Panggilan Sayang

》Rumah Sakit《

"Hai cantik, kakak bawa sesuatu nih". Ucap Shaffa memberikan sebuah boneka.

"Makasih kak, akhirnya ada yang temanin Khaira kalau kakak lagi sibuk kerja". Balas Khaira sambil memeluk boneka kesayangannya itu.

"Iyaa, sama-sama cantiknya kakak. Gimana keadaannya sekarang? ada keluhan lain tidak dek?". Tanya Shaffa khawatir sambil memperhatikan tubuh adiknya yang semakin hari semakin kurus.

"Yaa seperti biasa kak, perut Khaira sakit, kalau makan selalu muntah." Jelas Khaira sambil memegang perutnya dengan tangan yang tertancap jarum penghubung selang infus.

"Sabar sayang yaa, dokter Reza lagi berusaha buat mengobati kamu, semoga penyakit kamu cepat hilang dek yaa". Ucap Shaffa lemas sambil mengelus kepala adiknya yang kini berada di pelukannya.

"Kak, Khaira kapan bisa pulang yaa? Soalnya Khaira udah bosan tinggal di rumah sakit terus." Tanya Khaira sambil merenggangkan pelukannya.

"Nanti sayang, kalau kamu sudah agak baikan. Sekarang kamu harus tetap disini menjalani perawatan. Kamu harus berjuang terus untuk sembuh yaa, kakak selalu berdoa untuk kesembuhanmu dek, semoga secepatnya di kabulkan". Jawab Shaffa sambil mengelus kembali kepala adiknya. Ia kini tengah menahan air mata nya yang ingin sekali menetes.

"Iyaa kak, Khaira juga selalu berusaha dan berdoa. Khaira selalu mendengarkan perintah dokter. Semoga secepatnya yaa kita bisa berkumpul lagi dan Khaira juga kangen sekolah. Ingin sekali bisa bertemu dengan teman-teman Khaira. Khaira kangen sekali dengan mereka kak". Balasnya dengan bersemangat. Karena dia tahu bahwa kakaknya itu sedang bersedih, dia tidak mau menambah beban pikiran kakaknya. Oleh sebab itu Khaira selalu berusaha berdoa dan berjuang untuk kesembuhan nya.

...****************...

Hari sudah sore, matahari pun telah kembali untuk beristirahat setelah seharian menyinari dunia.

Shaffa pun bergegas untuk kembali ke rumah. Sebenarnya dia enggan untuk meninggalkan adiknya sendirian, tetapi Khaira selalu memaksa karena besok kakaknya harus kembali bekerja.

Sudah hampir 1 jam Shaffa menunggu angkot lewat. Tak satupun yang lewat. Hingga akhirnya Shaffa yang lelah menunggu memutuskan untuk berjalan kaki, berharap akan ada angkot yang lewat.

Tiba-tiba..

Tiiittt Tiiittt..

Klakson sepeda motor memekak telinga Shaffa, Ia pun tersadar dari lamunan nya. Ternyata dia berjalan hampir ketengah jalan raya.

"Heh, mau cari mati kamu?". Tanya seorang Pria yang mengendarai motor tersebut.

Shaffa menoleh.

"Loh, bukannya itu motor tadi pagi yang bikin aku basah kuyub?". Tanya Shaffa dalam hati.

"Maaf, Saya tadi melamun. Jadi tidak sadar kalau berjalan hingga ke tengah jalan raya". Jawab Shaffa sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

"Yaampun Shaffa. Kalau mau mati jangan jadikan aku tersangka dong, untung saja aku hati-hati tadi". Ucap pengendara sepeda motor tersebut sambil membuka helm nya.

"Eh, Pak Zyan .. Hehe maaf pak". Balas Shaffa nyengir sambil mengakat tangannya lalu melambai pelan.

"Ngapain sih aku minta maaf, harusnya dia yang minta maaf sudah bikin aku basah kuyub tadi pagi". Gerutu Shaffa dalam hati.

"Kamu lagi, kamu lagi. Dari mana kamu malam malam begini?". Tanya Zyan mengintrogasi.

"Saya mau pulang Pak. Tapi dari tadi tidak ada angkot yang lewat, jadi saya berjalan kaki". Jawab Shaffa dengan nada memelas.

"Ditanya dari mana, malah jawab mau kemana. Dasar cewek bodoh". Gumam Zyan dalam hati sambil menggeleng.

"Yasudah, sini ikut, biar aku antar pulang. Nih pakai". Sambil melemparkan Helm. membuat Shaffa kewalahan, takut jika helm tersebut terjatuh, Zyan akan meminta ganti rugi.

Setelah Shaffa memberi tahu alamat, Motor Zyan pun melaju dengan kecepatan sedang. Dia pun sengaja mencari jalur terjauh agar tidak segera sampai ke tempat tujuan.

