Hantu tampan berjas putih.

Sontak Anindya mendongakkan kepalanya dan matanya tertuju pada pemilik tubuh kekar itu.

Suasana hening sesaat..mereka beradu pandang..dengan posisi Anindya hampir roboh tapi bahu dan pinggangnya dipegangi sosok laki-laki itu.

"Astaga celanaku..jadi basah kan !" pekik laki-laki itu sambil menghempaskan tangan dan pinggang Anindya.

Anin terhuyung tapi untunglah pertahanan tubuhnya masih kokoh.

"Dan ternyata kamu lagi.."sambung laki-laki itu.

'Ya Alloh..kenapa harus bertemu dia lagi..malu banget aku..' batin Anin karena laki-laki itu adalah orang yang sama,yang menolong Winda saat tersedak di kafe.

Ya..laki-laki bertubuh kekar dan aroma parfumnya maskulin itu tak lain adalah Akmal.

Dia mengikuti saran Papanya untuk datang ke RS hari ini karena bete melihat Tania istri kakaknya..setelah sempat mendengar percakapan keduanya.

"Maaf..biar saya bersihkan.."kata Anin tergesa sambil mengusap celana Akmal dengan kain pembersih kaca.

"Stop stop...apa lagi ini..menjauh dariku ! yang ada kamu tambah mengotori celanaku !"suara Akmal menggema membuat mereka menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar mereka.

Menepis tangan Anin yang berusaha membersihkan celana Akmal yang basah terkena alat pengepel lantai.

Anindya sontak mundur,wajahnya merah menahan tetesan air mata yang hendak meluncur keluar.

Tak ada kata terucap dari bibir tipisnya..hanya ekspresi bingung dan sesekali kepalanya itu tertunduk.

Akmal benar-benar terlihat kesal..sampai sesaat kemudian ada yang mendekat padanya,perempuan muda dan berwajah ayu dan berkulit putih,memakai seragam perawat RS.

Rika nama perempuan itu,kekasih Akmal.

"Sayang..kenapa ?" tanyanya ke Akmal lembut.

"Ini nih..aku disambut pakek kibasan alat pel lantai.."jawab Akmal.

"Maaf.." kata Anin.

"Kamu pegawai baru ya ?Kok aku belum pernah lihat sebelumnya.." tanya Rika lagi.

"Iya baru mulai hari ini kerja.." jawab Anin.

"Kerja yang bener donk..ntar aku komplain ke divisi GA lho..tahu nggak ini siapa?" kata Rika pelan tapi penuh penekanan.

Anin hanya diam dan menunduk tak berani bersuara.

"Aah..udah sayang..aku mau ganti baju dulu..antar aku," kata Akmal menyela Rika.

"Yaudah ayo.."kata Rika menuruti permintaan Akmal.

Dan meninggalkan Anin sendirian.

''Huh..orang judes dimana-mana selalu ada..coba hari ini bukan hari pertama aku kerja disini...aku ladenin tuh perempuan..sama-sama pegawai juga..'' gumam Anin pelan sambil melanjutkan mengepel.

"Sabaar Nin..sabaar...semangatt.." katanya lagi memberi semangat dirinya sendiri.

Saat jam istirahat tiba..Anin yang notabene masih baru hari ini kerja..mulai berkenalan dengan para OG lainnya,baik yang sudah senior maupun yang masih baru sama dengannya.

Tak butuh waktu lama bagi Anin untuk menjadi akrab dengan OG lainnya,karena Anin memang supel dalam pergaulan,tapi hanya sama teman sesama perempuan,kalau sama teman laki-laki dia lebih menjaga jarak,karena perasaan minder dan kurang nyaman.

Padahal dia tergolong good looking,pintar dan cerdas.Anindya dan teman-temannya menuju kantin RS untuk makan siang,dari kejauhan Barra sang dokter muda diam-diam memantaunya sambil makan siang juga,tapi berjarak agak jauh dari Anin dan teman-temannya.

"Habis makan siang,kita sholat dzuhur dimana ya,Nov?" tanya Anin ke salah satu temannya Novi.

"Di musholla aja..nanti aku tunjukin letaknya.." jawab Novi.

Anin mengangguk merespon jawaban Novi.

