Barra sang dokter muda.

"Anin..tunggu..!"teriak Winda berlari kecil mencoba menjajari Anin saat di trotoar,hendak menuju toko tempat mereka berkerja.

Anin menoleh.

"Ish..jangan kenceng-kenceng teriaknya..ntar tersedak lagi kayak kemarin..aduhh..berabe.."kata Anin ngeledek temannya itu.

"Ihh..iya aku malu banget Nin..besok-besok aku gak mau ke kafe itu lagi Nin..tengsin banget aku.."kata Winda.

"Dasar kamu...aku tuh yang malu..pakek banget..gara-gara kamu tuh.."kata Anin sambil mendorong bahu Winda dengan bahunya juga.

"Iya sorry..btw makasih banget ya udah nolongin aku..."kata Winda lagi.

"Sebenarnya bukan aku yang nolongin kamu..ada seorang laki-laki yang datang mbantuin..ngasih pertolongan pertama..mbantuin kamu sadar dari pingsanmu..malah mau ngasih napas buatan...cuman aku larang,takutnya dia modus.."jelas Anin pada Winda.

"Justru aku merasa bersalah sama laki-laki itu,soalnya aku udah suudzon duluan..ternyata dia itikadnya baik..malah aku berdebat sama dia..mana orang-orang di kafe juga ikut nyalahin dia lagi..."kata Anin dengan nada penyesalan.

"Orangnya masih muda ?"tanya Winda dijawab anggukan sama Anin.

"Ganteng gak ?"tanya Winda lagi yang dijawab anggukan kepala lagi sama Anin.

"Harusnya kamu biarin dia ngasih nafas buatan ke aku Nin..siapa tahu dia pangeranku yang bakal jadi jodohku..."kata Winda yang diluar ekspektasi Anin.

"Dasar pe-akk..."kata Anin sambil menjitak pelan kepala Winda..yang dijitak malah tertawa lepas.Anin hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum kecil.

"Nanti jam istirahat aku mau ngasihkan CV-ku ke RS Bhakti Wirawan..moga aja lowongan OG masih ada.."kata Anin lagi.

"Iya Nin..coba-coba aja dulu,siapa tahu rezeki kamu..seandainya aku fresh garaduate pasti aku juga ngelamar ke sana.."kata Winda yang notabene lulusan udah 2 tahun yang lalu.

"Iya sambil nunggu gajian bulan ini juga di toko," sambung Anin.

Tak terasa mereka berdua sudah sampai di depan toko tempat mereka berkerja.

Saat jam istirahat di RS Bhakti Wirawan..

"Permisi Mbak..saya mau ngelamar pekerjaan di sini sebagai OG..apa masih ada lowongan ?"tanya Anian di bagian resepsionis.

"Iya Mbak..masih ada lowongan."kata resepsionis itu.

"Prosedurnya gimana ya,Mbak ?" tanya Anin.

"Iya..Mbak taruh sini aja CV -nya nanti saya teruskan ke bagian personalia,"jawab resepsionis.

"Oke makasih," kata Anin sambil menyerahkan CV ke resepsionis.

"Oh ya Mbak...boleh tanya ?"kata Anin yang dijawab anggukan kepala oleh resepsionis.

"Kalu boleh tahu disini ada gak OB yang bernama Barra ?" tanya Anin.

"Setahu saya nggak ada Mbak..yang saya tahu nama Barra itu salah satu dokter bedah di sini,gak tahu juga itu orang yang Mbak maksud atau bukan," jelas resepsionis.

"Iya udah makasih Mbak yaa..."mata Anin kemudian.

"Iya sama-sama..nanti kalau Mbaknya lulus seleksi..akan dihubungi pihak RS lebih lanjut.."sambung resepsionis yang hanya dibalas anggukan..karena masih berusaha mencerna informasi tentang sosok bernama Barra.

Apakah Barra yang mengantarnya pulang waktu itu adalah dokter di RS itu atau bukan.

