Episode 2
"Hem! rasanya membosankan. Setiap hari bangun pagi, sekolah, main, ngerjain orang.
Memang gak ada yang lebih seru dari itu ya?" Chiara si gadis jail itu bergumam sambil menggeliatkan badannya di tempat tidur.
Ibunya yang sedari tadi berniat untuk membangunkan anak gadisnya, tidak sengaja mendengar gumaman anak kesayangannya itu.
"Astaghfirullah nak, bangun pagi itu berdoa, berniat yang baik bukan malah menyusun rencana Usil." Ibu Chia menggelengkan kepalanya, tetapi Chiara hanya nyengir menggoda ibunya.
"Hehe ibu, hidup itu monoton bu kalau tanpa rencana baru." Kilah Chia.
"Huh dasar kamu ini, nyahut saja kalau dikasih tahu. Sudah cepat bangun, mandi terus sarapan, ibu tunggu ya."
"Oke bu..." Sambil mengacungkan jempolnya.
Hari hari berlalu dengan sangat menyenangkan, penuh tawa canda dan kehangatan seperti biasanya.
Dipenghujung waktu sekolah, Chia dan para sahabatnya pun menyambut gembira hari kelulusan mereka.
Artinya setiap anak belum pasti dapat bersama sama lagi. Mungkin sebagian ada, tapi untuk sebuah cita-cita tinggi pastilah ada yg berpencar jauh dari sahabat bahkan mungkin orangtuanya.
Rupanya hal itu pula yang membuat Dio, salah seorang pria teman satu kelas Chia. Diam termenung disaat teman-temannya begitu antusias dengan pengumuman kelulusan mereka.
Dio bak memperhatikan satu persatu teman-temannya, sesekali ia melihat juga ke arah Chiara. Teman wanita yang diam diam sudah lama ia kagumi.
Keceriaannya, pembawaannya yang usil dan selalu mengundang gelak tawa, pasti akan menjadi alasan rindu masa masa sekolahnya.
Sedang larut dalam lamunnya, tiba tiba ada yang menepuk pundak Dio dan seketika lamunannya buyar.
"Woy...mana kenang-kenangan buat aku?"palak Chiara sambil menengadahkan tangan tak lupa memasang wajah usilnya, merekapun bertemu tatap kemudian saling tertawa.
"Ahh Chia, kamu tuh gak pernah berubah ya?"Tutur Diorana.
"Yee! kamu pikir aku superhero bisa berubah!" Celetuk Chia yang membuat Dio semakin terpingkal.
"Tapi sejujurnya aku lebih suka kamu yang seperti ini! polos, jujur dan lucu, huh nanti pasti aku akan kangen sama kamu." Gumam Dio lirih.
"Woy malah bengong, mana? Jangan sampai mengundang pukulan ya!" Canda Chia dengan sedikit nada tinggi dan tangan yang sudah siap memukul.
"Iya iya ampun jagoan" Balas Dio serayabmengangkat kedua tangan.
Ia pun mengeluarkan sesuatu dari dalam saku bajunya, tampak lah sebatang coklat dan sebuah benda kecil yang terbungkus rapi.
Dio memberikannya pada Chia yang sudah menunggu dengan penasaran.
"Eh apa ini?" Tanya Chia sambil membolak balik benda kecil yang terbungkus rapi tersebut. Dan Chia yang penasaranpun segera ingin membuka namun Dio menahannya.
"Nanti aja dibukanya." Ujar Dio sambil tangannya memberi kode untuk berhenti.
"Ah Diorana, nyebelin banget sih, aku penasaran nih." Kesal Chia.
"Hehe emang enak" Celetuk Dio.
"Sabar dong tuan putri, nanti aja pas di rumah ya buka nya, nah kalau itu boleh kamu makan sekarang juga." Dio menunjuk pada sebatang coklat pembriannya.
"Cie cie..." Tiba-tiba kedua sahabat Chia memotong percakapan mereka.
"Tumben nih Tom and Jerry lagi akur hahaha." Celetuk Eca.
"Iya tuh tumben" sahut Pipit.
"Ah stop stop stop! Jangan sampai mengundang pukulan ya!" Kata Chia dengan nada kesal.
"Waduh jangan dong jagoan." Kata kedua temannya.
"hehehe takut ya?" ledek Chia sembari menurunkan kepalan tangannya dan nyengir khas dirinua. Mereka pun berjalan menuju arah pulang.
"Hey...Ratu ugal ugalan!" Celetuk Chia pada kedua temannya yang membuat mereka tertawa dan saling bergandengan.
"Apa harapan kalian setelah lulus ini?" Tanya Chia agak serius.
"Hem! Mungkin kita bisa mulai dengan jadi bajak sawah di sawah paman dan bibi." Canda Eca mengerlingkan kedua bola matanya, dan langsung ditatap dingin oleh Chiara.
Pipit yang melihat itu langsung mengangkat tangan dan berkata "Wah aku gak ikutan deh".
Sementara Chia berteriak sambil mengejar Eca yang mulai berlari.
"Eca aku serius huh." Chia menangkap Eca, Ecapun tertawa sambil kedua tangan menutupi kepalanya karena Chia mulai mengincar kerudung Eca.
"Ih kalian, bisa berhenti dulu gak sih perangnya?!" gemas Pipit menghampiri mereka.
"Hehe!" Chia dan Eca pun tertawa, mereka kembali melanjutkan perjalanannya.
Sesampainya dihalaman rumah mereka. Tiba-tiba langkah Chia terhenti, dan teman temannya menoleh ke arah Chia yang berada beberapa langkah dibelakang mereka.
Karena memang sekolah mereka dekat, jadi mereka cukup menempuhnya dengan berjalan kaki.
Chia menatap wajah kedua sahabatnya itu dan matanya mulai berkaca-kaca.
Kedua sahabatnya itupun memeluk Chia bersamaan.
"Aku gak tahu, apa kita masih bisa terus bersama seperti ini atau enggak" ucap Chia sedih.
"huh cup cup jangan nangis, kitakan sahabat." Ucap Eca dan Pipit.
"Janji ya, apapun yang terjadi kita akan tetap saling mendukung, pokoknya kalau nggak lihat aja! aku porak-porandakan rumah kalian." Ancam Chia bercanda.
"Ih Chia aku serius nih ikut nangis, malah ngerjain sih." Kata Pipit mendengus kesal.
Mereka berpelukan lagi, dan pulang ke rumah masing-masing, untuk segera mengabarkan pada kedua orangtuanya bahwa mereka telah lulus sekolah.
Di rumah Chia hanya ada ibunya yang sedang menyiapkan makan siang untuk putri kesayangannya itu.
Chia bertanya "Ayah kemana bu?"
"Oh Ayah masih di kebun nak, tadi paman mu minta diambilkan beberapa kelapa, jadi ayah ambilkan." Kata ibu menjelaskan, Chia pun menganggukkan kepala.
"Sudah, ganti baju dulu habis itu kita makan siang ya." Ucap ibu.
"Oke bu, tapi tunggu ayah pulang ya, Chia kangen sama ayah hehe." Rayu Chia.
Ibu Chia tersenyum dan menganggukkan kepalanya, Chia bergegas masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Setelah melepas seragam dan berganti pakaian, Chia duduk menunggu ayah yang belum juga pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
gulla li
perasaanku gak enak ya, Chia kangen ayah?
2022-03-15
1
gulla li
setelah beberapa tahun kemudian malah pura pura gak kenal 🤣 realita kehidupan.
2022-03-15
1