“Selamat pagi Tuan Muda, di ruang makan sudah tersedia sarapan.” James menyapa.
Ranum mengangguk langsung bergegas ke ruang makan. Sesampainya di ruang makan Ranum hanya mengambil protein bar dan segelas susu.
“James siapkan makanan seperti ini lebih banyak dan ajaklah semua orang makan, lalu sekitar 30 menit lagi antarkan makanan ke Alexa, aku rasa dia malu untuk makan sendirian disini, dan tolong ambilkan kunci motor.” Ranum sambil memakan protein barnya.
“Baik Tuan Muda.” James bergegas mengambil kunci motor Ranum.
“Tuan Muda Ranum helikopter sudah disiapkan.” Suara dari earpods terdengar.
“Kurang dari 20 menit aku akan tiba disana.”
“Dimengerti Tuan Muda” Suara dari earpods itu lagi.
James datang memberikan kunci motor Ranum “Motor anda sudah di lobi Tuan Muda.”
Ranum mengangguk dan segera bergegas menuju motornya. Ranum memacu motornya dengan kecepatan 110km/jam, gesit melewati padatnya kota Melbourne pagi itu.
“Tampilkan hasil pencarian permintaanku semalam.”
Layar speedometer motor ranum berubah menjadi peta tiga dimensi.
“Jangan siapkan helikopter, siapkan jet PC-24, Aku akan membawa motorku.” Ranum berbicara ke asistennya via earpods. “Dan perkecil area menjadi bagian utara sampai Queensland saja, kirimkan datanya, nanti akan aku cek di pesawat” Lanjut Ranum.
“Baik Tuan Muda akan segera kami kirimkan”
Ranum mengangguk, lalu mempercepat laju motornya. Setelah sekitar 17 menit memacu motor akhirnya Ranum sampai dibandara, dia masuk area khusus untuk mengakses hanggar miliknya. Ranum bergegas masuk ke jet PC-24 tersebut, motor Ranum dibawa awak pesawat ke bagasi khusus.
“Mad, kita akan ke Willowra terlebih dahulu.” Ranum berbicara ke Muhammad sambil membuka laptopnya. Muhammad adalah salah satu pilot pribadi Ranum, Muhammad memiliki semua lisensi penerbangan, dia di angkat sebagai pilot keluarga Loshad karena prestasinya yang sangat baik, Muhammad adalah salah satu lulusan Purdue University dengan nilai sempurna.
“Siap Ranum.” Muhammad langsung bergegas ke ruang pilot.
Ranum menuang whiskey yang ada di meja, lalu membakar rokok marlboro kesukaannya.
“Tampilkan Willowra di monitor.” Ranum memerintah asistennya lewat earpods. “Perbesar di area Lander River road dan tampilkan versi tiga dimensi.”
Monitor besar menampilkan area Lander River road, lalu dia menggeser – geser map tersebut untuk melihat – lihat lokasi tersebut menggunakan pengendali jarak jauh.
“Pindahkan ke Ngatijirri.” Ranum berkata, lalu dia menekan tombol yang ada di kursinya untuk menghubungi ruang pilot. “Mad, nanti kita mendarat di sekitar tempat pembuangan sampah Willowra.”
“Dimengerti Ranum.” Muhammad menjawa via jaringan pribadi jet tersebut.
Ranum kembali menatap layar laptopnya, dia melihat ulang semua area yang diberikan James padanya. Delapan gudang senjata terbagi di delapan area, dan Ranum hanya memiliki 1 target gudang yang dicarinya, Ranum menduga gudang yang dicarinya berada di bagian utara Australia hingga Queensland karena beberapa analisis yang dilakukan Ranum, karena itu untuk sementara Ranum memperkecil area penelusuran. Ranum terus memperhatikan laptopnya sambil menikmati whiskey dan rokoknya.
Setelah kurang dari 8 jam penerbangan, akhirnya Pilatus PC-24 itu berhasil mendarat di sisi timur tempat pembuangan sampah area Willowra. Pintu bagasi penyimpanan motor terbuka, Ranum langsung memacu motornya dengan cepat. Tidak sampai 2 menit Ranum telah tiba di salah satu gudang senjata milik Master Wu, dia memarkirkan motornya didekat salah satu rumah penduduk, lalu mulai mengintai gudang senjata tersebut. Pintu masuk gudang itu dijaga dua orang yang menggenggam AK-47, gudang itu tidak memiliki jendela, tetapi di sebelah kiri gudang itu ada tangga menuju atap seperti yang Ranum lihat melalui monitor jetnya. Ranum mulai menyelinap agar tidak terlihat para penjaga, Ranum berhasil mendekati tangga tersebut lalu mulai menaikinya. Diatas atap ada 2 buah kubah yang cukup besar terbuat dari kaca, dari kaca itu terlihat bagian dalam gudang, di dalam gudang tidak ada penjaga, hanya terlihat tumpukan peti senjata yang terbuat dari kayu dan beberapa truk pabrikan Scania.