Lalu dia bergegas keluar dan menuju toko tempat dia bekerja..jaraknya tidak begitu jauh memang...letaknya berseberangan jalan dan hanya sekitar 10 menitan ditempuh jalan kaki dari toko ke RS itu.

'Semoga aja aku bisa diterima jadi OG di rumah sakit itu..selain lepas dari bos yang judes,gajinya pastinya lebih lumayan dibanding karyawati toko,seperti kata Barra tempo hari,' batin Anin sambil melangkahkan kaki masuk ke toko tempatnya berkerja.

Satu minggu kemudian...

Di area parkir RS Bhakti.Tampak Barra memarkir sepeda motor sportnya di tempat parkir khusus.

Hal itu menjadi pemandangan yang istimewa bagi sebagian besar staff dan perawat RS Bhakti Wirawan...karena pesona dan kharismatika seorang Barra yang tidak diragukan lagi.

"Selamat Pagi Dokter.."sapa seorang wanita muda yang juga selesai memarkirkan sepeda motornya.

Barra menoleh ke sumber suara yang menyapanya.

"Eh kamu Yanti...selamat pagi juga.." jawab Barra kepada Yanti yang notabebe adalah resepsionis RS.

"Tumben pagi banget datangnya,Dok.."sambung Yanti.

"Iya ada yang perlu aku pelajari sebelum tindakan pembedahan hari ini,Yan.."jawab Barra sembari berjalan beriringan dengan sang resepsionis,menuju gedung utama RS.

"Oh ya Dokter Barra..tempo hari ada yang nanyain.."kata Yanti.

"Siapa ?"tanya Barra.

"Perempuan muda..dia datang ke meja saya untuk menyerahkan CV-nya,melamar sebagai OG.Lucunya dis tanya soal OB bernama Barra bukan dokter Barra..."papar Yanti.

"Ciri-cirinya gimana ?"tanya Barra.

"Dia good looking..tingginya sedang..kulitnya kuning langsat..rambut sebahu ikal di ikat jadi satu ke belakang..kayaknya dia sih masih polos banget,Dok"?sambung Yanti.

"CV nya masih ada di kamu ?"tanya Barra lagi."Udah saya teruskan ke bagian personalia,Dok..kenapa Dok?Dia rekomendasi Dokter ?"telisik Yanti.

"Bukan..cuma aku kasih info kalau RS butuh OG,"jawab Barra

."Makanya Dok..jangan tebar pesona terus..kasihan tuh yang jadi korban..saya aja klu gak ingat udah ada suami di rumah..pasti juga khilaf..pakek ngaku OB segala.."ledek Yanti.

"Apaan coba..yaudah aku mau ke ruangan dulu," jawab Barra menuju lift,meninggalkan Yanti yang bersiap di meja resepsionis,dengan saling melempar senyum tanda berpamitan.

Saat menuju lift khusus dokter dan staff beberapa orang yang dilaluinya menyapa dirinya..kebanyakan perempuan,maklum selain tampan Barra juga terkenal humble.

Pintu lift terbuka..tapi kemudian niat ke ruangannya dia batalkan,dia menuju ke bagian personalia dulu yang berbeda lantai.

Sesampainya di depan bagian personalia....

"Eh Dokter Barra..tumben datang ke sini..ada yang bisa saya bantu?"sapa kepala bagian personalia.

"Enggak..saya cuma mau lihat CV orang-orang yang melamar sebagai OG,bisa gak ya ?"tanya Barra.

"Waduh...sebagian udah saya sisihkan..hanya saya sortir yang memenuhi kriteria saja...kan kita mengutamakan yang fresh graduate SMA atau sederajat..jadi nanti masih ada tahap training lagi..emangnya ada yang dokter rekomendasikan ?Sayangnya kenapa gak dari kemarin-kemarin dokter bilang ke saya..."jelas kepala bagian personalia

"Oh gitu ya ? Coba saya lihat yang lulus seleksi ,"kata Barra lagi.

"Sebentar saya ambilkan..ini Dok,"kata kepala bagian personalia seraya menyodorkan tumpukan map.