"Ko mutar mutar sih pak? Kapan sampai nya ini? Atau bapak tidak tahu jalan?". Tanya nya.

"Ya tau lah, sengaja, biar berkeliling dulu". Zyan menjawab dengan santai.

"Oiya, temanin aku makan dulu yaa, lapar banget soalnya".

"Iyaa Pak, terserah bapak saja". Jawabnya sambil melihat lihat gedung yang berbaris rapi dan menjulang tinggi.

"Ternyata melihat pemandangan malam di kota sungguh indah yaa?". Ucap Shaffa kagum, Karena ini pertama kali nya dia berkeliling kota, menggunakan motor. Biasanya Jika lembur, ia akan memesak taxi online lalu tertidur hingga sampai tujuan.

"Kamu baru ini berkeliling?".

"Iyaa pak, ini pertama kali saya berkeliling kota". Ucapnya sambil menyibakkan rambut yang sesekali menutupi matanya karena tertiup angin.

"Kalau kamu mau, bilang aja. Nanti aku bawa kamu berkeliling lagi". Balas Zyan yang sambil melihat ke kiri dan ke kanan mencari warung makan.

"Eh, tidak usah Pak. Saya hanya akan merepotkan bapak". Jawabnya dengan sungkan yang sebenarnya dia ingin, tapi tertahan oleh gengsi.

"Yasudah kita singgah makan dulu". Zyan mengalihkan sambil memparkirkan motornya terlebih dahulu.

...----------------...

"Mas, Nasi goreng spesial 1 yaa, Teh hangat 1." Teriak Zyan ke pemilik warung makan tersebut.

"Eh lupa, kamu mau apa?" Tanya nya pada Shaffa.

"Samain aja pak". Jawab Shaffa malu. Sebenarnya dia tidak begitu lapar. Karena sudah makan bersama adiknya di rumah sakit, tapi dia merasa tidak enak jika hanya menemani bosnya saja.

"Pak tambah lagi 1 yang sama yaa". Teriaknya lagi.

"Bisa tidak, di luar tidak memanggilku dengan sebutan bapak, risih tau. Masih muda dan cakep gini di panggil bapak, nanti di kira aku sudah punya anak". Gerutu Zyan sambil membuka Handphone miliknya yang sedari tadi terus menerus bergetar.

"Iyaa Pah. Ada apa? maaf tadi aku di jalan. Jadi tidak terdengar suara Handphone ku pah". Zyan menjawab terleponnya sambil meminum teh hangat yang baru saja di hidangkan oleh pemilik warung makan.

"Kamu lagi dimana nak? Kapan kamu pulang, Papah ingin berbicara sama penting sama kamu." Suara tegas papah Zyan yang memang nyaring terdengar oleh Shaffa walau tidak menggunakan Loudspeaker.

"Sama teman pah lagi di warung makan nih". Jawabnya santai.

"Evan? Tumben makan sama Evan. Biasanya kalau kamu lapar akan makan sendiri tanpa memanggil orang lain." Ledek papahnya.

"Bukan pah, sama Shaffa, karyawan di kantor pah". Ucap Zyan sambil menyeruput kembali teh hangatnya itu.

"Waah, pacar kamu nak?". Serobot papah nya penasaran. Karena baru kali ini Zyan menyebut nama seorang perempuan.

"Uhugg ..". Sontak Zyan tersedak mendengar tebakan ngawur dari papah nya.

"Bapak tidak apa-apa?". Tanya Shaffa sambil memberi tissue.

"Kenapa dia memanggilmu bapak? apa itu panggilan sayang kalian?". Ledek kembali papahnya sembari tertawa renyah akibat mendengar Shaffa memanggil anaknya dengan sebutan Bapak.

"Papah apa apaan sih, yasudah aku matikan pah. Nanti kita bicara di rumah". Ketus Zyan sambil mematikan telepon dari papahnya .

Kemudian pemilik warung pun datang membawa dua porsi nasi goreng spesial yang tadi di pesannya.

"Cepat dimakan. Nanti dingin!". Zyan yang masih kesal hingga Shaffa pun kena omelan.

"Dasar cowok nggak jelas , aku salah apa sampai kena semprot juga". Gumam Shaffa tidak terima.

Selesai makan malam di warung sederhana itu, Zyan langsung mengantar Shaffa pulang ke kost nya. Karena jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Zyan Takut para tetangga akan menggosip seputar Shaffa di pagi hari nya. Seperti para tetangga di Komplek tempat tinggal Zyan.

Sama sih dengan tetangga di tempat Rani Hehee.

...****************...

...----------------...

......................

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Siti Solikah

Siti Solikah

keren nih novel

2022-05-10

2

Farida Handayani

Farida Handayani

Ditunggu kelanjutan nyaaa 😁😁

2022-01-28

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!