Happy Reading...
Mamasuki babak baru dalam hidup bukanlah hal yang mudah. sama-sama tidak pengalaman menjadi orang tua seringkali menimbulkan perbedaan pendapat yang terakhir dengan percekcokan.
Sama halnya dengan Dewa dan Cintya, mereka memiliki pandangan dan cara berpikir sendiri-sendiri. dan tidak semua hal bisa di satukan oleh keduanya. seperti saat ini, Cintya yang marah-marah sedangkan Dewa masih biasa saja. ia bersikap seolah semua biasa saja. padahal yang terjadi adalah mereka bertengkar setiap pagi dan itu sudah terjadi selama seminggu terakhir.
Semua berawal ketika Dewa meninjau proyek di luar kota. ia mengatakan hanya pergi selama tiga hari lalu dengan alasan pekerjaan belum beres dan Dewa harus menginap satu hari lagi. dan dengan alasan yang sama, akhirnya Dewa baru bisa pulang setelah satu minggu.
Dewa pulang di tengah malam dan dalam keadaan berantakan. dan Cintya merasakan ketidak beresan dengan suaminya karena malam itu ia mencium aroma lain di tubuh Dewa.
Ada wewangian asing yang menempel di jas Dewa, aroma parfum wanita. dan Cintya tidak menyukainya.
Hari ke tujuh sejak kepulangannya dari luar kota, Dewa selalu pulang malam dengan alasan pekerjaan. sedangkan Cintya sudah sangat kesusahan dengan bayi-bayinya yang mulai pintar karena suster yang biasa menemaninya sedang ijin pulang kampung.
"Dek, tidur dong sayang, mami capek. papi kalian belum pulang." keluhnya dengan suara parau.
Cintya dalam kondisi kacau. bayinya belum mengerti untuk di ajak berdiskusi. mereka masih tiga setengah bulan dan merawat dua anak di usia itu sendirian membuatnya kelelahan.
"Kakak, aku capek." lirihnya terduduk di lantai beralaskan karpet berbulu. ia membiarkan kedua bayinya berguling di atas tempat tidurnya.
Wajah Cintya tampak lelah, ada lingkaran hitam di sekitar matanya dan bibirnya pucat. kelelahan yang mendera membuat Cintya cepat tertidur hanya dengan bersandar di tepi ranjang. dan membiarkan bayi-bayinya terjaga sendiri.
*
*
*
Waktu hampir tengah malam, Dewa baru saja pulang yang entah dari mana. jelas bukan urusan pekerjaan karena ia sedang memakai pakaian Casual.
Langkah panjangnya menapaki tangga dengan sedikit pelan ia tak ingin suara sepatunya yang terbentur lantai menganggu dua makhluk kecil yang mungkin saja sedang istirahat.
Betapa terkejutnya ia melihat pemandangan di depannya. darah Dewa langsung mendidih melihat Cintya yang tertidur. sedangkan salah satu bayinya sudah berada di pinggiran ranjang.
Bagaimana ceritanya bayi itu bisa berada di posisi itu, Dewa tak perlu memikirkannya. yang ia tahu jika Cintya sangat teledor.
"Cinta, bangun!" perasaan marah membuat Dewa tak mampu mengontrol emosinya. ia membangunkan Cintya dengan sangat kasar. bersamaan dengan tangannya yang mengambil bayi perempuannya.
"Kakak," sapa Cintya serak. ia belum melihat air wajah Dewa yang tampak marah kepadanya. "kakak dari mana saja, aku kesu_"
"Apa? mau ngomong apa kamu?" bentak Dewa. entah setan apa yang mengikutinya dari luar rumah sehingga membuatnya begitu berang.
"Kak, ke_kenapa kakak marah?" jangan salah kan Cintya yang otaknya belum terkonek dengan baik, karena ibu muda itu sudah sangat kelelahan.
"Kamu tanya aku kenapa?"
Degh!
Cintya berjingkit kaget. karena Dewa membentaknya sangat keras.
"Kak,!
"Aza hampir jatuh dan kamu keenakan tidur?"
Dewa bahkan tak memberikan kesempatan pada Cintya untuk menjelaskannya. dan apa tadi pria itu bilang? keenakan tidur.
Kurang ajar sekali Pria ini. ia bahkan tak menanyakan kepada istrinya kenapa bisa sampai tertidur.
"Aku_"
"Jadi, begini cara kamu menjaga mereka?!"
Suara Dewa sudah mirip suara petir. ia tidak sadar jika wanita yang sedang ia bentak-bentak sudah menitikkan air mata.
"Maaf, maafkan aku. aku ketiduran tadi."
Tak menunggu kalimat Dewa selanjutnya, Cintya lantas mengambil bayi laki-lakinya yang berada di atas ranjang. dan membawanya ke kamar bayi itu yang ada di samping kamarnya melalui pintu penghubung.
Dengan langkah cepat di sertai air mata yang semakin deras ia melangkah. tubuhnya lelah tapi hatinya lebih lelah.
Hatinya teramat sakit.
Dewa sama sekali tak melihat keadaannya.
Cintya merebah kan tubuhnya di atas ranjang yang tak begitu luas. ia membawa putranya tidur di ranjang yang sama dengannya. dalam pelukannya. pikiran-pikiran aneh mulai mengganggunya. sudah dua minggu Dewa tampak aneh dan sekarang puncaknya. ia yang tak pernah pendengar kata-kata kasar sekarang justru menangis karena bentakan Dewa. pria yang telah berjanji untuk mencintai dan membahagiakan nya.
Apakah Cinta Dewa pada nya mulai pudar. membayangkan itu, membuat Hati Cintya remuk redam.
Dengan menahan sesak di dadanya agar suara tangisannya tak terdengar, Cintya mulai memejamkan matanya. ia mencoba untuk kembali tertidur.
"Sayang, besok kita pulang ke rumah Uti ya?" Cintya berbicara pada bayi lelakinya meski ia tahu ia tak akan pendengar jawaban iya.
Kembali ia memejamkan mata, membiarkan bayinya terjaga sendirian dan memainkan telunjuknya yang berada dalam genggaman kecil.bayi itu.
Di kamar samping, Dewa tertegun dengan apa yang di lakukannya. ia tidak sadar telah membentak dan memarahi Cintya tanpa bertanya apapun. terlebih ia juga baru menyadari jika pakaian yang Cintya gunakan adalah pakaian yang sama dengan yang di pakai sedari pagi.
Seperti tersadar jika Cintya tidak melakukan apa-apa seharian ini, Dewa membawa langkahnya menyusul ke kamar baby Twins.
Di sana, di atas ranjang, Dewa melihat punggung gadis itu bergetar. dan ia juga baru menyadari jika sejak tadi Cintya menangis.
Berjalan mendekati ranjang Dewa menelisik wajah istrinya yang tampak lelah dengan sisa-sisa air mata di sudut matanya dan jejak tangisan di pipi Cintya.
Tapi Dewa tidak menyentuhnya, ia hanya ingin melihat saja. lu meletakkan baby Aza di boxnya, lalu pergi meninggalkan Cinyta pergi ke kamarnya sendiri.
Setelah terdengar suara pintu tertutup, cintya mulai membuka matanya perlahan. dan sunyi nya kamar membuatnya semakin pilu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
~🌹eveliniq🌹~
keren
2022-03-11
0
Ghanni As'ad
next
2022-02-11
1
NaDi ArWi
Semangat ya kak Author 🥰🥰
2022-02-08
1