Barra menilik satu persatu map itu..tidak terlalu banyak untungnya,karena OG yang dibutuhkan hanya 10 orang.

Dilihatnya foto-foto dalam map..mencari kemungkinan ada foto orang yang dia maksud.

Tak dinyana...foto orang yang dimaksud ternyata ada diantara tumpukan map itu.

"Anindya.."gumamnya lirih sehingga tidak sampai terdengar oleh kepala personalia.

"Ok terimakasih ya.."kata Barra menyerahkan kembali tumpukan map tadi sembari mengulas senyum.

"Sama-sama,Dokter,"jawab kepala personalia tersenyum juga.

Kemudian Barra berlalu menuju lift dengan tujuan ruangannya.

Di kediaman Wirawan...

Akmal,Devan dan Papanya sedang berbincang di taman samping rumah mereka sambil berolahraga ringan jogging dan stretching bersama.

"Jadi kapan kamu rencana mulai bergabung ke RS Bhakti Wirawan ?"tanya Devan ke Akmal.

"Tau ah Kak..sebenarnya aku juga masih ingin nyantai di rumah sih.."jawab Akmal.

"Gimana kalau hari ini kamu bareng Papa ?"bujuk Papanya.

"Lagian kamu mau ngapain di rumah ?Seharian cuman nemenin Rafa main sama telfonan mulu.."ledek Devan.

"Di rumah sakit kan kamu juga bisa sekalian pacaran sama kekasihmu si Rika.."sambung Devan.

"Nggak seru ah...masak mau pacaran di rumah sakit...lagian aku udah setiap hari VC-an,dari sejak di luar negeri,"elak Akmal.

Akmal memang sudah punya pujaan hati sejak di bangku SMA..

Rika namanya.

Selama ini mereka menempuh jurusan kuliah yang sama yaitu fakultas kedokteran,bedanya Akmal di luar negeri mengambil jurusan pendidikan doter,Rika di Indonesia mengambil jurusan ilmu keperawatan.

Jadi mereka memutuskan untuk LDR.

Dan Rika juga baru bergabung kerja di RS Bhakti Wirawan,sebagai perawat.

Mereka masih sama-sama lulus menyandang S1,dan Akmal rencananya akan melanjutkan pendidikan Koas (dokter muda) di Indonesia,gak tahu kalau Rika.

"Ya udah..kapanpun kamu siap kamu bisa datang ke rumah sakit..nerapin ilmu yang kamu dapat..sayang lho jauh-jauh belajar ke luar negeri.."kata Papanya lagi.

"Ayo udahan dulu olahraganya...pada mandi gih..lanjut kita sarapan bersama,"seru Nyonya Wirawan menghampiri suami dan anak-anaknya.

"Iya Ma.."kata mereka bertiga hampir bersamaan.Kemudian mereka menuju kamar masing-masing.

Di kamarnya Devan yang selesai mandi dan bersiap turun untuk sarapan sedang berbincang dengan istrinya Tania.

"Kamu kapan jadi pemilik peruhaan Papamu ini ?"celetuk Tania tak ditanggapi Devan.

"Katanya CEO,tapi masih aja gak bisa ambil kaputusan final,harus persetujuan Papa.."sambungnya

."Buktinya...beberapa kali Papaku minta kamu meloloskan tender besar kamu ke perusahaannya,kamu selalu nolak..masak gitu aja gak bisa sih Mas?"cerocosnya pada Devan sambil duduk di meja rias kamarnya.

"Gak segampang itu Tania,aku udah berusaha..perusahaan Papamu masih belum bisa mengungguli perusahaan pemenang tender.."jelas Devan sedikit kesal.

"Kamu harusnya ngerti..seberapa besar usahaku nolong perusahaan Papamu...tak jarang aku ngasih suntikan dana yang jumlahnya tak sedikit...supaya perusahaan Papamu tetap bisa berjalan,tanpa sepengetahuan Papa..ngerti dong..masak gak ngerti.."kata Devan setengah berbisik agar tidak ada yang mendengar.

