kemesraan cicak

Pertanyaan kelima :

Bayu memiliki 32 permen, Nadia memiliki 16 permen, dan Ryan hanya memiliki 8 permen. Bayu memberikan 20 permen kepada Nadia, dan kemudian Nadia memberi semua permen yang dia miliki kepada Ryan. tuliskan jumlah permen yang di dapat Ryan dari soal perbandingan diatas.

Jawaban :

Fariz Anfal : Bu, Aku merasa kasihan dengan Bayu.

Komentar guru : Loh kenapa kau merasa kasihan, apa ada yang salah Fariz dengan soal dari ibu ?.

Fariz Anfal : Lagian Nadia itu gak tahu diri, Bayu sudah berjuang keras membeli permen untuk di berikan kepadanya, tapi kenapa dia lebih perhatian dengan Ryan.

Jawaban Sano Setio aji Pangestu : Bayu kena NTR, sungguh malang nasibmu kawan, sabarlah mungkin Nadia bukan yang terbaik.

(NTR sebuah Genre dari Jepang yang artinya Netorare atau perselingkuhan.)

komentar Woro Asmoro: itulah sebabnya Bayu, jangan sembarangan memberi perhatian kepada seorang wanita, karena kau tidak pernah tahu hatinya milik siapa.

Komentar guru : Ibu minta kalian menghitungnya, bukan menjelaskan pesan dan kesan dari soal ini, Refa apa jawaban mu ?.

Refani yusina : maaf ibu ini terlalu menyakitkan untuk dijawab.

komentar guru : Kau juga Refa !?, ada apa dengan kelas ini.

*******

Setelah beberapa menit menanggapi prilaku Woro perihal anak bini pemilik warung seberang jalan, aku mulai tenggelam di dalam lamunan, melihat iri ketika dua ekor cicak yang sedang bermesraan di atas dinding kelas, berada tepat di depan mata seorang jomblo.

keduanya berlarian bersama-sama, saling menyentuh ujung bibir, menepuk-nepuk ekor, memberi lalat yang ditangkap, dan pergi bersembunyi di belakang Foto presiden untuk berkembang biak.

"Hewan aja punya pasangan, Lah gua kapan ?." gumamku sendiri.

Tapi tiba-tiba saja terdengar suara teriakan seorang teman dari luar, dan itu adalah Sano, dia membuatku sadar dari lamunan perihal dua cicak yang sedang bermesraan.

"Tidak mungkin, ini tidak mungkin " Teriakan dari Sano yang membuat gaduh seluruh kelas untuk melihat apa yang terjadi.

Bahkan kedua cicak yang bersembunyi dibelakang foto Bapak presiden kini berlari ketakutan, ketika mendengar teriakan Sano yang mengganggu kemesraan mereka.

"Ada apa loe No, " Teriak aku terkejut dan juga kesal.

"Cayo itu, Cayo.. dia.... dia." terbata-bata Sano akan menjawab.

"Kenapa Naru ?, apa dia dalam masalah." balik aku bertanya.

Sedangkan Ketua kelas Suro yang melihat keluar, tepat ke arah tangan Sano menunjuk, dia jatuh dengan tubuh gemetar....."Bohong ini pasti salah ..... TIDAK!!!.".

Tidak hanya mereka berdua, hampir separuh kelas berhamburan keluar tampak terkejut, tidak percaya, bingung, pusing, aneh, dan merasa telah melihat hal paling mustahil di dunia ini. Aku yang penasaran mencoba mendekat dan melihat keluar, nyatanya memang benar, aku pun ikut terkejut setengah mati.

"Ini hanyalah ilusi karena tidak mungkin seorang tokoh sampingan seperti Cayo yang muka pas-pasan, nilai KKM tidak sampai, IQ dibawah rata-rata, rapot merah tujuh, remidi pun masih salah, dan malu-maluin, tapi kenapa dia bisa datang ke sekolah dengan seorang yang mirip Cewek." Aku membantah kenyataan yang aku lihat dari mataku sendiri.

"Itu bukan lagi mirip cewek, dia memang cewek, wanita, perempuan, gadis, dia saja pakai rok dan namanya Erna." Woro pun membantah ucapanku, dan juga dari mana dia tahu nama gadis itu Erna.

"Tidak mungkin, aku tidak percaya, mungkin ini hanya mimpi dan sebenarnya aku sedang tidur di bangku, menunggu guru membangunkan ku." aku masih tetap menolak kenyataan ini.

Satu cubitan keras dari Refa menarik pipiku... "lihat kau tidak sedang bermimpi."

Sedangkan melihat wajah Cayo sedikit malu-malu, bahkan sebenarnya malu-maluin, hanya untuk menatap ke searah Erna dia segera menundukan wajah, berjalan sedikit lebih dekat, namun segera menyingkir kembali.

Bahkan terlihat ketika bahu mereka tanpa saling bersentuhan, Cayo tersenyum malu, begitu juga dengan Erna yang sama-sama membalas senyumannya.

"Cayo... hehe, itu Cayo, sedangkan aku... aku... aku Siapa ?." aku hampir kehilangan akal menerima semua yang terjadi.

"Sadarlah Riz, kita harus menerima kenyataan kalau dia telah menjadi seorang lelaki sejati dan melangkah ke jalan sebagai seorang pria dewasa." kata Sano memandang sedih kearah Cayo.

Aku sendiri tahu seberapa sakit perasaan Sano sebagai seorang veteran dalam urusan di tolak cinta, tidak pernah mendapatkan satu orang pun gadis yang dia suka, dan hampir pasrah dengan masuk ke kandang kambing.

Betapa malang nasib Sano menunjukkan raut wajah penuh kesedihan. Hatinya yang tersakiti ketika tahu, dirinya dikhianati oleh sahabat karib saat melangkah lebih dulu dengan mendapatkan pacar.

