Tringg.
Pintu lift terbuka.
Shaffa melihat orang yang sangat tidak ingin dilihat nya hendak keluar lift.
"Ternyata dia juga bekerja disini?". Tanya Shaffa dalam hati.
"Hai sepupu tersayang, ternyata kamu bekerja disini juga?". Tanya widya yang merupakan Sepupu Shaffa.
Shaffa sangat tidak suka dengan sepupunya ini, karena sejak orang tuanya meninggal akibat kecelakaan, Shaffa terpaksa tinggal bersama adik Ibunya yang merupakan ayah Widya. Widya yang sangat egois dan serakah, apapun yang Shaffa miliki, dengan bantuan ayahnya Widya selalu dapat mengambilnya.
"Kamu di terima sebagai apa?" Tanya Widya lagi.
"Aku sekarang bekerja sebagai editor video". Jawab Shaffa malas.
"Oh.. baguslah, kita tidak berada di departemen yang sama". Balas Widya dengan nada mengejek. Mereka yang bekerja sebagai editor video di anggap sangatlah kuno, karena tidak begitu terkenal di perusahaan tersebut.
"Oh iya, jika butuh sesuatu, hubungi saja aku". Ucap Widya dengan sombong.
"Tidak perlu, aku akan berusaha sendiri mendapatkan apa yang aku mau, tanpa harus melibatkan orang lain". Tegas Shaffa meninggalkan widya yang memasang wajah kecut.
"Dasar wanita tidak tau diuntung. Lihat saja nanti". Ketus widya seraya menghentakkan kaki tidak terima penuturan Shaffa.
...****************...
"Mohon perhatiannya teman teman, ini kita kedatangan teman baru yang hari ini akan mulai bergabung bersama kita". Ucap Fenny yang merupakan senior di ruang itu.
"Hai semua, perkenalkan nama saya Shaffa Nadzira. Mulai hari ini saya akan bekerja bersama kalian. Mohon bantuan untuk kedepannya yaa. Oiya, saya minta maaf juga karena sudah terlambat, soalnya tadi pagi kesasar sampai salah masuk ruangan, hehe". Jelas Shaffa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hai Shaffa, tanpa basa basi nih. Aku Haidar, ini Evan, dan dia Fenny". Jelas Haidar menunjuk sambil menyebutkan nama satu persatu.
"Oh, nama kamu Evan, yang bersama Zyan tadi pagi kan?". Tanya Shaffa.
"Iyap, betul. Kamu kenal Pak Zyan?". Balas Evan penasaran.
"Pak? Zyan di panggil Bapak?". Tanya nya sembari terkekeh.
"Eh, kamu tidak tahu? Dia itu CEO di perusahaan ini, dan dia juga seorang penata artistik. Jadi dia itu orang penting di perusahaan kita". Jelas Evan sambil menjelaskan juga tugas seorang penata artistik.
"Hah??? Jadi, dia itu bos kita? Yaampun bisa mampus deh". Shaffa panik.
"Emang ada apa sih? Jangan bikin heboh deh yaa anak baru". Serobot Haidar penasaran.
Perlahan Shaffa menceritakan asal mula mereka bertemu hingga kejadian yang terjadi pagi tadi sebelum dia tiba di ruangan mereka, secara rinci hingga selesai.
"Wahh, gawat sih kalau begitu Faa. Siap siap aja kamu kena semprot nanti". Ejek Haidar.
"Iyaa, lagian di tolong malah ngelunjak". Tambah Evan sambil menahan tawa nya.
Evan adalah seorang Asisten Zyan yang merupakan CEO di perusahaan tempat mereka bekerja, jadi dia lebih tau sifat Zyan daripada orang lain. Dia juga sering membantu pekerjaan para editor.
Waah, Idaman sekali Evan ini. 😁
...****************...
Beberapa minggu berlalu. Shaffa terus bermain kucing kucingan dengan Zyan, karena takut akan dimarahi akibat kecerobohannya selama ini.
Zyan yang merasa bahwa Shaffa sedang menghindarinya pun penasaran.
"Van, cewek bodoh itu kenapa menghindar dari aku terus sih? Aku sudah seperti pemakan manusia saja". Tanya Zyan mengetuk meja dengan jemari nya.