Padahal bersamaan dengan itu Akmal melewati kamar mereka,jadi bisa mendengar pembicaraan mereka.

'Kasihan Kak Devan..' batin Akmal,lalu buru-buru turun ke bawah.

Di rumah Anindya...

Anin yang selesai mandi,bergegas menuju meja makan,Mbah Rasni sudah menyiapkan sarapannya.

"Mbah..ini gaji Anin bulan ini..Mbah pegang yaa..buat kebutuhan rumah,"kata Anin sambil menyodorkan amplop putih berisi sejumlah uang.

"Alhamdulillah..kamu udah gajian Nduuk..pegang aja..Mbah masih ada uang kok.." kata Mbah.

"Uang Mbah disimpan..pakek uang gajian Anin aja..Anin juga udah ngelamar kerja ke tempat lain kok Mbah..yang kira-kira gajinya lebih banyak,"kata Anin meyakinkan Mbah.

"Oh ya Nduk..kemarin siang ada orang kantor pos datang ngasih amplop juga ke Mbah.."cerita Mbah polos.

Anin menghentikan sarapannya.

"Mana amplopnya Mbah ?"tanya Anin antusias.

"Ini Nduk..Mbah lupa gak cerita kamu semalam,"kata Mbah menyodorkan amplop coklat.

Lalu amplop itu di terima Anin lalu dibuka.

"Syukurlah..Alhamdulillah Mbah lupanya gak kelamaan.."pekiknya terlihat sumringah.

Mbah Rasni tampak bingung.

"Panggilan kerja Mbah.."seru Anin.

"Hari ini,Mbah.."lanjutnya gembira.

Lalu segera menyuap dengan terburu-buru sarapannya.

"Pelan-pelan,Nduk..maksude piye?"tanya Mbah masih bingung.

"Anin harus segera bergegas ke tempat kerja baru Anin,Mbah..hari ini mulai training sampai 1 bulan,kalau lulus training,Anin baru diangkat jadi pegawai tetap di sana,"jelas Anin.

"Dimana ? Jadi apa ?" tanya Mbah agak khawatir.

"Di rumah sakit,nulis-nulis.."jawab Anin asal.

Anin gak mau Mbahnya berkecil hati cucunya kerja bersih-bersih rumah sakit.

Lalu Anin berpamitan berangkat ke RS.

Tiba di RS Bhakti Wirawan..

Anin dan 4 OG baru lainnya mendapat arahan dari kepala divisi GA(General Affair),tentang tugas harian, mingguan dan bulanan seorang Office Girl.

"Kalian disini masih menjalani masa training 1 bulan,kemudian selanjutnya kalau kalian lulus training,baru tandatangan kontrak kerja,sudah paham?"terang Kadiv GA yang bernama Bu Arum.

"Paham,Bu.."jawab 4 OG baru.

"Baiklah..kalau kalian sudah paham..ini seragam kalian dan kalian bisa mulai training kerja hari ini.Silahkan.."kata Bu Arum sambil membagi seragam.

Anin bergegas menuju kamar mandi untuk ganti seragam,dia antusias untuk memulai pekerjaan barunya,di benaknya minimal Bu Arum tidak sejudes bosnya di toko.

'Oh ya..gimana aku harus ngasih tahu Winda kalau aku udah kerja menjadi OG di RS ?Aku kan gak punya handphone..mungkin aku bisa cari Barra untuk minta tolong pinjam handphonennya untuk menghubungi Winda,sekalian bilang terimakasih atas info pekerjaannya..tapi gimana aku mencarinya ?' kata batin Anin berkecamuk.

Saat dia melangkah menuju lokasi pekerjaan hariannya,yaitu membersihkan kaca di bagian ruang pendaftaran..sekilas dia melihat sosok yang dia cari melintas di koridor bersama rekannya yang lain..

Barra....