Teman-temannya kemudian lebih banyak asyik bermain hp sambil makan..sedangkan Anin belum punya hp,bahkan sampai saat ini Anin belum menghubungi Winda teman kerjanya di toko.

Mau pinjam teman-temannya OG,dia masih sukan,baru juga kenal.

Selesai makan siang,Anin dan temannya menuju Musholla.

Mereka berpapasan dengan Akmal dan Rika yang keluar gedung RS menuju parkir mobil..mungkin mau makan siang di luar,mereka melewati Anin seperti gak pernah bertemu sebelumnya,diam dan acuh hanya sibuk bergandengan dan Akmal tangan yang satunya memainkan handphone...

"Sstt..lihat tuh cowok yang jalan bareng kepala perawat Rika..kayaknya belum pernah lihat deh.." bisik salah satu teman Anin yang merupakan OG senior.

"Iya ya..siapa dia ? gantengnya gak ada obat deh.." lanjut teman Anin yang lain.

Anin hanya mendengar celotehan teman-temannya saja.

Di depan musholla..Anin bertemu Barra..dan tak disangka Anin,Barra menyapanya duluan.

"Gimana kerja kamu hari ini ? nyaman Nin ?" tanya Barra santai sambil melepas sepatunya hendak mengambil wudhu.

"Alhamdulillaah..terimakasih."jawab Anindya sopan.

"Gak bosen apa bilang terimakasih.." ledek Barra sambil berlalu ke tempat wudhu.

Sementara Anindya ditarik beberapa temannya ke dalam musholla.

"Aniin....kita gak salah lihat kan ?"kata teman Anin yang OG senior.

"Apaan ?"jawab Anin gak tahu yang temannya maksud.

"Kamu tahu barusan ngobrol sama siapa ? "seru temannya.

"Aku juga baru tahu hari ini kalu dia seorang dokter..tapi aku udah kenal sebelumnya..dia yang ngasih tahu aku info lowongan kerja OG.."papar Anin

."Ooh gitu ceritanya.."kata teman-temannya hampir bersamaan.

"Dia dokter bedah Nin..dokter muda disini..yang bikin hati kita nano-nano setiap kali melihat dia.."kata teman OG seniornya.

"Kamu kenal dimana,An ?"tanya Novi.

"Di jalan,"jawab Anin asal sembari memulai sholat dzuhurnya.

Sesudah sholat mereka bergegas keluar musholla dan kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.

Waktu pulang tiba..Anin menunggu angkot seperti biasa.

Sedang teman-temannya ada yang membawa sepeda motor,ada yang dijemput ayah mereka.

'Saeandainya Ayah masih ada..seandainya ibu masih ada..'kata batin Anin.

Lamunannya menerawang hingga terbesit andai-andai tentang sosok ayahnya,ibunya...jikalau masih di dunia saat ini.

Tapi Anindya sudah cukup bersyukur masih ditemani sosok Mbah Rasni sampai detik ini.

Maka dari itu,tekadnya kuat untuk membahagiakan Mbahnya itu.

Lamunannya buyar saat angkot yang ditunggunya melintas..tangannya dengan sigap memberi tanda bahwa dia akan naik.

Anin lalu masuk ke dalam angkot,menuju rumahnya..tempat satu-satunya dimana dia bisa melepaskan rasa lelah dan suka duka pekerjaannya.

Di belakang angkot yang ditumpangi Anindya,tampak seorang yang siaga di atas sepeda motor sportnya dengan jaket dan helm full facenya.

Ya..rupanya Barra menunggu dari kejauhan,sampai Anin masuk angkot,baru Barra melajukan motornya.

Sementara itu,Rika pulang kerja kali ini diantar oleh Akmal.

Kini Akmal dan Rika naik mobil menuju rumah Rika.

"Sayang..aku mau kita sering-sering seperti ini..menghabiskan waktu berdua..untuk menebus LDR kita selama 4 tahun ini.."kata Rika sambil menggenggam tangan Akmal.

"Iya sayang..aku akan usahakan sebisa mungkin meluangkan waktu untuk kebersamaan kita.."jawab Akmal.

"Oh ya...gimana tadi hari pertama di RS tadi? Di poli nutrisi dan gizi bertemu siapa aja ?" tanya Rika.

