisnya menginap hanya tersedia satu kamar saja dengan satu ranjang.
Pertemuan dengan klien penting yang diatur secara mendadak itu membuat pihak Arya tidak bisa mempersiapkan segalanya dari jauh-jauh hari.
Hari itu bertepatan dengan hari libur akhir semester anak sekolahan sehingga membuat banyak kamar Hotel sudah dipesan oleh mereka sebab lokasi pertemuannya dekat dengan tempat pariwisata.
"An, apakah tidak ada kamar lain?" tanya Arya.
"Tidak ada lagi, Pak. Makanya saya nanya dulu sama Bapak. Bapak mau nggak kalau kita tinggal satu kamar?" ujar Anna.
"Kita cari Hotel lain saja bagaimana?" saran Presdir itu. "Atau nggak, kita tinggal beda Hotel aja gimana?"
"Aku juga maunya gitu, Pak. Tapi ...." Anna menggantung kalimatnya.
"Tapi apa, An?"
"Hari udah malem banget. Mana hujan deras lagi. Kalau salah satu dari kita tetap nekat pergi mencari Hotel lain terlalu berbahaya saat di perjalanan menuju ke Hotel itu."
"Jadi kita gimana?" bingung Arya.
"Kalau aku sih tidak keberatan tidur satu ruangan dengan Bapak," sahut Anna dengan senyum simpul yang menenangkan.
Entah kenapa Arya selalu terpesona dengan senyum gadis muda itu yang baru berusia dua puluh tiga tahun dan baru tiga bulan menjabat sebagai sekretaris barunya menggantikan sekretaris lama Arya yang sudah resign.
Namun meski demikian meski awalnya kesulitan, Anna cepat bisa menyesuaikan diri.
Getar-getar aneh pun mulai dirasakan oleh Arya saat dia semakin sering berinteraksi dengan Anna yang sangat menyenangkan saat diajak ngobrol hal-hal random.
Rasa bosan yang selama beberapa tahun ini mendera Arya perlahan mulai hilang dan hari-harinya yang dulu suram kini mulai berwarna setelah kehadiran Anna yang bentuk perhatiannya selalu Arya dapatkan setiap waktu.
Aroma tubuh Anna begitu menyegarkan saat terhirup oleh indra penciumannya. Arya terkadang merasa penasaran, siapakah laki-laki beruntung yang menjadi pacar gadis itu.
Gadis cantik dengan sejuta pesona yang terkadang membuat nafsu kelakiannya tiba-tiba bangkit saat lekukan tubuh seksinya terpampang nyata di hadapan.
Kulitnya yang mulus seputih susu, rambut panjangnya yang sedikit kecoklatan dan juga kerlingan matanya yang terlihat seperti sedang menggoda.
"Pak, Pak," seru Anna sembari menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri karena Bosnya itu terlihat sedang melamun.
"Eh," Arya tersadar dari keterpesonaannya.
"Gimana, Pak?"
"Apanya?" tanya Arya gelagapan.
"Saya tidak keberatan tidur satu kamar dengan Bapak. Bahkan kalau Bapak tidak berkenan satu ranjang dengan saya, saya mau kok tidur di sofa atau lantai saja."
"Oh, baiklah kalau gitu." Arya mengangguk linglung. "Kalau begitu ayo kita segera ke kamar. Besok kita masih harus bertemu dengan klien lagi."
"Baik, Pak."
Anna dan Arya pun mulai berjalan menuju ke ruang kamar Hotel mereka yang memang tidak semewah biasanya karena mereka hanya kebagian kamar sisa pengunjung lainnya.
"Tidak ada sofa, An," ucap Arya saat memasuki ruang kamar Hotel mereka.
"Lho kok nggak ada sofanya ya?" heran Anna. "Ya udah deh, nanti saya tidur di lantai saja." putus gadis itu.
"Jangan!" cegah Arya.
"Kenapa?"
"Kamu tidur di ranjang saja! Nanti kamu sakit kalau tidur di atas lantai. Selain itu cuaca juga sedang sangat tidak bersahabat."
"Baiklah kalau Bapak tidak keberatan satu ranjang dengan saya." senyum Anna yang membuat Arya laki-laki berumur empat puluh enam tahun itu jedag-jedug hatinya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Diana Resnawati
mampir thor
2023-11-23
1
aurel chantika
mampir
2022-10-14
0
Ciyan Rahmawati
tua amat🤭 cowoknya
2022-10-10
0