“Mad nyalakan mesin pesawat, dalam 2 menit aku akan tiba.” Ranum memerintah Muhammad via earpodsnya. “Sambungkan ke Heri.” Lanjut Ranum berbicara lewat saluran khusus keluarga Loshad. Heri adalah asisten pribadi Ranum pada saat itu.
“Heri, apa kau sudah merekam semuanya?” Ranum bertanya kepada Heri.
“Sudah semua Tuan Muda.”
“Kirimkan seluruh rekamannya ke laptopku.”
“Baik Tuan Muda.”
Ranum langsung bergegas mengambil motornya, lalu memacu motor itu kembali ke pesawat.
Pesawat mulai lepas landas, Ranum melihat ke layar laptopnya, melihat ulang apa yang sudah direkam melalui kacamatanya.
“Bagaimana Ranum, apa kamu sudah menemukan apa yang kamu cari?” Muhammad bertanya sambil duduk didepan Ranum.
“Belum, tapi aku sedang ingin memastikannya lagi.” Ranum sambil tetap menatap layar laptopnya.
“di Borroloola ada lapangan terbang, aku akan mendaratkan pesawat disana, sekalian aku akan mengisi bahan bakar pesawat ini, bagaimana menurutmu Ranum ?” Muhammad bertanya.
“Berapa jarak dari lapangan terbang menuju lokasi gudang tersebut ?”
“Kurang dari 3 kilometer jika aku tidak salah hitung.”
“Oke, aku akan mulai dari sana.” Ranum sambil meminum whiskeynya.
“Berhentilah minum sebentar, kamu sedang dalam tugas.” Muhammad tertawa.
“Hanya ini yang dapat membuatku fokus Mad.” Ranum ikut tertawa.
Mereka berbincang – bincang ringan sambil sesekali tertawa bersama.
Setelah dua jam penerbangan akhirnya mereka sampai di lapangan terbang Borroloola, Ranum melihat pergelangan tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 15.04 waktu setempat, Ranum segera menggunakan helmnya lalu dengan cepat memacu motornya keluar dari lapangan terbang tersebut.
“Sambungkan aku ke Luke James.” Lalu terdengar nada sambung melalu earpods Ranum.
“Selamat sore Tuan Muda, ada yang bisa saya bantu ?” James menjawab.
“Bagaimana Alexa ?” Ranum bertanya.
“Seharian ini Alexa hanya dikamarmu Tuan Muda.”
“Inisiatif James, ajaklah dia berkuda atau berkeliling sebentar.” Ranum ketus. “Pukul berapa saat ini di Melbourne ?” Ranum lanjut bertanya.
“Maafkan saya Tuan Muda, sekarang pukul 16.35 Tuan Muda.”
“Jangan lupa antarkan makan malam Alexa dan ingat James, ajaklah Alexa keluar dari kamar.”
“Siap laksanakan Tuan Muda.”
Ranum mengangguk lalu menutup salurannya.
Kurang dari 5 menit ducati panigale itu tiba di area gudang senjata tersebut, Gudang itu lebih besar dari gudang Willowra, tapi gudang ini memiliki jendela yang cukup besar di sisi – sisinya. Ranum membuka tas yang dia bawa, lalu mengeluarkan sebuah drone pengintai. Drone itu mulai diterbangkan, dari remot kontrol drone tersebut keluar gambar yang ditangkap drone. Dari layar itu terlihat gudang ini dijaga lebih dari 10 orang. Para penjaga itu di persenjatai dengan AO-35 dan AO-38, di area ini berdiri 3 gudang milik Master Wu, drone mulai menangkap gambar di gudang pertama, isi gudang tersebut barisan peti kemas dan tidak ada barang lainnya, tidak terdapat kendaraan apapun atau peti kayu. Drone itu mulai pindah ke gudang selanjutnya, dari jendela gudang kedua berisi tumpukan peti kayu yang mungkin berisikan senjata lainnya dan tidak ada barang lainnya selain peti kayu itu. Ranum mulai memindahkan drone tersebut menuju gudang ketiga, saat drone terbang menuju gudang terakhir itu, tiba – tiba salah satu penjaga melihat drone tersebut dan melumpuhkan drone milik Ranum, Ranum terkejut, segera Ranum menekan tombol self-destruct, drone itu meledak dan menjadikannya berkeping- keping. Ranum gagal mengintai gudang terakhir dengan drone miliknya. Para penjaga mulai siaga dan memeriksa gudang gudang tersebut, para penjaga mulai menyebar, situasi semakin sulit untuk Ranum. Ranum harus mengintai secara langsung, tapi keamanan diperketat,sekarang setiap gudang dijaga oleh 3 orang disetiap sisinya.
Karena merasa tidak ada jalan lain, Ranum memutuskan untuk kembali, dia langsung memacu motornya dengan cepat. Tepat 3 menit Ranum sudah sampai di lapangan terbang Borroloola.
“Kita langsung ke Corfield.”
“Sepertinya Kamu sedikit tergesa – gesa Ranum.” Muhammad sedikit bingung.
“Droneku ketahuan, segera terbangkan pesawat ini.”
“Dimengerti Tuan Muda.” Muhammad bergegas menuju kokpit.