Tapi dia agak shock melihat baju yang Barra kenakan

.'Barra ternyata tenaga medis..'batinnya melihat dari jauh.

"Dokter..!"suara seorang perempuan yang mungkin perawat..ternyata memanggil Barra.

"Barra ternyata dokter.."gumamnya pelan.

Perasaannya campur aduk..antara malu karena sempat berprasangka buruk pada Barra dan minder karena dia hanya seorang OG.

Dia beringsut tidak jadi menemui Barra..niatnya dia urungkan lalu berbalik badan.

Anindya..tunggu..!"suara seseorang terdengar memanggil namanya.

Dan setelah ditoleh sumber suaranya..ternyata adalah Barra.Anin mendadak panas dingin.

"Kamu sejak kapan kerja disini ?"tanya Barra menghampiri Anin.

"Ee..mulai hari ini..terimakasih yaa...ee..Dokter..atas info pekerjaannya.."kata Anin terbata.

"Maaf sebelumnya saya gak tahu kalau Anda seorang Dokter.."sambungnya pelan merasa tidak enak hati.

"Gak masalah..Oke..semoga kamu betah kerja disini Anin..supaya kita bisa ketemu setiap hari.."kata Barra.

"Aku tinggal dulu yaa..oh ya.kalau butuh bantuanku..aku ada di bagian poli bedah,"sambung Barra yang dibalas hanya anggukan kaku oleh Anin.''Iih..ngeri poli bedah.."gumam Anin lirih sesaat setelah Barra pergi.Kemudian dia mulai melakukan pekerjaan hariannya untuk membersihkan kaca dan mengepek lantai ruang pendaftaran.Hari pertama berkerja dia begitu semangat,berharap pekerjaannya ini lebih nyaman dari pekerjaannya dulu,berharap gajinya lebih besar dan membuat Mbahnya bahagia di masa tuanya.Dalam lamunannya tiba-tiba dia menabrak seseorang dan 'brakk'...Anin hampir roboh tapi tertahan oleh tubuh kekar seseorang."Astaga ! Punya mata gak sih ?"pekik pemilik tubuh kekar itu.Bau parfum tubuh itu tercium Anin,begitu maskulin.