"Hari ini aku berkenalan dengan dokter - dokter muda dan spesialis...banyak tanya-tanya dan menerapkan sedikit ilmu yang aku dapat di LN...masih harus banyak-banyak belajar..makanya aku rencana nglanjutin program koas dan spesialisku lagi.." kata Akmal sambil menyetir.

"Di LN lagi ?"tanya Rika.

"Ya belum tahu juga..Papa nyaranin di sini aja..sambil terjun kerja di RS.."jawab Akmal.

"Sayang..jangan ke LN lagi please..trus gimana nasib hubungan kita ? Kapan kamu mau aku kenalin ke ortuku dan bawa aku ke ortu kamu ?"tanya Rika dengan manja.

."Sabar ya sayang...aku belum siap ke jenjang itu.."jawab Akmal.

"Kamu gak serius sama aku dong.." kata Rika merajuk.

"Bukannya gak serius..kita fokuskan ke penjajakan masing-masing dulu aja.."sambung Akmal.

"Awas aja kalau itu cuman alasan kamu..."kata Rika.

Sesampainya di rumah Rika...Akmal hanya turun sebentar sekedar menyapa orang tua Rika yang notabene seorang kontraktor di perusahaan Papa Tania,istri Devan kakaknya,kemudian Akmal berpamitan pulang.

Sejatinya Papa dan Mama Rika antusias sekali dengan hubungan Rika dan Akmal dengan tujuan memperkokoh kerajaan bisnis keluarga Rika.

Di rumah Anindya..

Mbah dan Anin sedang bercengkrama duduk di ruang tengah..

"Nduuk..Mbah ada sedikit uang,kamu beli hp yaa.."kata Mbah.

"Mboten Mbah..damel nopo ?(Tidak Nek..untuk apa).Toh Mbah juga gak pegang hp.."tolak Anin sambil tangannya mengelus tubuh Pussy yang ada di pangkuannya.

"Lha Mbah kan sudah tua...anak seusia kamu Mbah lihat pada hp-an..apa kamu ndak pengen ?" tanya Mbah.

"Belum saatnya Anin beli hp Mbah..nanti kalau Anin punya uang sendiri,Anin akan beli buat Anin juga buat Mbah.."kata Anin.

"Kan Mbah gak bisa to Nduuk.."Mbah Rasni terkekeh.

"Kan nanti bisa Anin ajarin..ya Pussy.."kata Anin yang dibalas ngeongan manja oleh Pussy,membuat Anin dan Mbah terkekeh.Hari demi hari dilalui Anin bekerja di RS..dia mulai nyaman kerja disana.

Winda sudah tahu pekerjaan baru Anin saat ketemuan beberapa hari lalu.

"Selamat pagi Nov.." sapa Anin pada teman barunya itu.

"Pagi An.."panggilan Novi ke Anin."Eh ngomong-ngomong nomer WA kamu berapa ya An? Aku belum save.."tanya Novi.

"Emm..aku gak punya hp.."jawab Anin.

"Serius kamu gak punya hp ?"seru beberarapa teman Anin yang baru datang.Bersamaan dengan melintasnya Akmal di depan mereka...membuatnya menoleh ke arah suara.

"Pelan-pelan bisa gak sih ?"suara Anin penuh penekanan.

Teman-teman Anin menutup mereka kemudian.

"Lho..jadi kamu belum tergabung di group dong.."kata Novi.Anin menggeleng.

"Berarti kamu belum tahu dong ada pembagian lembur.."lanjut temannya yg lain sambil membuka hpnya.

"Hah ? lembur ?"jawab Anin yang menandakan dia tidak tahu menahu soal lembur.

"Dan hari ini jadwalnya kamu yang kena lembur Anin..ada rapat penting di divisi nutrisi dan gizi..jadi butuh OG untuk menyajikan konsumsinya.."papar Anin.

"Astaga Gusti..!"giliran Anin yang berseru.Barra dan beberapa orang yang melintas sampai menoleh walaupun tidak berhenti.

"Kenapa An..?" tanya Novi.

"Gimana caraku ngabarin Mbah-ku kalau aku harus lembur hari ini ? Pasti dia khawatir kalau jam pulang aku belum nyampek rumah.."kata Anin.

"Waduh..gimana ya ? Mbah kamu pegang hp nggak ?"tanya temannya

.Anin menggeleng.