"Oh itu, tepat di hari pertama dia masuk kerja, dia cerita sama kita kita soal pertemuannya nggak sengaja denganmu". Jawab Evan sambil menyusun beberapa lembaran kertas di hadapannya.
"Dia cerita apa saja?". Tanya nya penasaran.
Evan pun menceritakan sesuai gelagat , bahasa dan cara bicara Shaffa . Zyan pun mendengarkan dengan sangat baik tanpa ada yang terlewat.
"Dia hanya cerita itu saja? tidak ada hal yang aneh kan?". Tanya Zyan dengan wajah harap harap cemas.
"Iyaa lah, emang mau cerita apa lagi. Eh tunggu. Jangan-jangan kalian punya hubungan yang tak bisa di jelaskan?". Balasnya menyertikan dahi sambil mempertemukan dua telunjuknya.
"Ah, parah si otak mesum. Van, please Kurang-kurangin membaca dan melihat hal hal mesum". Kata Zyan sambil menepuk bahu Evan.
"Kurang ajar, kamu kira aku pengidap Narkolema?" Tegas Evan yang tidak terima teman dekatnya itu selalu mengejeknya seperti itu. Hal itu Membuat Zyan tertawa renyah diikuti oleh Evan yang tidak pernah dendam padanya.
Zyan dan Evan merupakan Sahabat dari kecil. Mereka berdua berusaha mengembangkan perusahaan kecil milik ayah Zyan hingga sekarang ini.
...****************...
*Di Kost Shaffa
Semenjak diterima bekerja, Shaffa memilih untuk tinggal di kost yang letak nya tak jauh dari perusahaan dan rumah sakit tempat adiknya di rawat.
"Ah, akhirnya bisa juga beristirahat". Gumam Shaffa sambil mengotak atik Handphone nya membuka Sosial Media miliknya.
Karena hari minggu adalah hari libur Shaffa bekerja. Shaffa memilih untuk uring uringan sebentar. Karena nanti siang dia akan menjenguk adiknya untuk melihat keadaannya.
Shaffa melihat jarum jam dinding yang hanya berdiam di tempat tak ingin berputar.
"Huh.. giliran kerja aja tuh jarum cepat banget mutar. Giliran off day gini malah uring uringan dianya". Bentak Shaffa pada jam dinding di depannya.
"Bosan, enaknya ngapain yaa?" Tanya Shaffa pada diri sendiri.
"Aku memasak aja deh". Ucap Shaffa menuju dapur lalu membuka kulkas, ternyata hanya ada udara sejuk di dalamnya.
"Kosong? Kosong?" Ucap Shaffa mengikuti gaya bicara iklan di tv, lalu tertawa sendiri.
Tanpa pikir panjang, Shaffa langsung bergegas ke kamar mandi, lalu mandi sebelum berangkat ke pasar untuk membeli sayuran.
...----------------...
Selesai belanja, Shaffa kembali menuju Kost dengan berjalan kaki. Karena jarak kost ke pasar hanya 5 menit dengan berjalan kaki.
Tiba-tiba ada motor melintas dengan kecepatan tinggi, dan jalan yang Shaffa lalui ada genangan air, sehingga merembes langsung tepat mengenai nya.
"Hei, kalo berkendara jangan asal asalan, lihat lihat dulu dong! Aku jadi basah gini!". Teriak Shaffa kesal, mulutnya hendak menyumpah tapi banyak orang yang memperhatikan nya.
Motor tersebut berhenti,
"Maaf ya Faa". Ucap laki-laki itu tanpa membuka helm nya, lalu kembali mengendarai motornya dengan cepat.
"Hah, dia tahu namaku? Siapa yaa dia?" Kata Shaffa penasaran sambil berlari cepat menuju kost.
"Mungkin aku salah dengar tadi". Gumamnya sambil membuka pintu kost.
Shaffa segera memasukkan sayur yang telah di belinya tadi ke dalam kulkas. Lumayan banyak ia berbelanja untuk 1 minggu kedepan.
Selesai menata sayuran tersebut, Shaffa kembali kekamar mandi untuk mandi, Sudah terlalu lama di balut pakaian basah akibat rembesan air tadi dan dia merasa sudah masuk angin. Namun walau begitu Shaffa tetap menjenguk adiknya untuk memeriksa keadaannya.
...****************...
......................
...****************...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Siti Solikah
kasihan saffa,semoga saffa bisa bahagia
2022-05-10
2