...Hello Everyone...
...HAPPY READING...
...Tapi...
...Sebelum baca ...
...Jangan lupa kasih like, vote ya guys...
...~~~...
Seorang pria terlihat sedang duduk di dalam mobilnya sambil sekali-kali menatap keluar melihat ke arah sebuah cafe. Pria itu hanya diam membisu. Hanya suara ramai perkotaan New york yang terdengar ditelinga pria itu.
Sementara itu dilain tempat, tepatnya didalam sebuah cafe terlihat seorang gadis yang berjalan tergesa-gesa sambil mengucir rambut panjangnya yang sempat tergerai.
“Fany!!” Panggil seseorang dari belakang dan itu sukses membuat gadis itu terkejut.
“Aurora! Kau selalu mengejutkanku.” Ucap Fany dengan suara lembut.
Aurora adalah rekan sekerja Fany ditempat dia bekerja saat ini. Saat ini Fany bekerja sebagai Waitres disebuah cafe yang cukup besar dikota New York itu. Sementara Fany bekerja disitu sambil menunggu dirinya dipanggil dari beberapa perusahaan yang sudah dia layangkan surat lamaran kerja.
“Kekasihmu sedang menunggumu disana,” ujar Aurora sambil tersenyum menggoda.
Mendengar hal itu Fany langsung keluar dari dalam cafe itu dan menjumpai orang yang disebutkan oleh Aurora tadi. Kini Fany berjalan mendekati mobil putih yang tak jauh terparkir dari cafe tempat dirinya bekerja. Sampai disana, Fany langsung mengetuk kaca jendela mobil itu. Tak lama kemudian dia tersenyum kala kaca mobil itu terbuka dan menampilkan wajah seorang pria.
Ternyata itu adalah kekasih Tiffany yang bernama Crishtian. Crishtian adalah seorang manager disebuah perusahaan, sedangkan Fany hanyalah seorang waitres.
Saat ini Tiffany merasa sedikit canggung karena Crishtian tersenyum manis menatap ke arahnya.
“Chris, kok datang ke sini?” Tanya Fany.
“Tidak tahu, tiba-tiba saja mobilku melaju kesini. Mungkin dia tahu kalau aku sedang merindukanmu,” gombal Christian dan itu langsung membuat Fany tersipu malu.
“Kamu sudah selesai bekerja?” Tanya Christian.
“Belum,” jawab Fany dengan lesu.
“Tidak apa-apa. Semangat ya kerjanya. Jangan lesu seperti ini,” pria itu langsung mencubit gemas pipi Fany.
“Aku kesini hanya ingin mengabari kalau nanti malam aku akan pergi keluar kota untuk beberapa hari,” tutur Christian lagi.
“Baiklah. Kamu hati-hati ya disana,” ujar Fany.
“Iya sayang,” jawab Christian dan sukses membuat Fany tersipu malu.
“Karena aku sudah bertemu denganmu, aku kembali dulu ya ke tempat kerjaku,” ucap Fany yang ingin beranjak dari tempat itu.
“Hmm. Baiklah, nanti aku akan menghubungimu,” ucap Christian yang terlihat sedikit kecewa.
“Ya sudah. Aku pergi dulu,” ucap Fany lalu bergegas pergi meninggalkan Christian.
"Cie...yang baru ketemuan dengan pacarnya," goda Aurora.
“Apaan sih!” Ucap Fany yang kesal dengan Aurora yang selalu menggodanya setiap saat. Fany pun tidak menghiraukan godaan temannya itu kemudian kembali fokus pada pekerjaan dengan sambil tersenyum mengingat saat Christian mencubit pipinya tadi.
***
Saat ini Austin sudah ada diapartemennya. Setelah tadi dirinya selesai mandi, kini Austin membaringkan badan letihnya disebuah sofa sambil menyalakan tv yang ada didalam ruangan itu. Dia tampak begitu senang karena perjodohan konyol itu akhirnya dibatalkan juga.
“Kenapa kau senyum-senyum sendiri? Are you crazy?” Ucap Roy yang tiba-tiba sudah ada di dalam apartemen Austin.
“Ck. Kau yang gila!” Ucap Austin yang marah yang bercampur kesal.
“Sejak kapan kau berada disini?” Tanya Austin yang sebenarnya tidak menyadari entah dari kapan Roy sudah ada didalam apartemennya itu.
Roy tidak terlalu peduli apalagi sakit hati mendengar perkataan Austin. Itu sudah jadi hal yang lumrah baginya ketika bersama dengan Austin dan mendengar perkataan yang tidak enak dari mulut pria itu. Roy hanya duduk disofa untuk mengistirahatkan badan letihnya.