Tak terasa,jam menunjukkan waktu jam 4 sore..waktunya pulang.

Tapi Anin harus tambah waktu kerja 4 jam lagi sampai jam 8 malam.

"An..aku pulang dulu yaa.."pamit Novi pada Anin.

"Eh tunggu Nov..boleh pinjam hp kamu gak..?mau nelfon temanku.."Anin memberanikan diri pinjam hp untuk telfon Winda,agar bisa menyuruhnya ngasih tahu Mbah kalau dia harus lembur hari ini.

"Boleh..nih,"jawab Novi sambil menyodorkan hpnya.

Anin memasukkan nomer telefon Winda dan membuat panggilan...berulang kali dicoba tapi tidak bisa..nomernya tidak aktif.

"Gimana?" tanya Novi."Gak bisa dihubungi,''kata Anin.Dan Novi pun berpamitan pulang,tinggal Anin sendiri.

"Anin..mari saya tunjukkan tugas lembur kamu hari ini,"panggil Bu Arum kepala divisi GA.

"Baik,Bu.."jawabnya mengikuti langkah Bu Arum menuju divisi nutrisi dan gizi di lantai dua..sedang selama ini Anin kerja di lantai dasar.

Ada 1 OG dan 2 OB lainnya yang juga sudah kumpul untuk mendapat arahan.

"Nanti kalian bantu menyajikan makan malam,snack dan minuman yang sudah tersedia ke para anggota rapat yaa.."penjelasan Bu Arum.

"Lalu setelah rapat selesai..kalian juga harus bantu bersihkan ruangan rapat,dapur lantai 2 dan membuang semua sampah selesai rapat usai.."lanjut Bu Arum.

"Baik,Bu.."jawab OG dan OB kompak,termasuk Anindya.

Rapat rupanya sudah dimulai..ruangan rapat mulai dipenuhi orang-orang mayoritas berjas putih,khas dokter.

Anin agak gugup karena ini pengalaman pertamanya,dan tidak seorangpun dari mereka yang ia kenal..kecuali satu orang yang ia kenali wajahnya..walaupun belum tahu siapa namanya.

