Perfect Love (Kutukan Cinta Sang Casanova 2).
Happy Reading..
Hari pertama menjadi orang tua. entah kebahagiaan seperti apa yang Dewa rasakan, semuanya tak terungkap dengan kata-kata.
Melihat dua bayinya dari balik kaca tebal, berhasil menerbitkan senyum penuh haru. tak terasa buliran bening menerobos dari mata elangnya yang menatap teduh pada dua sosok mungil yang terbungkus kain bedong warna pink dan biru.
Dewa menggerakkan tangan, membeli kaca yang menghalanginya untuk menyentuh anak-anaknya. seolah kaca itu adalah kulit bayi-bayinya yang lembut.
Senyumnya merekah, ia masih tak percaya jika ia berada di titik ini, saat ini. menjadi orang tua. seorang ayah yang akan menjadi panutan untuk kedua anaknya.
"Anak-anak papi." Dewa bermonolog.
"Semua juga tau, itu anak lo." Dewa berjingkit, entah kapan datangnya pria di samping nya itu. tiba-tiba saja sudah berada di sana.
"Mereka keren ya Lex." ujarnya konyol. meminta persetujuaan dariAlex.
Alex menoleh cepat, keren? keren dari mananya sih, mereka kan masih terlalu piyik untuk di bilang keren.
Tentu saja Alex tak akan mengatakan itu. jika saja kalimat itu meluncur bebas dari mulutnya, bisa saja Dewa akan membelitnya dengan kasa putih dari ujung rambut hingga ujung kaki dan membuatnya menjadi mumi di salah satu ruang rumah sakit ini.
Tiba-tiba bulu kuduk Alex meremang hanya dengan membayangkan ruang yang di maksud.
"Keren dari mananya sih wa, mereka cuma di bebet bedong gitu, gue malah liatnya kayak ulet, kluget-kluget begitu." Alex bergidik membayangkan ada ulat sebesar bayi.
"Kurang ajar lo, mereka itu keren. hasil fermentasi sp**ma gue dalam rahim istri gue."
Fermentasi dia bilang, ha..ha.. Alex ingin sekali mentertawakan bosnya itu. ternyata kebahagiaan juga bisa membuat seseorang kehilangan akal sehatnya dan juga gila.
"Lo kira mereka tetes tebu pilihan apa?" Alex tak tahan. ia harus memuntahkan rasa menggelitik dalam perutnya.
"Cairan gue itu tetes pilihan, jelas lo tahu itu. bibit unggul berkualitas yang akan menghasilkan calon-calon generasi penerus terbaik." kelakar Dewa pongah. membuat Alex semakin tergelak.
"Lo lagi ngiklan?"
"Barang bagus gak perlu di promosiin, mereka itu sudah cukup menjadi refrensi."
Refrensi dia bilang, akal sehat Dewa semakin menipis. dan penyakit narsis mulai menyerangnya.
Alex mengangguk-angguk menyetujui.
Iya-in aja biar cepat.
"Boleh gak gue sumbang nama buat anak-anak berkualitas lo itu?" tiba-tiba saja bola lampu di otak Alex berpijar. terbesit rencana yang tak terlalu keren untuk menggoda bosnya itu. mumpung lagi jinak.
"Apa?" Dewa memicing, melihat Alex tersenyum sembari mengusap-usap dagunya, Dewa yakin jika Alex akan memberikan nama yang aneh untuk anak kembarnya itu. "Gak usah aneh-aneh deh lo." Dewa menatap curiga.
Alex bergeming sok serius.
"Awas saja, lo kasih nama buruk buat anak gue, gue potong gaji lo." ancam Dewa yang sama sekali tak berhasil membuat Alex gentar.
"Tenang aja, ini keren kok. kayak anak lo kualitas jepang!"
Dewa mengernyit, nama dengan kualitas jepang? emangnya merek motor apa. Dewa semakin curiga.
"Lama deh Lex," Dewa menatap garang.
"Gimana kalo nama Anak lo Ajinomoto dan Ajinamiti." Alex berkata dengan wajah tak merasa bersalah sama sekali karena telah mengerjai Dewa.
"Nama apaan tuh?"
"Kan anak lo dari fermentasi tetes berkualitas."
"Terus hubungannya dengan nama itu?"
"Anggep aja anak lo Micin, dari tetes tebu pilihan."
Alex telah bersiap untuk berlari menghindari Dewa yang sedang menatapnya kesal setelah mencerna ucapan Alex padanya.
Sepertinya otak Jenius sang Direktur perlu di pertanyakan kredibilitasnya. kenapa dia lambat sekali.
Atau mungkin pingsan beberapa saat lalu telah memutuskan salah satu syaraf otaknya sehingga membuat Dewa kehilangan sebagian kecerdasannya.
Diam beberapa saat, hingga akhirnya Dewa menyadari jika Alex sedang mengerjainya.
"Sialal an!"
Dewa sangat kesal, dengan wajah marah dan seringai menyeramkan, Dewa meneriaki Alex yang sudah berlari menjauh.
Tak peduli jika siang hari menjelang sore itu banyak orang yang masih berlalu lalang. Dewa tetap mengejar Alex untuk memberi asistennya itu pelajaran.
Berani sekali ia memberikan nama Aneh untuk keturunan ketiga nama besar Herlambang.
"Balik lo Lex!" teriak Dewa dengan berjalan cepat mengejar Alex
" Ogah, nanti lo gebukin." sesekali Alex menoleh untuk memastikan dirinya tak terkejar.
"Emang!"
"Makanya ogah!"
"Berhenti lo setaaaaan!"
Apa lo panggil-panggil gue. makhluk astral yang sedang berada di sekitar kamar jenazah itu pun menyahut.
Dua orang Dewasa sedang berlarian di koridor rumah sakit. mereka tak sadar jika tingkah konyol mereka sedang menjadi tontonan sebagian warga rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Lilis Suharly
wkwkw ajinomoyo
2022-06-23
1
Diana Asri
alhamdulillah akhirnya aku udah nyampe sini juga mom🤣
2022-02-16
1
Ghanni As'ad
mampir
2022-02-11
1