“Sepertinya kau terlihat senang hari ini?” Tutur Roy sambil memejamkan matanya..
“Tentu saja. Aku sangat senang sekali karena perjodohan gila yang direncanakan oleh Ibuku akhirnya dibatalkan juga,” jawab Austin dengan santai.
“Jadi itu penyebab kau terlihat seperti orang gila malam ini?” Tanya Roy.
Austin langsung memicingkan matanya dan melemparkan remote control kearah Roy dan mengenai kepala pria itu. “Fuck. Ini sakit sekali, Bastard.” Roy kesal dan kesakitan diarea kepalanya.
“Apa peduliku,” tutur Austin sambil membaringkan dirinya.
“Dasar teman lucknut. Entah kenapa aku bisa berteman dengan orang sepertimu,” ujar Roy tapi Austin seakan-akan yang terlihat tidak peduli dengan ucapan Roy.
“I don’t care. Setidaknya aku sudah bisa bernafas lega hari ini!” Ucap Austin.
“Kapan kau akan mengenalkan kekasihmu pada kami?” Tanya Roy yang mulai terlihat sedikit penasaran. “Kami itu siapa?” Tanya Austin sambil menatap ke arah Roy.
“Kucing-kucing liar yang ada diluaran sana!” Jawab Roy yang kesal pada Austin.
“Memang siapa lagi? Tidak tau apa, jiwa kepoku sudah meronta-ronta,” guman Roy dengan suara yang cukup pelan tapi masih bisa di dengar oleh Austin
“Kepo banget sih kau jadi manusia!” Ucap Austin yang kesal dengan pertanyaan Roy.
“Biarin aja kepo. kan aku ini memang manusia! Jadi wajar aja,” jawab Roy.
“Kau tenang saja. Tak lama lagi aku akan memberitahu publik mengenai siapa kekasih dari Austin Nero!” Ucap Austin sambil berdiri dengan bangganya.
Roy hanya ber oh iya saja dan sedikit mengeleng kepala ketika melihat kelakuan temannya itu yang terlalu menghayati saat sedang berbicara. Ekspresi jijik, geli dapat terlihat diwajah Roy saat ini ketika melihat tingkah Austin.
“Apa kau sangat mencintainya?” Tanya Roy dengan mimik wajah yang terlihat serius.
“Tentu saja aku sangat mencintainya!” Ucap Austin sambil tersenyum.
“Baguslah kalau kau sangat mencintainya! Hanya saja yang jadi permasalahannya sekarang adalah apakah dia juga sangat mencintaimu?” Tanya Roy dan spontan membuat Austin menatap dengan lekat kearah Roy.
“Apa maksudmu?” Tanya Austin.
“Aku tidak ada maksud lain, hanya saja aku berharap wanita itu juga benar-benar mencintaimu dengan tulus hati bukan karena hartamu semata,” tutur Roy.
“Aku sangat yakin kalau dia juga sangat mencintaiku dengan setulus hatinya!” Jawab Austin yang terlihat sangat percaya bahwa kekasihnya itu benar-benar sangat mencintainya.
“Dimana dia sekarang? Apa pekerjaannya?” Tanya Roy.
“Kau sudah seperti wartawan saja! Terlalu banyak bertanya!” Tutur Austin sembari berdiri dan mengambil kunci mobilnya.
“Kau mau kemana?” Tanya Roy yang terpaksa harus bangkit dari sofa itu.
“Kau sudah melebihi Ibuku saja! Terlalu cerewet dan banyak bertanya!” Ucap Austin yang sedikit kesal dengan Roy yang terlalu banyak bertanya.
“Ya, kau mau kemana dulu?” Tanya Roy lagi.
“Aku mau keluar sebentar untuk cari sesuatu dan aku harap kau juga harus pulang ke rumahmu agar kau bisa istirahat lebih awal sehingga besok kau tidak terlambat datang kekantor!” Ucap Austin sambil menarik tangan Roy agar dia segera keluar dari dalam apartemennya.
“Kenapa sekali saja aku tidak bisa telat datang ke kantor sementara kau sendiri bisa?” Tanya Roy.
“Karena aku ini bosmu!” Jawab Austin sambil dibalas dengan rasa kesal Roy yang tergambar jelas diraut wajahnya.
“Aku baru datang ke apartemenmu dan kau dengan teganya mengusirku tanpa harus menjamuku terlebih duhulu! Sungguh tega kamu ya!” Ucap Roy yang berpura-pura sedih.