Ya...sosok penolong Winda dan yang ia tabrak saat hari pertama kerja.Akmal ikut lembur hari ini..karena dia tergabung di divisi nutrisi dan gizi,walaupun baru junior.Waktu makab malam tiba..para OG dan OB menyajikan makanan ke para peserta rapat.Anin dag dig dug berharap semoga dia tidak sampai melakukan kesalahan dalam pekerjaannya kali ini.Dia dan teman-temannya yang lain mulai masuk ruang rapat...Anin yang dari awal punya sifat minder...tidak menyadari kalau kehadirannya mampu menyedor perhatian dan tatapan para koas dan staff..termasuk Akmal yang sekilas melihar Anin yang hanya menunduk fokus pada tugasnya tanpa menoleh sedikitpun.'Gadis itu lagi..'batin Akmal.Telinganya sempat menangkap suar beberapa peserta rapat yang memuji dan menggoda Anin..karena gadis itu berparas polos dan di atas rata- rata.Tapi dilihatnya gadis itu tak merespon sedikitpun...hanya tampak ketegangan di wajahnya.Dan akhirnya rapat usai..sekarang tinggal tugas bersih-bersih.Anin mendapat tugas membersihkan dapur divisi nutrisi dan gizi.Anin melangkahkan kakinya ke dapur."Agak horor juga sih..malam-malam berada di dapur RS sendirian.."gumam Anin."Bismillaahirrohmaanirrohiim.Assalaamu''alaikum.."ucap Anin saat memasuki dapur.Di bersihkannya meja dan segal sesuatu yang berserakan..tapi tiba-tiba lampu di dapur mati."Astaghfirullooh..Alloohu Akbar..pekiknya keras karena saking kagetnya.Dia berlarj keluar dapur dan..'Bruugh..' menabrak sesuatu...dia memberanikan diri membuka matanya melihat apa yang ditabraknya..sekelilinnya remang..hanya terkena sedikit cahaya dari ruangan lain...saat matanya terbuka..tangannya mulai meraba sesuatu yang ditabraknya..tinggi..besar..berbalut jas pakaian putih...."Astaghfirulloohal'adzim...Ya Allo-oh..lindungi hambamu ini.."suaranya parau dan gemetar saking takutnya sambil menutup matanya kembali dengan kedua tangannya."Apaan sih.."suara sosok yang ditabraknya tadi.Lalu lampu menyala lagi.Anin perlahan menurunkan tangan lalu membuka matanya."Astagaa..! Kamu lagi..! Apa kamu hobi yaa nabrak aku ?"seru sosok itu yang ternyata adalah Akmal.Anin terperanjat melihat Akmal..tapi sekaligus lega karena bukan hantu yang ditemuinnya.Anin memegang dadanya karena masih takut."Maaf...saya kira..anda..."kata Anin dengan nafas terengah."Hantu..?"sela Akmal tahu apa yang dipikirkan Anin."Aku tadi ambil minuman dingin di lemari pendingin..terus lihat dapur lampunya nyala..aku matiin..kirain gak ada orang.."penjelasan Akmal."Sembarangan ngirain aku hantu...mana ada hantu setampan aku..berjas putih pula..yang ada kafan putih.."solot Akmal.Anin hanya diam mengatur nafasnya."Lagian ngapain kamu masih di dapur hah..?"tanya Akmal."Anda juga salah,Pak..eh..Dokter..main matiin lampu aja..padahal masih ada orang..saya dapat tugas bersihin dapur..."kata Anin membela diri."Pak pak...emang aku bapak kamu..dokter dokter...aku belum jadi dokter..."kata Akmal."Terus minta dipanggil apa ? Tuan hantu berjas putih ?"kata Ankn kesal."Kamu yaa.. berani beraninya debat sama aku..ah udah ah..males ngladenin kamu...nggak penting juga.."kata Akmal kemudian berlalu dari hadapan Anin."Bawel..sok penting lagi.."gumam Anin."Aku masih dengar dong..."kata Akmal.Anin buru-buru menghindar..takut tambah panjang urusan..dia ambil minum untuk menghilangkan kaget da dahaganya lalu melangkah menuju lift dengan tujuan turun ke lantai dasar.Kemudian dia keluar gedung RS...dia berjalan pelan di pinggir jalan,sambil berfikir mau pulang naik apa kali ini.Dia agak khawatir saat melalui segerombolan orang yang sedang nongkrong.."Hai..beb...mau kemana malam-malam sendirian ?"goda salah seorang dari mereka.Anin tidak merespon.Kemudian ada salah satu yang menghadangnya di tengah jalan.Anin sangat takut."Sombong amat...ditanya gak jawab.."ucapnya sambil mencolek lengan Anin.Anin mulai tidak nyaman dan mencoba melalui gerombolan itu.."Eit..tunggu dong..mau kemana sih cantik ?" Anin dihadang lagi.""Mau pulang..tolong biarkan saya lewat.."ucap Anin berusaha bersikap santai."Mas antar yuk.."kata orang yang menghadang Anin sambil mencolek lengan Anin lagi Anin ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa.'Ya Alloh..bantu hambamu ini..'kata batin Anin.