Penerbangan dari Borroloola menuju Corfield membutuhkan waktu sekitar 4 Jam. Waktu itu Ranum gunakan untuk istirahat dan berpikir sambil menatap jendela pesawat. Tiba – tiba terlintas Alexa di benak Ranum, dia langsung memakai earpodsnya.
“Hubungkan telepon pesawat ke ponsel Alexa dan enkripsikan jaringannya.” Ranum memerintah asistennya lewat jaringan pribadi keluarga Loshad.
“Hello, ini siapa ya?” suara di ujung telfon terdengar.
“Hi Alexa.” Ranum menjawab
“Hi Ranum, kemana saja kamu?” Alexa menjawa dengan semangat. “Saat aku terbangun pagi ini, kamu sudah tidak ada.” Lanjut Alexa.
“Maafkan aku Alexa, ada beberapa hal yang harus aku urus.” Ranum tersenyum “James bilang kamu tidak keluar kamar seharian ini, apa kamu tidak bosan?” Ranum lanjut bertanya.
“Aku lebih suka dikamarmu Ranum, oh iya, seharian ini aku menonton youtube, sekarang aku tahu cara memasak nasi goreng terasi.” Alexa menjelaskan dengan heboh.
Ranum tertawa. “Terasi?”
“Iya, Kamu tidak suka ya?” Alexa bertanya dengan nada lirih.
“Aku menyukainya, tapi bagaimana kamu bisa tahu terasi?” Ranum masih tertawa.
“Itu keluar di kolom pencarian youtube ketika aku ketik nasi goreng, dan nasi goreng terasi saran teratas di kotak pencarian itu.” Suara Alexa masi terdengar lirih.
“Saat aku kembali nanti, buatkan aku nasi goreng terasi itu.” Pinta Ranum sambil tersenyum.
“Okay aku akan membuatkannya untukmu, tapi janji harus kamu habiskan.” Suara Alexa kembali terdengar ceria. “Oh iya, kamu dimana Ranum?” lanjut Alexa.
“Aku janji akan menghabiskan nasi goreng buatanmu.” Ranum tersenyum. “Aku sedang diperjalanan menuju Corfield.” Lanjut Ranum
“Oh kamu ingin ke gudang milik Master Wu?” Alexa bertanya dengan santai.
“Bagaimana kamu bisa tahu?” Ranum bertanya penasaran. “coba buka laptopku, aku akan mengirimkan sesuatu.” Lanjut Ranum.
“Aku tahu semua letak gudang milik Master Wu, karena aku pernah di tempatkan di bagian administrasi.” Alexa menjawab sambil membuka laptop milik Ranum. “Laptopmu sudah nyala.”
“Aku sudah mengirimkan gambarnya, apa kamu pernah melihat peti kemas seperti itu?”
“Sekitar 2 bulan yang lalu truk peti kemas ini pernah dibawa ke Kilcoy, tapi aku tidak tahu apa truk itu masih ada disana.” Alexa menjawab.
“Terima kasih banyak Alexa, kamu sangat membantu, aku akan mentraktirmu di bar Irlandia itu setelah aku tiba di Melbourne.” Ranum berkata dengan semangat. ”Maaf aku harus menutup telepon ini, jika ada waktu aku akan menghubungimu lagi.”
“Oke, hati – hati Ranum.”
Ranum mengangguk lalu menutup teleponnya, segera Ranum menekan tombol dikursinya untuk menghubungi ruang pilot.
“Ubah destinasi menjadi Kilcoy, batalkan Corfield.” Perintah Ranum.
“Aye aye, Tuan Muda.” Muhammad menjawab dari ruang pilot.
Ranum semakin bersemangat, dia tidak pusing lagi memikirkan satu gudang di Borroloola yang gagal dicapainya. Tapi dia kembali berpikir, dari data yang dikirimkan James tidak ada satupun yang menjelaskan bahwa Master Wu memiliki gudang senjata di Kilcoy. Dia segera mengenakan earpodsnya.
“Tampilkan semua data kepemilikian properti di Kilcoy milik Master Wu.” Ranum memerintah asistennya di markas pusat via earpods.
Monitor menampilkan peta Kilcoy dan menandai beberapa properti milik Master Wu. Setelah melihat monitor, Ranum kembali menuang whiskey dan menyalakan rokoknya.
Setelah menempuh penerbangan selama 7 jam, akhirnya pilatus PC-24 itu mendarat di lapangan terbang Kilcoy. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.46 waktu setempat, Ranum menaruh jarinya di pendeteksi sidik jari di bawah mejanya, setelah akses diterima, bagian atas meja itu bergeser, didalam mejanya tersedia berbagai macam senjata, Ranum mengambil dua pistol desert eagle dan empat magasin cadangan, tidak perlu menunggu lama, Ranum memacu motornya dengan cepat keluar dari lapangan terbang Kilcoy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
fiendry🇵🇸
bacanya ni harus pelan pelan biar ngerti 😁😁😁
2022-02-08
1
Cut Nyak Dien
waduh kenpa terasi lebih terkenl ya. wkwkwk
2022-01-30
0