“Jangan pasang wajah sedih dihadapanku! Aku tidak suka dan itu sangat menjijikkan. Dasar laki-laki lemah!” Ejek Austin sembari berjalan menuju parkiran mobilnya.
“Kenapa kau masuk kedalam mobilku? Dimana mobilmu?” Tanya Austin saat melihat Roy yang tiba-tiba juga ikut masuk kedalam mobilnya.
“Aku numpang ya dimobilmu! Sebenarnya mobilku sedang diservis dekat bengkel yang ada disekitar daerah ini juga, makanya aku mampir main-main ke rumahmu,” ucap Roy sambil memasang seltbeatnya.
Austin hanya bisa menarik dan menghembuskan nafasnya dengan berat. Mau tidak mau dia harus mengantar manusia ini ke tempat tinggalnya, kalau tidak Roy pasti akan menginap di apartemennya dan dia sangat yakin kalau Roy pasti akan selalu mengganggu dirinya.
“Kalau kau tidak mau mengantarku maka aku akan ikut bersamamu dan aku juga akan menginap di apartemenmu,” ucap Roy.
“Oh My God! Padahal baru saja aku memikirkan hal itu!” Ucap Austin dalam hatinya sambil menatap Roy dengan tatapan intens.
“Kau memang tahu cara membuatku marah!” Ucap Austin sambil melajukan mobilnya.
***
Dilain tempat, tepatnya disebuah tempat club yang terlihat sangat ramai dikunjungi, baik para kaum muda maupun yang selalu terlihat muda namun sebenarnya sudah terlihat tidak muda lagi. Ada yang asik minum, ada juga yang asik menarik diiringin dengan musik yang diputar oleh seorang dj di club itu. Pokoknya semuanya sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Banyak orang yang begitu mengagumi ketampanan dari dj itu. Dj itu bernama Charles Addison. Setelah musik selesai diputar, Charles langsung turun dan berjalan menuju tempat temannya yang sedang berkumpul di lantai dua club itu.
Terlihat Charles berjalan sambil menatap dan menyapa orang-orang yang dia lewati. Tiba-tiba Charles terhenti, dia tengah asik menatap gadis yang tak jauh darinya yang sedang minum bersama dengan yang mungkin itu adalah teman dari gadis itu. Tiba-tiba seseorang dan menabrak Charles yang sedari tadi terpaku menatap gadis yang menarik hatinya itu.
"Kenapa tuan terus menatapku?" ucap gadis yang menabrak Charles berusan. Mendengar hal itu membuat Charles langsung eye contact dengan lawan bicaranya. Charles terkejut. Kenapa gadis ini bicara dengan percaya diri dan mengatakan kalau dirinya sedang memperhatikannya? Charles pun mulai beranggapan kalau gadis ini pasti sedang mabuk berat, makanya bicaranya terlalu ngelantur begitu.
“Aku tidak ada menatapmu!” Jawab Charles.
“Maaf tuan, sepertinya temanku sedang mabuk!” Ucap seorang gadis yang tiba-tiba datang dan merangkul temannya itu. Charles spontan langsung menatap kearah gadis yang baru datang itu dan menatapnya dengan lekat.
“Sesil!! Pria ini daritadi menatapku!” Ucap Theresia.
“Bukankah kau yang sudah menabrakku?” Ujar Charles lalu matanya mengedar untuk mencari sosok gadis yang dia kagumi tadi karena sudah pergi entah kemana.
‘Shit. Dia sudah pergi. Ini semua karena gadis ini. Menyebalkan,’ batin Charles.
“Kau sedang mabuk, Kak!” Ucap Sesilia.
“Sekali lagi maaf ya tuan!” Ucap Sesilia sambil membawa Theresia pergi dari tempat itu.
“Iya. Tidak apa-apa,” jawab Charles. Pria itu kini beralih menatap gadis yang bernama Sesilia itu sebelum keduanya pergi dari hadapannya.
“Tunggu. Jika ditatap terus kenapa wajahnya terlihat mirip dengan wajah kekasihku yang sudah lama hilang?” Ucap Charles sambil menatap kepergian dua gadis itu.
“Tidak mungkin! Ah...sudah Charles jangan memikirkan hal yang mustahil itu! Mungkin ini efek dirimu yang terlalu lama menyendiri, makanya suka halu sendiri!” Ucap Charles sambil mengelengkan kepala. Lalu dia mulai beranjak naik ke tangga menuju ke lantai dua, di mana di sana teman temannya sudah memanggilnya untuk segera bergabung dengan mereka.
***
By Insani Syahputri
^^^23 Januari 2022^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢
like👍👍
2022-01-28
2