Terpopuler

Comments

Nur Yuliastuti

Nur Yuliastuti

Akmaal Akmaal galak amat sih, Amat aja nggak galak lho 😁✌️

2022-05-12

0

Nur Yuliastuti

Nur Yuliastuti

terimakasih up nya 🤗😍

2022-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 (2017)Proses penantian kelulusan.
2 Pria misterius yang dikira modus.
3 Barra sang dokter muda.
4 Hantu tampan berjas putih.
5 Tuan Dokter reseh.
6 Hobi 'Terimakasih'.
7 Roby Sang Rival
8 Dokter setengah jadi
9 Memanusiakan manusia.
10 Sang Malaikat Penyelamat.
11 Janji Yang Tertunda.
12 Kecurigaan Rika Pada Anindya.
13 Ada Ketidaktulusan Di Suara Anin.
14 Terkuaknya Rahasia Untuk Si Mbah.
15 Cuma Kira-kira Saja.
16 Coba Tanya Ke Mbah...
17 Sekretaris Medis Baru.
18 Awal Kebencian Buntut Kesepakatan.
19 Suasana Di Kamar Baru.
20 Hanya Status Saja.
21 Operasi Baypass Jantung Mbah Rasni.
22 Menanti Hasil Operasi Mbah Rasni.
23 Amarah Rika.
24 Tugas Pertama Sekretaris Medis.
25 Pertengkaran Akmal dan Anin.
26 Dipaksa Papa Mertua.
27 Kebencian Akmal Yang Semakin Menjadi-jadi.
28 Yang Istimewa Dan Yang Sederhana.
29 Lebih Higienis Mana ?
30 Gak Sadar Atau Lupa ?
31 Begitu Saja Setiap Harinya.
32 Tugas Standart Sekretaris Medis.
33 Menjalin Hubungan Lain.
34 Aku Tak Biasa.
35 Seandainya Bisa Memilih.
36 Desiran Aneh .
37 Akhirnya..Barra..
38 Anin Ragu Makna Rasa Yang Dimiliki Barra.
39 Amarah Tania pada Anindya.
40 Tragedi Kamar Mandi.
41 No Limit Untuk Anindya.
42 Keresahan Devan.
43 Tamu Untuk Menantu.
44 Bukan Bangga Tapi Bahagia.
45 Akmal Emosi Tinggi.
46 Pelampiasan Dendam Pribadi.
47 Barra Laki-Laki Langka.
48 Under Estimated.
49 Amarah Akmal Pada Rika.
50 Gara-Gara Phobia.
51 Merasakan Medan Listrik Unik.
52 Barra Mulai Curiga.
53 Kebingungan Devan.
54 Akmal Kesal.
55 Anindya Diinterogasi.
56 Drama Untuk Anindya.
57 Bukan Siapa-Siapa Dan Sudah Biasa.
58 Pencitraan.
59 Rika dan Akmal Mesra Di Depan Anindya.
60 Sial Bagi Anindya.
61 Akmal Kesal.
62 Anindya Mulai Speak Up.
63 Berjuanglah Anindya.
64 Anindya Menunjukkan Taringnya.
65 Tugas Istri Versi Akmal.
66 Akmal Reseh.
67 Beneran Bisa Menghindari Fitnah ?
68 Kapasitas Anda Sebagai Apa ?
69 Biarkan Seperti Itu.
70 Kesempatan Bagi Tania.
71 Lidah Orang Yang Memendam Dendam.
72 Akmal Yang Dulu Anin Kenal.