Terpopuler

Comments

Nur Yuliastuti

Nur Yuliastuti

terimakasih up nya 🤗😍😍

2022-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 (2017)Proses penantian kelulusan.
2 Pria misterius yang dikira modus.
3 Barra sang dokter muda.
4 Hantu tampan berjas putih.
5 Tuan Dokter reseh.
6 Hobi 'Terimakasih'.
7 Roby Sang Rival
8 Dokter setengah jadi
9 Memanusiakan manusia.
10 Sang Malaikat Penyelamat.
11 Janji Yang Tertunda.
12 Kecurigaan Rika Pada Anindya.
13 Ada Ketidaktulusan Di Suara Anin.
14 Terkuaknya Rahasia Untuk Si Mbah.
15 Cuma Kira-kira Saja.
16 Coba Tanya Ke Mbah...
17 Sekretaris Medis Baru.
18 Awal Kebencian Buntut Kesepakatan.
19 Suasana Di Kamar Baru.
20 Hanya Status Saja.
21 Operasi Baypass Jantung Mbah Rasni.
22 Menanti Hasil Operasi Mbah Rasni.
23 Amarah Rika.
24 Tugas Pertama Sekretaris Medis.
25 Pertengkaran Akmal dan Anin.
26 Dipaksa Papa Mertua.
27 Kebencian Akmal Yang Semakin Menjadi-jadi.
28 Yang Istimewa Dan Yang Sederhana.
29 Lebih Higienis Mana ?
30 Gak Sadar Atau Lupa ?
31 Begitu Saja Setiap Harinya.
32 Tugas Standart Sekretaris Medis.
33 Menjalin Hubungan Lain.
34 Aku Tak Biasa.
35 Seandainya Bisa Memilih.
36 Desiran Aneh .
37 Akhirnya..Barra..
38 Anin Ragu Makna Rasa Yang Dimiliki Barra.
39 Amarah Tania pada Anindya.
40 Tragedi Kamar Mandi.
41 No Limit Untuk Anindya.
42 Keresahan Devan.
43 Tamu Untuk Menantu.
44 Bukan Bangga Tapi Bahagia.
45 Akmal Emosi Tinggi.
46 Pelampiasan Dendam Pribadi.
47 Barra Laki-Laki Langka.
48 Under Estimated.
49 Amarah Akmal Pada Rika.
50 Gara-Gara Phobia.
51 Merasakan Medan Listrik Unik.
52 Barra Mulai Curiga.
53 Kebingungan Devan.
54 Akmal Kesal.
55 Anindya Diinterogasi.
56 Drama Untuk Anindya.
57 Bukan Siapa-Siapa Dan Sudah Biasa.
58 Pencitraan.
59 Rika dan Akmal Mesra Di Depan Anindya.
60 Sial Bagi Anindya.
61 Akmal Kesal.
62 Anindya Mulai Speak Up.
63 Berjuanglah Anindya.
64 Anindya Menunjukkan Taringnya.
65 Tugas Istri Versi Akmal.
66 Akmal Reseh.
67 Beneran Bisa Menghindari Fitnah ?
68 Kapasitas Anda Sebagai Apa ?
69 Biarkan Seperti Itu.
70 Kesempatan Bagi Tania.
71 Lidah Orang Yang Memendam Dendam.
72 Akmal Yang Dulu Anin Kenal.
73 Setega Itu Ninggalin Aku.
74 Anindya Memilih Menyerah.