Sedangkan untuk Cayo, dia terlihat gugup untuk berjalan berduaan di sekolah dan wanita itu pun terus tertunduk malu bahkan untuk saling memandang.

Tapi aku bisa membayangkan apa yang ada di pandangan Cayo, mungkin, langkahnya di lantai keramik, bahkan tidak utuh, terlihat seperti berjalan di deretan bunga dan got air tepat di depan kelas seperti sungai jernih menambah keindahan suasana hatinya, sedangkan untuk kami yang memandang iri penuh dengan dengki di bayangkan sebagai kerumunan ekor tikus menjijikan mengganggu kemesraan mereka, aku yakin itu,

"Mereka pasti belum lama jadian, gua bisa memastikannya saat tangan mereka nggak sengaja bersentuhan mereka saling meminta maaf ." Kata Sano dengan seriusnya, sedangkan untuk Sano sendiri yang sudah berulang kali di tolak oleh puluhan wanita, pasti dia semakin tersakiti oleh kenyataan, ketika melihat seorang teman dengan wajah kaku seperti Cayo sekali pun bisa datang dengan seorang gadis cantik, Sano merasakan betapa kejamnya dunia tanpa belas kasih menunjukan pemandangan mengerikan untuknya, aku yakin itu juga,

"Ya, loe benar No, tapi entah kenapa gua merasa kesal ." Kata aku dengan memukul tembok hingga retak, kesal bukan karena melihatnya bisa berpacaran tapi kesal karena untuk aku sendiri saat mencoba mendekati seorang wanita mereka semua dengan gugup pergi tanpa pernah menjawab apa yang aku tanyakan, sedangkan Cayo bisa mendapatkan seorang gadis cantik, pemalu dan sopan, itu seperti saat aku mencoba meminum kopi, rasanya pahit, walau di tambah gula sekian puluh sendok pun rasanya tetaplah pahit, sepahit kenyataan,

"Sabar Riz, gua mengerti perasaanmu, gua pun sama kesalnya, tapi percuma, kasihan temboknya jika loe pukul terus, " Kata Sano menyadarkanku walau dia sendiri sudah menggenggam pintu hingga rusak,

"Mati loe, mati loe, mati loe, " Sebuah suara seperti mengutuk terdengar di telingaku dan saat aku melihat ke arah samping kiri, Naru yang menggenggam sebuah boneka dengan foto Cayo di tempel di wajah boneka, di tusuknya menggunakan paku, aku bisa melihat Naru yang begitu benci dan di lampiaskan ke boneka di tangannya,

"Sedang apa loe Naru ." Bertanya aku melihat Naru yang bertingkah aneh,

"Aku sedang mempraktikkan ilmu santet yang gua pelajari dari mbah google, " Jawabnya dengan tatapan menyeramkan, pada dasarnya aku sendiri bisa melihat mata Naru tampak kosong karena tidak bisa menerima kenyataan seperti aku,

"Yah gua tahu perasaanmu juga, jadi lanjutkan, " Jawab aku dengan mengacungkan jempol mendukung tindakannya,

Setelah sekian lama memperhatikan Cayo yang berjalan menuju ke kelas kami dan berhenti tepat untuk melihat kami semua yang berkumpul di depan pintu.

bagi dia yang sedang mengumbar kemesraan, Kamo disini layaknya kumpulan tikus got melihat iri kepada tikus lain, tatapannya aneh dan terdiam, beberapa detik saling bertatapan tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada kami.

Wanita itu mendekat dan berbisik kepada Cayo, tentu hal itu membuat perasaan kami semua yang melihat dengan tatapan marah semakin tersakiti.

"Ah, lurus saja, di samping ruang Tata Usaha, itu tempat kepala sekolah ." Kata Cayo kepada wanita itu,

"Terima kasih banyak ." Perkataannya lembut dan sopan dan seperti ketakutan saat melihat wajah kami semua yang memandanginya,

Dengan gugup dan bergegas wanita itu pergi, sedangkan Cayo hanya terdiam memperhatikan kami semua yang menjadi bingung melihat apa yang terjadi,

"Ada apa, " Cayo bertanya dan tentu kami semua sudah mengerti tentang apa yang menjadi kesalahpahaman kami semua,

"Nah Naru kenapa foto gua ada di wajah boneka itu dan juga kenapa ada paku menancap di fotonya, " Cayo bertanya dengan menatap aneh,

"Ah ini, ini bukan apa apa, ini hanyalah sampah ." Jawab Naru yang membuang bonekanya ke tempat sampah,

"Ada apa dengan loe semua, " Bertanya Cayo dengan sedikit berteriak, aku yang mendekati Cayo dan menepuk pundaknya,

"Terkadang ada hal yang tidak sesuai dengan pemikiran kami semua, jadi lupakan saja ." Kata aku yang langsung pergi dan bersikap seperti biasanya,

"Tunggu, memangnya apa yang terjadi ." Teriak Cayo yang bingung melihat tingkah kami semua,

Tentu setelah kejadian itu kami semua sadar, entah sedekat apa kita dengan seorang wanita, bagi mereka kita hanya sebatas laki laki kampungan, pemalu dan bodoh untuk menunjukan arah di mana ruang kepala sekolah dan setelah itu di lupakan, memang kami semua terikat dengan takdir jomblo hingga nanti lulus.

Lamunanku kembali berlanjut, saat melihat dua cicak yang tadi mesra-mesraan, tapi sekarang ada cicak lain datang, merebut pasangannya, satu cicak memutuskan untuk berpisah, sungguh menyakitkan. pada akhirnya cicak yang sendirian itu memutuskan bunuh diri dengan melompat dan terjun bebas keluar jendela.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!