73 Setega Itu Ninggalin Aku.
74 Anindya Memilih Menyerah.
75 Akmal Hampa dan Resah.
76 Kesepakatan Berharap Imbalan.
77 Amarah Barra.
78 Akmal Kena Mental.
79 Situasi Rumit Yang Dihadapi Akmal Untuk Kedua Kalinya.
80 Pembalasan Anindya.
81 Razia Yang Kedua.
82 Mubadzir Kata Akmal.
83 Bekerja Dari Rumah Berdua.
84 Kesepakatan Akmal dan Pusy.
85 Gak Masalah Garing...Asal Renyah ?
86 Kemana Hubungan Ini Bermuara ?
87 Nostalgia Anindya.
88 Aein ? Salah Ketik,Ya ?
89 Akmal Butuh Obat.
90 Hati,Tetaplah Di Tempatmu...
91 Mulut Anindya 'Gatal'.
92 Skenario Dokter Barra dan Papa Mertua Anindya.
93 T-O-P-B-G-T.
94 Rafa Jadi Senjata.
95 Obat Penyakit Cemburu
96 Akmal Sudah Jatuh ?!?
97 Tragedi Bubble Gum.
98 Obat Cacing.
99 Rika Menebar Fitnah.
100 Alibi Anindya.
101 Oke Fix...Andalah Pencurinya !!
102 Kabar Bahagia dan Benang Merah.
103 Provokasi dr. Barra.
104 Kucing VS Singa Betina.
105 Roby Beraksi.
106 Rika Gelap Mata.
107 Tameng Anindya.
108 Do'a Anindya.
109 Permintaan Akmal Di Saat Terakhirnya ?
110 Ternyata Sakit dan Berat.
111 Bukan Saat Yang Tepat.
112 Sekarang Mah Beda....
113 Cupp Grakk !
114 Kembali Sekamar.
115 Jama'ah Pertama.
116 Sumbu Pendek Amarah Akmal.
117 Istri Sholehah.
118 Soul Akmal.
119 Agresi Mendadak.
120 Bukan Tak Layak...Tapi Perlu Upgrade.
121 Kamar Pas Yang Panas.
122 Kami Adalah....
123 Tak Ada Yang Salah.
124 Akmal Merajuk ?
125 Mbak Ojek Bukan Abang Ojek.
126 Akmal Lagi Baper.
127 Ngganteng Njobo Njero.
128 Nyawa Divisi Kembali.
129 Jawaban Jujur Atau Bohong ?
130 Bukan Eksploitasi Pegawai.
131 Hukuman Untuk Anindya.
132 Ada Yang Membela Suaminya.
133 Pemandangan Terbatas Sangkaan.
134 Amarah Akmal Tumpah Ruah.
135 Mbah Rasni Pulih.
136 Informasi Tante Monik.
137 Penyesalan Selalu Belakangan.
138 Waktu Bergulir Cepat.
139 Skenario Yang Di Atas.
140 Pertemuan Di Bandara.
141 Sensasi Itu Muncul Kembali.
142 Pertemuan Kembali.
143 Tidak Tanpamu 143
144 TiTan 144
145 TiTan 145.
146 TiTan 146.
147 TiTan 147.
148 TiTan 148.
149 TiTan 149
150 TiTan 150
151 TiTan 151
152 TiTan 152
153 TiTan 153
154 TiTan 154
155 TiTan 155.
156 TiTan 156.
157 TiTan 157
158 TiTan 158
159 TiTan 159
160 TiTan 160
161 TiTan 161
162 TiTan 162.
163 TiTan 163.
164 TiTan 164.
165 TiTan 165.
Episodes