75 Akmal Hampa dan Resah.
76 Kesepakatan Berharap Imbalan.
77 Amarah Barra.
78 Akmal Kena Mental.
79 Situasi Rumit Yang Dihadapi Akmal Untuk Kedua Kalinya.
80 Pembalasan Anindya.
81 Razia Yang Kedua.
82 Mubadzir Kata Akmal.
83 Bekerja Dari Rumah Berdua.
84 Kesepakatan Akmal dan Pusy.
85 Gak Masalah Garing...Asal Renyah ?
86 Kemana Hubungan Ini Bermuara ?
87 Nostalgia Anindya.
88 Aein ? Salah Ketik,Ya ?
89 Akmal Butuh Obat.
90 Hati,Tetaplah Di Tempatmu...
91 Mulut Anindya 'Gatal'.
92 Skenario Dokter Barra dan Papa Mertua Anindya.
93 T-O-P-B-G-T.
94 Rafa Jadi Senjata.
95 Obat Penyakit Cemburu
96 Akmal Sudah Jatuh ?!?
97 Tragedi Bubble Gum.
98 Obat Cacing.
99 Rika Menebar Fitnah.
100 Alibi Anindya.
101 Oke Fix...Andalah Pencurinya !!
102 Kabar Bahagia dan Benang Merah.
103 Provokasi dr. Barra.
104 Kucing VS Singa Betina.
105 Roby Beraksi.
106 Rika Gelap Mata.
107 Tameng Anindya.
108 Do'a Anindya.
109 Permintaan Akmal Di Saat Terakhirnya ?
110 Ternyata Sakit dan Berat.
111 Bukan Saat Yang Tepat.
112 Sekarang Mah Beda....
113 Cupp Grakk !
114 Kembali Sekamar.
115 Jama'ah Pertama.
116 Sumbu Pendek Amarah Akmal.
117 Istri Sholehah.
118 Soul Akmal.
119 Agresi Mendadak.
120 Bukan Tak Layak...Tapi Perlu Upgrade.
121 Kamar Pas Yang Panas.
122 Kami Adalah....
123 Tak Ada Yang Salah.
124 Akmal Merajuk ?
125 Mbak Ojek Bukan Abang Ojek.
126 Akmal Lagi Baper.
127 Ngganteng Njobo Njero.
128 Nyawa Divisi Kembali.
129 Jawaban Jujur Atau Bohong ?
130 Bukan Eksploitasi Pegawai.
131 Hukuman Untuk Anindya.
132 Ada Yang Membela Suaminya.
133 Pemandangan Terbatas Sangkaan.
134 Amarah Akmal Tumpah Ruah.
135 Mbah Rasni Pulih.
136 Informasi Tante Monik.
137 Penyesalan Selalu Belakangan.
138 Waktu Bergulir Cepat.
139 Skenario Yang Di Atas.
140 Pertemuan Di Bandara.
141 Sensasi Itu Muncul Kembali.
142 Pertemuan Kembali.
143 Tidak Tanpamu 143
144 TiTan 144
145 TiTan 145.
146 TiTan 146.
147 TiTan 147.
148 TiTan 148.
149 TiTan 149
150 TiTan 150
151 TiTan 151
152 TiTan 152
153 TiTan 153
154 TiTan 154
155 TiTan 155.
156 TiTan 156.
157 TiTan 157
158 TiTan 158
159 TiTan 159
160 TiTan 160
161 TiTan 161
162 TiTan 162.
163 TiTan 163.
164 TiTan 164.
165 TiTan 165.
Episodes

Updated 165 Episodes

1
(2017)Proses penantian kelulusan.
2
Pria misterius yang dikira modus.
3
Barra sang dokter muda.
4
Hantu tampan berjas putih.
5
Tuan Dokter reseh.
6
Hobi 'Terimakasih'.
7
Roby Sang Rival
8
Dokter setengah jadi
9
Memanusiakan manusia.
10
Sang Malaikat Penyelamat.
11
Janji Yang Tertunda.
12
Kecurigaan Rika Pada Anindya.
13
Ada Ketidaktulusan Di Suara Anin.
14
Terkuaknya Rahasia Untuk Si Mbah.
15
Cuma Kira-kira Saja.
16
Coba Tanya Ke Mbah...
17
Sekretaris Medis Baru.
18
Awal Kebencian Buntut Kesepakatan.
19
Suasana Di Kamar Baru.
20
Hanya Status Saja.
21
Operasi Baypass Jantung Mbah Rasni.
22
Menanti Hasil Operasi Mbah Rasni.
23
Amarah Rika.
24
Tugas Pertama Sekretaris Medis.
25
Pertengkaran Akmal dan Anin.
26
Dipaksa Papa Mertua.
27
Kebencian Akmal Yang Semakin Menjadi-jadi.
28
Yang Istimewa Dan Yang Sederhana.
29
Lebih Higienis Mana ?
30
Gak Sadar Atau Lupa ?
31
Begitu Saja Setiap Harinya.
32
Tugas Standart Sekretaris Medis.
33
Menjalin Hubungan Lain.
34
Aku Tak Biasa.
35
Seandainya Bisa Memilih.
36
Desiran Aneh .
37
Akhirnya..Barra..
38
Anin Ragu Makna Rasa Yang Dimiliki Barra.
39
Amarah Tania pada Anindya.
40
Tragedi Kamar Mandi.
41
No Limit Untuk Anindya.
42
Keresahan Devan.
43
Tamu Untuk Menantu.
44
Bukan Bangga Tapi Bahagia.
45
Akmal Emosi Tinggi.
46
Pelampiasan Dendam Pribadi.
47
Barra Laki-Laki Langka.
48
Under Estimated.
49
Amarah Akmal Pada Rika.
50
Gara-Gara Phobia.
51
Merasakan Medan Listrik Unik.
52
Barra Mulai Curiga.
53
Kebingungan Devan.
54
Akmal Kesal.
55
Anindya Diinterogasi.
56
Drama Untuk Anindya.
57
Bukan Siapa-Siapa Dan Sudah Biasa.
58
Pencitraan.
59
Rika dan Akmal Mesra Di Depan Anindya.
60
Sial Bagi Anindya.
61
Akmal Kesal.
62
Anindya Mulai Speak Up.
63
Berjuanglah Anindya.
64
Anindya Menunjukkan Taringnya.
65
Tugas Istri Versi Akmal.
66
Akmal Reseh.
67
Beneran Bisa Menghindari Fitnah ?
68
Kapasitas Anda Sebagai Apa ?
69
Biarkan Seperti Itu.
70
Kesempatan Bagi Tania.
71
Lidah Orang Yang Memendam Dendam.
72
Akmal Yang Dulu Anin Kenal.
73
Setega Itu Ninggalin Aku.
74
Anindya Memilih Menyerah.
75
Akmal Hampa dan Resah.
76
Kesepakatan Berharap Imbalan.
77
Amarah Barra.
78
Akmal Kena Mental.
79
Situasi Rumit Yang Dihadapi Akmal Untuk Kedua Kalinya.
80
Pembalasan Anindya.
81
Razia Yang Kedua.
82
Mubadzir Kata Akmal.
83
Bekerja Dari Rumah Berdua.
84
Kesepakatan Akmal dan Pusy.
85
Gak Masalah Garing...Asal Renyah ?
86
Kemana Hubungan Ini Bermuara ?
87
Nostalgia Anindya.
88
Aein ? Salah Ketik,Ya ?
89
Akmal Butuh Obat.
90
Hati,Tetaplah Di Tempatmu...
91
Mulut Anindya 'Gatal'.
92
Skenario Dokter Barra dan Papa Mertua Anindya.
93
T-O-P-B-G-T.
94
Rafa Jadi Senjata.
95
Obat Penyakit Cemburu
96
Akmal Sudah Jatuh ?!?
97
Tragedi Bubble Gum.
98
Obat Cacing.
99
Rika Menebar Fitnah.
100
Alibi Anindya.
101
Oke Fix...Andalah Pencurinya !!
102
Kabar Bahagia dan Benang Merah.
103
Provokasi dr. Barra.
104
Kucing VS Singa Betina.
105
Roby Beraksi.
106
Rika Gelap Mata.
107
Tameng Anindya.
108
Do'a Anindya.
109
Permintaan Akmal Di Saat Terakhirnya ?
110
Ternyata Sakit dan Berat.
111
Bukan Saat Yang Tepat.
112
Sekarang Mah Beda....
113
Cupp Grakk !
114
Kembali Sekamar.
115
Jama'ah Pertama.
116
Sumbu Pendek Amarah Akmal.
117
Istri Sholehah.
118
Soul Akmal.
119
Agresi Mendadak.
120
Bukan Tak Layak...Tapi Perlu Upgrade.
121
Kamar Pas Yang Panas.
122
Kami Adalah....
123
Tak Ada Yang Salah.
124
Akmal Merajuk ?
125
Mbak Ojek Bukan Abang Ojek.
126
Akmal Lagi Baper.
127
Ngganteng Njobo Njero.
128
Nyawa Divisi Kembali.
129
Jawaban Jujur Atau Bohong ?
130
Bukan Eksploitasi Pegawai.
131
Hukuman Untuk Anindya.
132
Ada Yang Membela Suaminya.
133
Pemandangan Terbatas Sangkaan.
134
Amarah Akmal Tumpah Ruah.
135
Mbah Rasni Pulih.
136
Informasi Tante Monik.
137
Penyesalan Selalu Belakangan.
138
Waktu Bergulir Cepat.
139
Skenario Yang Di Atas.
140
Pertemuan Di Bandara.
141
Sensasi Itu Muncul Kembali.
142
Pertemuan Kembali.
143
Tidak Tanpamu 143
144
TiTan 144
145
TiTan 145.
146
TiTan 146.
147
TiTan 147.
148
TiTan 148.
149
TiTan 149
150
TiTan 150
151
TiTan 151
152
TiTan 152
153
TiTan 153
154
TiTan 154
155
TiTan 155.
156
TiTan 156.
157
TiTan 157
158
TiTan 158
159
TiTan 159
160
TiTan 160
161
TiTan 161
162
TiTan 162.
163
TiTan 163.
164
TiTan 164.
165
TiTan 165.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!