Updated 165 Episodes

1
(2017)Proses penantian kelulusan.
2
Pria misterius yang dikira modus.
3
Barra sang dokter muda.
4
Hantu tampan berjas putih.
5
Tuan Dokter reseh.
6
Hobi 'Terimakasih'.
7
Roby Sang Rival
8
Dokter setengah jadi
9
Memanusiakan manusia.
10
Sang Malaikat Penyelamat.
11
Janji Yang Tertunda.
12
Kecurigaan Rika Pada Anindya.
13
Ada Ketidaktulusan Di Suara Anin.
14
Terkuaknya Rahasia Untuk Si Mbah.
15
Cuma Kira-kira Saja.
16
Coba Tanya Ke Mbah...
17
Sekretaris Medis Baru.
18
Awal Kebencian Buntut Kesepakatan.
19
Suasana Di Kamar Baru.
20
Hanya Status Saja.
21
Operasi Baypass Jantung Mbah Rasni.
22
Menanti Hasil Operasi Mbah Rasni.
23
Amarah Rika.
24
Tugas Pertama Sekretaris Medis.
25
Pertengkaran Akmal dan Anin.
26
Dipaksa Papa Mertua.
27
Kebencian Akmal Yang Semakin Menjadi-jadi.
28
Yang Istimewa Dan Yang Sederhana.
29
Lebih Higienis Mana ?
30
Gak Sadar Atau Lupa ?
31
Begitu Saja Setiap Harinya.
32
Tugas Standart Sekretaris Medis.
33
Menjalin Hubungan Lain.
34
Aku Tak Biasa.
35
Seandainya Bisa Memilih.
36
Desiran Aneh .
37
Akhirnya..Barra..
38
Anin Ragu Makna Rasa Yang Dimiliki Barra.
39
Amarah Tania pada Anindya.
40
Tragedi Kamar Mandi.
41
No Limit Untuk Anindya.
42
Keresahan Devan.
43
Tamu Untuk Menantu.
44
Bukan Bangga Tapi Bahagia.
45
Akmal Emosi Tinggi.
46
Pelampiasan Dendam Pribadi.
47
Barra Laki-Laki Langka.
48
Under Estimated.
49
Amarah Akmal Pada Rika.
50
Gara-Gara Phobia.
51
Merasakan Medan Listrik Unik.
52
Barra Mulai Curiga.
53
Kebingungan Devan.
54
Akmal Kesal.
55
Anindya Diinterogasi.
56
Drama Untuk Anindya.
57
Bukan Siapa-Siapa Dan Sudah Biasa.
58
Pencitraan.
59
Rika dan Akmal Mesra Di Depan Anindya.
60
Sial Bagi Anindya.
61
Akmal Kesal.
62
Anindya Mulai Speak Up.
63
Berjuanglah Anindya.
64
Anindya Menunjukkan Taringnya.
65
Tugas Istri Versi Akmal.
66
Akmal Reseh.
67
Beneran Bisa Menghindari Fitnah ?
68
Kapasitas Anda Sebagai Apa ?
69
Biarkan Seperti Itu.
70
Kesempatan Bagi Tania.
71
Lidah Orang Yang Memendam Dendam.
72
Akmal Yang Dulu Anin Kenal.
73
Setega Itu Ninggalin Aku.
74
Anindya Memilih Menyerah.
75
Akmal Hampa dan Resah.
76
Kesepakatan Berharap Imbalan.
77
Amarah Barra.
78
Akmal Kena Mental.
79
Situasi Rumit Yang Dihadapi Akmal Untuk Kedua Kalinya.
80
Pembalasan Anindya.
81
Razia Yang Kedua.
82
Mubadzir Kata Akmal.
83
Bekerja Dari Rumah Berdua.
84
Kesepakatan Akmal dan Pusy.
85
Gak Masalah Garing...Asal Renyah ?
86
Kemana Hubungan Ini Bermuara ?
87
Nostalgia Anindya.
88
Aein ? Salah Ketik,Ya ?
89
Akmal Butuh Obat.
90
Hati,Tetaplah Di Tempatmu...
91
Mulut Anindya 'Gatal'.
92
Skenario Dokter Barra dan Papa Mertua Anindya.
93
T-O-P-B-G-T.
94
Rafa Jadi Senjata.
95
Obat Penyakit Cemburu
96
Akmal Sudah Jatuh ?!?
97
Tragedi Bubble Gum.
98
Obat Cacing.
99
Rika Menebar Fitnah.
100
Alibi Anindya.
101
Oke Fix...Andalah Pencurinya !!
102
Kabar Bahagia dan Benang Merah.
103
Provokasi dr. Barra.
104
Kucing VS Singa Betina.
105
Roby Beraksi.
106
Rika Gelap Mata.
107
Tameng Anindya.
108
Do'a Anindya.
109
Permintaan Akmal Di Saat Terakhirnya ?
110
Ternyata Sakit dan Berat.
111
Bukan Saat Yang Tepat.
112
Sekarang Mah Beda....
113
Cupp Grakk !
114
Kembali Sekamar.
115
Jama'ah Pertama.
116
Sumbu Pendek Amarah Akmal.
117
Istri Sholehah.
118
Soul Akmal.
119
Agresi Mendadak.
120
Bukan Tak Layak...Tapi Perlu Upgrade.
121
Kamar Pas Yang Panas.
122
Kami Adalah....
123
Tak Ada Yang Salah.
124
Akmal Merajuk ?
125
Mbak Ojek Bukan Abang Ojek.
126
Akmal Lagi Baper.
127
Ngganteng Njobo Njero.
128
Nyawa Divisi Kembali.
129
Jawaban Jujur Atau Bohong ?
130
Bukan Eksploitasi Pegawai.
131
Hukuman Untuk Anindya.
132
Ada Yang Membela Suaminya.
133
Pemandangan Terbatas Sangkaan.
134
Amarah Akmal Tumpah Ruah.
135
Mbah Rasni Pulih.
136
Informasi Tante Monik.
137
Penyesalan Selalu Belakangan.
138
Waktu Bergulir Cepat.
139
Skenario Yang Di Atas.
140
Pertemuan Di Bandara.
141
Sensasi Itu Muncul Kembali.
142
Pertemuan Kembali.
143
Tidak Tanpamu 143
144
TiTan 144
145
TiTan 145.
146
TiTan 146.
147
TiTan 147.
148
TiTan 148.
149
TiTan 149
150
TiTan 150
151
TiTan 151
152
TiTan 152
153
TiTan 153
154
TiTan 154
155
TiTan 155.
156
TiTan 156.
157
TiTan 157
158
TiTan 158
159
TiTan 159
160
TiTan 160
161
TiTan 161
162
TiTan 162.
163
TiTan 163.
164
TiTan 164.
165
TiTan 165.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!